ANAKKU TIDAK SEPERTI ANAKKU
yang i
di udara, aku menoleh dan menatap Ru
ringan sisa perjalanannya tadi ke depanku, sepertinya dia mengerti arti tatap
nyak bange
a tadi aku pun tidak tahu. Kebiasaannya yang suka bertandang ke rumah
ukai buah tersebut. Tapi dia tak memberikan izin kepadaku untuk mengambilnya barang satu buah saja. Aku terpaksa menelan air liur sambil menatap buah mangga yang jumlahnya sekitar delapan atau tujuh b
ta deh sama Abang," ucap menantuku
tidak dituruti," ucap Rudi memberi perintah. Elsa mengangguk lalu duduk di samping Rudi,
ti memanas-manasi, Rudi tersenyum sambil men
g ambilkan p
ringan sekali mulutnya menyuru
i, dia kan lagi hamil cucu pertama Ibu," ucap Rudi membantu Elsa, aku memi
erintah
g perih menjauh dari kedua anak dan menantuku yang tahu diri. Beberapa menit kemudian, aku kembali ke ruang non
Daripada harus mencium aroma mangga, aku memutu
ingnya koq nggak
luar dari mulut Elsa, ku lanjutkan langkah menuju kamar, lalu
ambil menatap cermin yang ada di samping tempat tidur, aku memaki diriku sendiri. Entah kenapa dulu aku memberikan izin kepada anak sulung ku untuk
Mas Kerta, suamiku, meninggal dunia karena kecelakaan bus saat dalam perjalanan pulang dari rumah Ibunya, mertuaku. Sejak sa
, tiga jam dari kota Padang, tempat tinggal ku. Rudi segera membawa Elsa pindah ke Bukit Tinggi, mereka bahkan sudah memiliki rumah sendiri di sana. Tapi, karena saat ini Elsa sedang hamil besar dan orang tuanya berada jauh di Lampung, Rudi meminta Elsa untuk tinggal bersamaku menjelang lahiran. Per
ata. Sejak dia berada di sini sampai hari ini, tak ada satu pekerjaan rumah pun yang dia lakukan. Kehamilannya selalu menjadi alasan untuk tidak melakukan apapun di rumah ini, dan Rudi menyetujui sika
masakkan makanan yang mahal. Kalau aku protes, dia akan langsung menangis dan mengadu pada suaminya, lalu anakku itu akan meneleponku dan marah-marah. Sakit.. Hatiku sakit se
a yang memiliki hobi menjahit. Jadi, untuk kebutuhan rumah tangga Alhamdulillah aku tak merasa kewalahan kalau hanya untuk
an kepada Rudi dulu setelah dia menikah dengan Elsa. Jadi, rumah Rudi yang ada di Bukit Tinggi adalah hadiah dariku untuk Rudi dan istrinya. Bukan rumah yang besar, tapi layak dan juga berada di tengah kota. Uang pembelian rumah itu dulu juga aku sisihkan dari uang belanja yang selalu Rudi berikan setiap bulan kepadaku. Tapi sejak menikah, jangankan uang belanja bulanan, mangga satu buah saja pun
mana? Ak
televisi dengan kedua tangan bersedekap di depan dada. Rudi sudah kembali ke Bukit T
aranya yang melengking. Aku sempat melonj
iak? Ini bukan hutan!" sahutku pelan dan dit
egini!" bentaknya lagi, aku menghela naf
daging dan berbagai jenis sayuran. Kamu tinggal mengolahn
asak? Ibu kan tahu aku ngga
k si Sari masih buka, Rudi kan ninggalin uang ke kamu. Masak iy
Nasi uduk nggak ada rasa! Emak ka
ya untuk mengambil mukena, untuk melaksanakan shalat jenazah Ibu Broto, Ibu ketua RT yang tadi subuh meninggal dunia. Saat aku mau ke rumah duka tadi, aku sudah berkali-k
di telepon sambil menangis pilu. Langkahku langsung terhenti, lalu bergerak melangkah pelan mendekati pintu kamarnya. Suaranya yang c
ena jarak rumahku dari mesjid hanya beberapa meter saja. Aku langsung bergerak menja
u, Bu! Cucu pertama Ibu! Tidak bisakah Ibu mengerti da
igunakan istrinya tadi saat sedang berbicara denganku. Sakit... Lagi-lagi aku merasakan sakit yang teramat sangat di dalam hati.
awa dia ke Bukit Tinggi. Tak tenang juga hatiku lama-lama mende
rimu secepatnya, aku tidak akan