The School Devil
di koridor yang menghubungkan kelas-kelas di dalam gedung. Di lorong itulah ia d
nya Mayang pada pemuda berwajah oriental y
n seraya mengelus tengkukny
dibanding dengan Raka, namun Mayang
s Mayang nemenin
yang bertaut.
ka melangkah mundur menghindarinya. Tampang malu-malu Christi
lem. Sebutin aja, deh, h
a ...." Perempuan itu menggeram kesal. Ia mengutuk dalam
ingga ke sudut lorong di dekat pintu toilet. "Ngapain susah-su
l
n Christian. Dadanya bergemuruh menahan ama
an hal lebih. Kini tangannya bergerak cepat meraih dada Mayang hingga dua as
l
u
u
ristian. Tidak hanya tamparan, perempuan itu juga menghadiahi Chri
eringis memegangi sud
gan perasaan kacau balau, lalu berl
ikian rupa oleh muridnya sendiri. Untung saja, koridor menuju ke r
*
tian yang memar akibat pukulan dari Mayang. Se
emegangi perutnya yang hampir saja kr
il mengelus-elus bibirnya. "Bren
l memeriksa wajah sahabatnya itu. Bukannya kasihan, p
s Christian. "Gue nawarin d
embulatkan kedua mata
-susah jadi guru mendingan ngang
s, te
ah ... lo liat sendiri, nih, hasilnya
wa keduanya meledak membuat Christian mendecak kesal. "Lo
m pala lo!" be
knya. Menghisapnya dalam-dalam dan menghembuskannya ke wa
epin dia," balas si
bilang ke lo. Minta nyokap lo
gak asik banget ma
anya lo lam
. "Jarang-jarang gue dapet
. Siapa, sih, yang berani ama lo d
ran." Raka menghisa
ayang dijemput oleh seorang laki-laki dengan penampilan rapi. Raka memperhatikan raut wajah manis yang sedang ter
*
enapa,
duduk di kursi penumpang di sampingnya. I
arnya tahu kalau Altaf menyadari dirinya sedang dalam s
urung b
maksakan senyumnya. Murid yang sudah keterlaluan melecehkan gurunya sendiri. Mirisnya,
ur,
ang mengan
mang berencana pergi nonton malam minggu. Tapi, sepertinya pemuda itu sudah tidak
stian yang telah menggerayangi da danya, membuatnya ingin mengamuk. Beruntung ia sempat menghadi
na Altaf menyerahkan pilihan pada Mayang, perempuan itu menunjuk asal film berjudul Encanto. Dari covernya yang sangat colorful sepertinya bisa sedikit
h oleh Mayang cukup girly. Ia terlihat menikmati alur filmnya. Ata
, wajah, dan karakter, mumpuni untuk dijadikan kekasih. Namun, entah kenapa hatinya belum juga merasakan getaran aneh saat be
dalam plaza. Obrolan hangat mengalir di sela-sela kunyahan sushi dan juga mi udon yang mereka pesan. Dari membicarakan tentang f
ma Yohana anak jurusan ilmu sosial. Si gadis bergelayut manja di lengannya. Mereka tampak akrab. Mayang merasa sedikit aneh karena
dengan sedikit seringai di bibir. Si ibu guru buru-buru memaling
renyitkan keningnya. "Ada yang kamu kenal?" Pemu
ang menyunggingka
*