The School Devil
n gurunya itu sudah berada di mejanya. "Wah, rambut baru, nih," selorohnya melih
Mega tertawa sambil
u pada kardus kecil yang masih diisolasi. "Siapa yang naruh kardus di sini?" tanya
dari aku datang udah a
terlihat seperti bungkusan paket. Tapi, ia penasaran dengan isinya.
dorong kardus jauh-jauh darinya.
pun terpekik. Di dalam kardus, ada beberapa tikus mati yang sudah mulai membus
di dinding, untuk memanggil petugas kebersihan sekolah. "Pak, bisa
et kaya gini," keluhnya. Namun pertanyaannya itu segera mendapat jawaban. Pikirannya l
ga sambil menaut
ejadian kemarin siang di toilet pria saat ia menolong seor
h pasti Raka ngincer Miss Mayang. Selama ini nggak ada seorang pun guru yang bera
apasnya berat. Ia memperhatikan seorang lelaki paruh baya berseragam oranye yang baru saja masuk
aki itu mengang
na menghilangkan bau busuk yang masih sedikit tertinggal. "Iya, nger
ng lain. Semua orang tunduk padanya. Itu akan semakin membuatnya di atas angin. Harus ada seseorang yang berani memberi tahu
*
ukul mejanya gemas. "Jadi penasaran gue pengen liat m
etugas kebersihan sekolah sebesar dua ratus ribu untuk meletakkan k
orang gadis membuat ketiga p
brand ternama. Bahkan seragam kemeja putih dan rok kotak-kotak warna biru setinggi lututnya terbua
gkat telpon aku," gerutu Yohana sambil bergel
inggir!" Raka menepis
." Bibir Yohana mengerucut. Gadi
k kursi-kursi kosong dan terkapar. Semua yang ada di ruangan kelas menatap ke arah sumber kerib
Raka mengalihkan pandangannya ke arah perempuan berpakaian setelan a l
tanya Mayang sambil me
menatap sinis pada perempuan itu. Gadis itu tidak suka dik
u saja masuk kelas, dan langsung disuguhi
. Ingat, kamu lahir dari rahim seorang perempuan
dengan kasar mengumpat dirinya. Sejujurnya hati Mayang begitu sakit mendengar makian Raka. Seumur h
an sikapmu yang seperti ini tidak menjadikanmu terlihat hebat sama sekali, Raka." Mayang mengulas senyum tipis. Bravo-kalimat sindiran lebih menampar dari pada tamparan
kikikan Abi dan Christian terd
ang ini," celetuk Chri
!" Abi menoyor
g pingin nyobain ce
t ucapan pemuda bertampang oriental itu sambil
hardiknya pada Abi dan Christian. Kedua sa
ius meskipun tidak ada seorang murid pun yang memperhatikan. Dalam hati Raka, sepertinya teror bangkai tikus tidak
ni ama gue," ujar Raka sa
p lu pecat dia aja," kata Abi
aran sampai di mana di
enasaran lama-lama n
"Najis!" ucapnya. Kedua sahabatnya ter
i perempuan itu, batin Raka. Ia menarik sudut bibirnya. Ah-ia merasa mendapat kegiatan baru yang akan sangat
*