icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pengabdian dan Cinta

Bab 3 Kesehatan Bara

Jumlah Kata:1019    |    Dirilis Pada: 20/01/2022

at Me

sampean?" tanyaku s

llah, mula

itu menyapa, aku urung meninggalkan bangsal rawat inap ini,

dalam? Area kepala? Bahu? A

aik-baik saja, Ar ... maaf. Bu Dokter." Bara tersenyum, pandanganny

, setidaknya tak butuh waktu lama untuk Bara segera pulih. "Oh ya

a ceroboh karena tid

kin karena gaya bicara Bara yang singkat dan tenang membuatku mendadak kehabisan kos

api mayoritas adalah kaum perempuan, bayi, balita juga remaja di ba

a orang baik, dan menjadikannya teman. Selebihnya, untuk dokte

n sore. Suster bernama Nia itu menyapa Bara sebelum meleta

lahnya Suster Nia melakukan pengecekan te

, Sus?" tanya Bara. Membua

lang? Aku meyakini keadaannya belum stabil, mengingat lukanya termasuk luka sedang

ang butuh terapi supaya kembali seperti semula. Kalau Pak Bara mau tanya kepastian kapan pulang, nant

ima kasi

dering ponsel Bara terdengar, lelaki itu hanya menilik lalu memi

di mana Bara benar-benar tampak gelisah dan

ra. Saya harus bertugas," pa

elnya beralih pada dokter itu. Ia mengangguk

embuh. Assal

Waalaik

lantai bawah. Sesampai poli, kudapati sudah ada beberapa pasie

unya tengah menyiapkan dan menata alat-a

bangkit dari duduk d

ku. Lelaki

di, Dok," ucap Yuna asisten do

Gizi?" tanyanya sembari duduk, merapikan m

itu tertawa kecil. "Ini." Sesuatu Azlan let

buah kotak berukuran kurang lebih 10×9

en

an merk ternama, yang harganya jangan ditanya berapa, pun unt

Just f

am

napa. Untuk hari ini hanya

t terpecah saat Hanggini berpamit mengecek d

as, pasienku menunggu." Dokter wa

. "Aku berharap segera tiba waktunya memberi hadiah yang bagi

bukan waktunya baha

ng, Ibuku dari Jerman. Mungkin itu salah satu

eorang perempuan yang berhasil mendirikan pesantren dengan jerih payahnya

pelupuk hampir luruh. Dada dokter itu mendadak serasa menyempit hin

tahun bagi Ibu benar-benar melihat impiannya terwujud, mendirikan bangunan yang awalnya hanya musala tempat anak-anak mengaji berubah menj

dan putri, tapi setidaknya tempat itu alasan Ibu tetap bisa tersenyum sampai hari ini. G

Aku lekas menyeka buliran air mata di

lan ," sahut Binta

Bin. Membagi alasan apa yang

kasih,

sebelum meninggalkan ruangan ini. Bintang menatap pu

wanita normal, yang juga bisa merasai suka pada seseorang, tapi kenapa semuanya tertahan s

tersenyum dan ada kesedihan me

a tentang sang bos mafia, Bara tertembak dan Ingin segera bertugas kembali

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka