icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pengabdian dan Cinta

Bab 5 Pacar Sewaan

Jumlah Kata:1479    |    Dirilis Pada: 20/01/2022

at Me

ab jujur." Mama Ardj menatap lekat ke retina mata Rhei

a terlihat tenang, meski kering

apa,

an, pacarnya Ard

k ada Mamanya Ardi , tawa Hasna mungkin sudah tersembur keluar. Ya,

ti itu, Tante?" Rheinata malah tergelitik ingin tahu. Sepe

A, bahkan yang terakhir itu, waria. Yang bikin Tante senewen,

anya keluar. Dia membayangkan bagaimana pria yang terlihat cerd

banget, perut Rhe

sebagai calon istrinya itu. Rheinata terlihat begitu natural. Pakaiannya sopan meski terlihat jauh dari

sempat kepikiran ka

dengan pernyataan Mama Ardi terseb

nggak pernah lihat dia bawa perempuan. Asistennya laki-laki, pegawainya laki-laki, bahkan semua pekerja di

emang Ardi menerapkan peraturan seperti itu untuk men

sudn

lau ada karyawan laki-laki sama perempuan rawan cinta-cintaan. Nah, kalau misalnya mereka berantem? Trus diganggu sama kinerja mereka, yang

ggil Mama, ya? Mama sangat berharap kamu dan Ardi bisa segera menikah." Sorot mata mama Ard

sangat tulus. Sebuah doa yang keluar dari mulut seorang ibu. Sayan

sang di pintu. Dahinya berkerut, bukannya kesal, wajah mamanya malah terlihat sangat bahagia.

at bahagia, tetapi sorot matanya tampak kosong. Rheinata , wanita itu memang memiliki aura positif. Dia saja yang jarang tersenyum, malah dibuat terbahak oleh sikap

Kenan berjengit saat sebuah

gkus setelah melihat Salsa pelakunya. "Da

Mama. Mereka bilang, sebaiknya pernikahan diundur s

nyum tipis. "Maafin Kakak, ya. Gegara Kakak, Mam

tu. Salsa juga nggak mau nikah kalau

lirik tangan S

er, Kak, jadi sekalian beli makanan." Gadis itu celingukkan mengi

gkan Salsa. Pasti drama ini terbongkar kalau

Salsa menyipitkan matanya, menata

a-apa sama, Mama. Rhei

ng jadi paca

cepat. "Kamu ini, kenapa

ya, Kakak bohon

bir mengerucut, mata menyipit, dan ekspresinya it

mu jangan bi

inata , entah apa yang keduanya bicarakan, tetap senyum tak luntur dari wajah mamanya. "Tap

akan terus mencarinya dengan banyak pertanyaan, saking keponya

in apa tadi?"

perutnya kejang. Bukannya menolong mencari alasan kalau mamanya nanti bertanya di mana Rheinata , gadis itu malah menyarankan untuk

sa bedain mana wanita beneran, mana yang abal-abal,

sindiran Rheinata . Keja

at banget, mana sempat periksa 'aks

bisa ditebak. Pertama kali bertemu dia terlihat sangat datar dan mem

aja?" tanya Ardi, mata pria

nya Mama, Ibu, siapa tau nanti ada yang nga

ita itu bukan tipenya sama sekali. Hasna terlalu 'nyablak'. Sementara dia lebih suka wanit

hentikan mobilnya di depan sebuah mini market,

Ardi melihat ke

i." Rheinata hendak turun dari mobil,

di benak Kenan. Jika dalam hitungan jam saja, kedatangan Rheinata bisa

berkerut. "Kes

aku akan kasih kamu kompensas

marah Rheinata tersulut. Refleks dia

malah ngelunjak. Aku nggak butuh duit kamu, duit sudah banyak. Dasar nggak ada akhl

ari sambitan Hasna. "Aku nggak mau k

malah berdoa kita nggak ketemu lagi. Aku ketemu

i, bukan Kenan nama pria itu, jika tak bisa mendapatkan keingin

kalau aku bilang ke Mama kita udah putus, bar

a? Emang nggak mampu cari pacar sendiri?" Rheinata mulai meradang. Pria di depanny

menebak apa yang hendak dikatakan Rheinata , pasti berit

ketus. Dia bermaksud meninggalkan Kenan masuk ke dalam mini market, tetapi matan

kaku. Tangan wanita itu berkeringat dingin saat Indah

aja." Rahayu menatap keduanya berga

kalau wanita di hadapannya adalah Ibu Rheinata . Sadar angin baik men

Tante, saya pa

ata ingin jadi

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka