icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bias: Dari Uncle, Jadi Daddy

Bab 2 Seperti Malam Itu

Jumlah Kata:2191    |    Dirilis Pada: 25/01/2022

terkena seberkas cahaya agar aku tak bisa tertangkap bayanganmu, bahkan tak bisa melihat bayanganku s

Atmadya - Bias: Dar

sa merasakan sentuhannya di permukaan kulitku. Panas, itulah yang kurasakan waktu itu dan sialnya masih bisa kuingat sampai detik in

atas kesadaranku semuanya seakan sia-sia. Bahkan matahari senja yang terakhir kulihat sedang mengintip dari balik tirai nyatanya tak bisa menyinari seisi kamar, tak juga wajahnya yang sekarang mulai sema

g masuk setengah hari aja biar kamu bisa ke dokter, malah kamu gak mau dengerin, ish!" cerocos Ayana pani

selama hampir lima tahun ini. Dia memang orang yang perhatian meskipu

berhenti mengomel dan mengkhawatirkanku berlebihan. Maklumlah ya, sesama anak rantau pasti rasa senasib sepenanggungannya terasa banget. Apalagi kami saat ini sedang berada jauh di negeri

amu bandel banget emang kalau dibilangin, Alexandria Serenata Atmadya! Ini kamu ya

ubuhku untuk mengingatkan kalau jam makan siang kami sudah lewat dari tadi. Siapa sih yang tidak merasa sungkan jika Ayana bersikap seperti ini? Lebih tepatnya aku paling tidak suka jik

nya kesal, "Udah, biar Raina aj

." Raina ternyata dari tadi a

ina. Dia adalah salah satu senior editor di sini. Raina menanggapiku dengan anggukan sambil terus me

lau udah disuntik vitamin aku balik lagi ke

epanku melotot dengan ekspresi tak percaya. S

ya, Lex!" ancam Ayana yang kutanggapi dengan senyuman dan wajah polos. Maksudnya

ah hari aja kalau gitu, Bu," kataku setengah

dang sakit keras saja, tapi dia rupanya lebih takut dengan ancaman Ayana ketimbang aku. Jelas saja Raina yang saat ini masih menjad

aycare putriku. Rencananya aku akan langsung menjemput Fillea

serba pink dengan rok model tutu saat melihatku masu

h di sana aku segera menggendong put

seperti biasa, aku tak ingin melewatkan

mandangiku, ia tersenyum sebenta

bahasa, oke? Kalau di daycare boleh speak in english

emeluk leherku, "Loh, Mommy atit?" tanyanya

ut itu saat melihatku sakit, apalagi jika aku sampai tak kuat turun dari tempat tidur. Karena dia

jika harus berlari lagi. Aku ingin hidup tenang dengan putri cantikku. Meskipun itu artinya aku harus sembunyi sampai ia dewasa dan membutuhkan kehadiran seorang wali untuk mengesahkan pernikahannya kelak,

ggu siapa pun. Apalagi kalau itu berurusan dengan pekerjaan yang bisa kuselesaikan saat jam kerja besok, tentu saja kecuali jika masalahnya genting. Sebenarnya bukan hanya ibu, tapi aku harus berperan sebagai seorang ayah untukn

ngan segelas jus buah segar kesukaannya. Aku tak tahu ini meniru siapa, tapi dia lebih suka jus buah segar daripada susu setelah mencoba rasanya

sanya telurrr," kataku mengajari h

kata tertentu yang memiliki huruf menantang untuk diucapkan dengan sebutan yang sama meski

ari arah ruang tengah. Ia juga ikut menggoda Fil

ang menyebut dirinya Papi itu seketika panik saat

Biar saja dia kebingungan menenangkan Fillea agar tidak menangis. Salah sendiri

ini gimana udah hamp

seketika itu juga Fillea berteriak kencang meluapkan rasa kesalnya disert

. Emang sukanya jahil aja sih," tegurku pada pria yang sekarang pas

buat mamam, berdoa, belajar. Kalau buat mukul nanti sakit semua, Nak. Tangan Lea jadi sakit, yang kena pukul apalagi," ujarku memberi pengertian. Fillea terisak ke

-gara menghirup aroma telur buatannya Mommy," ucap pria berbadan teg

k meminta maaf dengan cara mencium pipi Juan malah kembali menang

ngucapin kata yang pakai b

Papiiii," kata si papi memelas, membuat Fillea mulai t

gapi pelototan dari Juan. Aku tersenyum jahil, jelas saja karena kami me

enarnya Ayana satu-satunya yang tak tahu tentang keberadaan Fillea selama ini. Kalau soal Phoebe, justru dialah yang mengajakku masuk ke perusahaannya. Ia semakin percaya setelah meliha

a tiba-tiba tak enak badan atau butuh sesuatu ketika hari sudah terlalu malam semenjak tiga tahun lalu. Ah, hari-hari itu sungguh penuh perjuangan dan air mata.

di kebiasaan saat kami menunggu Fillea menyelesaikan acara makannya maka kami akan s

ng bakal lembur bukan cuma aku, tapi kamu juga," j

nggu depan kan aku mau ngajuin cuti bulan dep

mendekat ke arah tangan kanan Fillea untuk menerima potongan sayur cincang yang ditemukan Fillea di dalam kentang tumbuknya. Anakku memang jeli, padahal aku sudah mencincang wortelnya se

teriakan dan celotehan mereka. Aku pura-pura tak melihat ke arah Fillea, karena setiap kali aku memandangnya sedang mengeluarkan mode pemilih makanan maka d

b untuk mendidik Fillea ada padaku sampai ia bisa membuat keputusan saat dewasa kelak. Tentu saja aku harus memberikan po

nali Fillea? Melihat kemiripan wajah Fillea dengan seseorang yang memiliki darah yang sama dengannya? Apalagi kalau s

llea saat Juan membantunya men

ia menatap tajam ke arahku. Aku memberi kode dengan tanganku, "Udah, dilarang jadi rapper. Besok jug

an depan kita bisa jalan-jalan naik pesawat. Okay?" bujuk Juan sambil menatap mata Fillea dengan satu tangan menirukan gerakan pesawat lepas landas. Putri kecilku mengangguk antusi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka