Ketika Mertua Ikut Campur
ngatur sarapan kami harus tepat pada waktunya. Padahal jadwalku di rumah dulu sebelum menikah, sarapan jika sudah terasa lapar. Tid
harus mencontohkan. Harus bangun pagi juga.
tersenyum mendengar perintah yang tertitah
kena tegur juga
i, Bu. Masih sangat ngantuk. Ibu tau sendiri 'kan? Toko tutup jam Semb
beliau akan mengatakan apa kepada anaknya sendiri. Semoga saja
ra seperti itu. Sekarang giliran kamu, Fan. Ibu hanya ingin
upus sudah harapan kami untuk berleha-leha sekejap saja. Harus menurut perintah ibu bos terhormat. Kembali mata mas Lutfan melihat ke
, Bu. Ibu nggak usah mengetuk pintu ka
ang mulia ibu mertua tidak
bu masih mengatur hidup mereka. Kita orang tua, harus menghormati mereka. Meski mereka a
g mertua yang memahami mantunya, beda jauh dengan istrin
fan bisa menjadi imam yang baik untuk Salwa. Wajar dong, dia harus mencontohkan hal apa pun. M
sah diatur dalam segala hal. Mereka pa
apak hanya mencari uang. Lutfan selalu bersama Ibu, dia itu anak
k jauh berbeda dengan mas Lutfan. Sifat bur
, I
i istrinya. Hanya bisa berdecak dengan sikap
h yang baik untuk Salwa, Bu." Mas
meja makan. Tugasku selanjutnya adalah
kan? Ibu selalu memperhatikan bekas piringmu
entari sama ibu. Aku nggak suka makan bawang
sama cabe, Bu. Wajarlah kalau piringnya selalu ada si
h makanan ya, Wa? Bawang sama cabe enak lho kalau
uaku segala? Jangan salahkan mereka, aku memang orangnya pilih-pilih makanan sejak aku
memanggil beliau, bermak
hari ini saja Ibu ingin berbicara dan menegurnya. Ibu mau dia membersihkan
ibu justru berbicara
n dimakan semuany
manis menurutnya. Namun bagiku,senyuman i
ruh di piringku saja, Dek. Kasihan
benar lho? Untuk kebaikan Salwa juga 'kan? Besok kalau punya anak jad
akan semudah itu meneri