MOLLY, She Will Be Love
kampusnya yang memakai jaket almamater berwa
ak jenjang. Menjadikan ia tinggi sejajar dengan pria yang memanggilnya. Delon. Anak jurusan Manajemen Pemasaran.
elon ngos-ngosan. Molly dengan cepat mengangguk. Tak mau menyia-nyia
gitu, bisa ikut ke ruang panitia? Ruang senat sebenernya," ajak Delon s
wab Molly
ingin menyelengkat kaki Molly, mencibir, semua tak ada yang menyenangkan. Tapi Molly justru tertawa jahat dalam
*
am memperhatikan, karena, ia juga tak kenal dengan manu
tu lagi, Molly, dari jurusan ilmu komunikasi," ucap Delon. Molly tersenyum sambil menyapa panitia
dan pengawas keg
masuk ke dalam ruang pa
L
lan ludah
jukkan keramahan, walau terbilang tampan, namun, aura pencabut rasa ba
matanya berhenti kepada Molly. Hanya sejenak, sebel
sini, haduhhh ... mereka kandidat to
atap ke Molly yang mencoba santai lalu tersenyum manis menatap Melki. T
ya.' ucap Molly
han perlahan sirna. Jujur, diperhatikan dengan tatapan mematikan itu membuat ia seakan menyerah sebe
yimak dengan apa yang dibicarakan dosen itu. Namun, tidak dengan Moll
sin." tanya Melki, seketika memb
oleh meninggalkan ruangan ini," ucap Delon. Semua mengangguk. Rapat selesa
bantuan dari para donatur, jadi sebagai bagian dari tim donatur, lo harus bisa cari oran
anya Molly sambil membalas tatapan Delon. Pria it
r banget juga, kok, cuma buat intern kampus kita aja, dan
hnya tanpa bergeming. ia balas menatap tak kalah tajamnya. Tak lama
natur secepatnya," lanjut Molly menatap ke kedua teman satu timnya. Molly berja
Mol," ucap Devon
gkuh melewatinya.
atnya.' B
l ini kesempatannya, sebagai jalan pembuka menjadi Most Wanted M
*
mampir ke salah satu mal untuk makan sore bersama. Makan sor
an dengan disuguhi pemandangan jalan Ibu kota yang terpampang jelas dar
dengan nampan di tangannya yang kemudian ia letakkan di atas meja. Molly mengambil piring berisi maka
pula, ini pertama kalinya mereka jalan bersama. Coret Delon. Fix. Molly hilang tujuannya kepada Devon. Semudah itu? Mudah, untuk Molly. Ia tak suka. Nilai tinggi yang ia berika
Molly berbunyi. Ia membalas pesan singkat dan menatap sekeliling. Senyum terbit di wajahnya saat seseorang berjal
tersenyum tapi menatap dingin ke Delon
nya Molly sambil ters
h. sayang,"
E
k dan mengadahkan tangan ke arah Banyu. Sebuah am
nitia. Dan lo Delon, jangan pernah pegang-pegang gue. Nggak ada yang bisa pegan
eli. Mereka berjalan semakin menjauh. Tetapi di ujung sana, sudah
ritanya, iya Mol?" Kimmy m
anti di donasiin lagi kok, as
Kesepakatan kita bukannya jangan sa
tuh cowok pegang-pegang dagu gue se
ini. Ayo ke supermarket di ba
istrinya. Sedangkan anak-anak mereka
an sama cemilan yuk," bisik Mol
s ya, Mol." Ancam kakaknya. Molly menatap Kimmy s