MOLLY, She Will Be Love
nar karena bertemu dengannya. Kama menunjukan cengiran k
ir lancar selancar pipa air yang bocor.
o, Bye!" Molly berbalik badan d
enghela napas."Sampe ketemu lagi Mol," ucap Kama lirih sambil berlalu
*
kasar di sebelah Anin. Kelas sebentar lagi di mulai, mata kuliah siapa? Mata kuliah Melki pastinya. Molly dan Ani
pa sij, lo, sebentar lagi mulai, puas-puasin
adi di lorong gue ketemu siapa?" toleh Molly
adi itu. Mimpi buruk gue jadinya, tercoreng lah da
mu mantan maksud lo?" Anin
gituan, udah aja lo jalanin apa adanya. Baru mulai udah nggak ses
angan dan menatap tajam ke depan. Pintu terbuka. Melki masuk
sebelah alis dan membuang tatapan. A
bisik
kok bawa-bawa bunga
mau gebet dia aja, dia udah
k Anin lagi. M
an buket bunga itu ke hadapan Molly. Selur
s teknik, lantai dua ruang dua B, kasih ke perempuan paling cantik namanya, Mella. Bilang bunga ini dar
ndiri?" ucap Molly p
gan posisi yang sama. Melki berdiri dengan sedikit membun
rlu lari!" ucap ketus Melki sambil menuju ke meja me
ngar namanya disebut, Anin meng
a kalau kamu nyasar, kan?" Melki berbicara tanpa menatap
saya sampein ke Bu Mella nggak, Pak
aja. Dia paham. Nggak butuh om
R
las sedikit kasar, lalu berjalan cepat menuju ke gedu
dumel sambil berjalan menyusuri lorong demi lorong. Setelah berjal
kom, ditugaskan Pak Melki kasih ini ke Bu Mella," ucap Molly
cek," wanita itu melihat ko
nggak ada kelas ngajar,"
ng. "Makasih, Bu," Molly la
ia berjalan dengan emosi menu
ar merah di tangannya. Banyak orang
nnya. "Apa!" bentak Molly. "Lo ada seminar, kan!
ama mencubit wajah Molly. Sontak ia marah da
Molly lalu berlari menuju ke gedungnya lagi
*
ak mendapati teman-teman kelas, han
Molly ketus dan meletakan
mu aja!" jawab Melk
utnya wangi kalau keluarin kata-kata. Nggak bau busuk!"
uruh kamu pergi!" kepala M
Mau ikut, Pak!"
aya suruh diskusi kelompok. Temanya
wab Molly sambil
ai kamu say
. Menurutnya, Melki sudah kelewat batas menguji kesabar
!" kemanjaan
ak, Mol! Naik taksi aja ya,
udah ia menunggu, tak kunjung juga taksi terlihat. Ia berdiri sambil terus menatap. Hingga sepeda motor berwarna hitam be
ng itu bertanya,
ya. Molly tersenyum
mplek nggak pernah kelihatan main, di rumah aja ya?" tanya An
banget di pakai," Andr
ar?" Molly balik bert
ik, udah mendung," Andra nai
a yang terdengar samar dari
ak erat. Ia juga tau diri. Walau jantungny
mah. Sering mengajak Molly keliling komplek. Tapi kedekatan mereka tak lama, karena Andra sudah punya pacar dan cukup galak pacarnya. Andra juga ternyata m