Asmara Mendendam
it itu sudah cukup menyegarkan udara serta menyeruakkan aroma tanah basah. Ne
di pertigaan jalan. Demi melihat senja yang beranjak menggelayut manja di ufuk barat, Nezza mempercepat langkahnya. Ia ingin cepat
rja, akhirnya Nezza mendapat kesempatan itu. Meski berpasang-pasang mata sombong dari teman hingga tetangga meremehkannya, Nezza bersyukur mendapatkan kerja dengan jerih payahnya se
ezza berharap apa yang diyakini oleh Pak Hasan menjadi kebenarannya. Bahwa hantu itu tid
at biru muda yang manis. Sejenak Nezza terbersit, apakah ia salah rumah. Namun keraguannya musnah karena yakin letak rumah sudah sesuai dengan ancer-ancer yang diuraikan oleh Pak Hasan d
ulkan kesan menakutkan pada rumah dan kos Pak Ruslan. Pekarangan rumah bersih dan tertata cukup apik. Di teras rumah tersedia beberapa kursi tamu lengkap dengan mejanya. Ada pula semacam gazebo sederhana beratap seng yang terletak di tepi timur halaman. Gazebo itu dilengkap
seng itu tertempel sebuah kertas yang bertuliskan "Maaf bel sedang rusak". Ketika Nezza hendak mengetu
a menyentuh gendang telinga Nezza. Sesaat ja
elinglungan, mendadak pria asing itu mencondongkan tubuhnya untuk mendorong pintu. Akibatnya tu
os kan?" ucap pria asing se
ngkel, ia menurut juga. Ia ma
up kembali ya," ujar pr
untuk menutup pintu. Selarik senyum tergores di b
umah. Nezza menduga bangunan rumah itu merupakan rumah utama keluarga Pak Rus
eh duduk juga. Aku
langsung masuk ke sebuah ruangan. Tak berselang lam
ng. Sempat terlintas pertanyaan konyol bin tidak penting di dalam ceruk kepala Nezza. Kenapa tuan rum
u untuk mengamati sekeliling. Meskipun rumah sangat sepi senyap, entah mengapa Nezza mera
itung jumlah kamar, ia mulai mengamati perabot-pera
ya langkah kaki mendekat. Seorang wanita paruh baya menghampir
utur wanita separuh baya seraya menata gelas minuman dan toples makanan di at
a, Bu," jawab
tentunya," ucap Bu Ruslan memperkenal
ezza menyambut ulur
tanya wanita itu dengan senyu
Besok hari pertama sa
tanya wanita itu denga
a Bu, yang letaknya di de
n waktu. Suasana rumah yang tadinya sepi senyap bersalin perbincangan seru dan me
sampai Nak Nezza seperti membeli kucing dalam karun
Ruslan menjelaskan secara detai
erupakan rumah utama keluarga Ruslan. Sementara pintu rumah yang tersambung ke ruang keluarga tadi adalah pintu samping. Kemungkinan pintu samping itu difungsikan untuk memantau para pengh
ada berderet-deret kamar kos berjumlah lima kamar menghadap bara
an musala tersebut terdapat taman kecil. Berbagai tanaman tersusun apik di dalam pot-pot yang beraneka ragam
Nak," ucap Bu Ruslan setelah se
uang keluarga di rumah utama. Sesampainya
a seperti Rahma yang kemarin juga ke sini," ucap Bu Ruslan memulai pe
up-nutupi keadaan dengan basa
zza harus kerja kan? Tapi apa Nak Nezza ini sudah tahu
ezza memberikan jawaban, lengkingan suara batuk menggema. Walau tidak ber
n sudah memutuskan untuk tetap kos di sini,"
eputusan Nak Nezza....,"
Tidak usah sungkan-sungkan. Ibu tidak akan mencegah," lanjut
, tadi kamu sudah berkenalan dengan Ari bukan?
ambang. Karena tanpa izin kesadaran
tunggal Ibu,"
ut," imbuh Bu Ruslan menyelidik s
kalimatnya. Dirinya kok bisa-bisanya merasa ke-pede-an kalau s
kamu ya?" potong Bu Rusl
anggapi dengan
Takutnya ada yang bocor. Apalagi seminggu terakhir sering huja
i menyembul. Tak berselang lama, Ar
n ya?" pungkas Bu Ruslan sambil melangkah ke ruang yang dapat dipast