Asmara Mendendam
ri curah gerimis yang mulai membuat kepalanya pening. Lekas tangannya membebaskan punggungnya dari berat ransel besar. Ransel itu
g. Ia kemudian membeli sebotol minuman ringan untuk melegakan tenggorokan yang
" sapa bapak pemi
gah menyandang letih dan gudah. Nezza meneguk
yang kosong," jawab Nezza pasrah. Di kedalaman lubuk hatinya,
tebak," ce
yah sini. Selain strategis, wilayah sini terkenal dengan harga kulinernya yang beragam da
endasi kos yang masih koso
kecil di samping warungnya. Beliau kemudian
ke mana saja?" tanya si bapak ak
i sudah penuh," jawab Nezza berkeluh kesah. Entah, dalam waktu singkat, ia seolah memiliki kedekatan emos
andang mata kepada rintik hujan terakhir. Sembari memberi kesempa
ari depan ya?" si bapak bergumam lir
ungkinan besar istri dari si bapak-masuk ke warung lewat pi
kosong di mana ya?" tanya si
menghentikan aktivitas. Seki
anak yang cari tetapi sudah tidak dapat. Entah karena terdesak
i. Seakan-akan mereka tengah berbincang dengan kode atau isyarat rahasia. Nezza bis
di sana masih ada kamar kosong," ujar si bapak dengan wajah semringah. Seolah-olah bel
ih!" bentak si ibu
i-lagi mereka berdiskusi dengan bahasa isyarat ya
ra bapak dan ibu tersebut. Rona wajah si ibu seperti tengah menampakkan keengganan. Sedangkan mim
h baik Mbak cari kos yang di wilayah lain dulu. T
terang, saya sudah capek, Pak. Saya juga tidak punya banyak waktu lagi. Besok saya sudah m
wab. Nezza mengalihkan tatap matan
at itu, Pak, Bu?" kejar Nezza penasar
k pemilik warung masih bergelut dengan pikirannya sedangkan muka si ibu kian menegang. Lama keduanya terdiam dengan kecamu
. Sekarang yang menempati cuma pemilik rumah: Pak Ruslan dan ist
melihat wajah Nezza yang masih menyimpan banyak ta
kabar burung yang menyebut bahwa arwah mahasiswi yang bunuh diri itu gentayangan. Beberapa orang yang mengaku melih
Tengkuknya tib
teror. Ada satu penghuni yang bertahan di kos itu walaupun dia juga sering mengalami g
i mengekos di sana, sekarang
g bertahan di kos Pak Ruslan baik-baik saja sampai sekarang. Tiap mampir ke sini, ia sudah tidak pernah lagi bercerita tentang teror yang m
ah yang mendadak berubah menjadi pemukiman padat akan susah menemukan kos lain. Kos-kosan lain memang ada tetapi terlalu jauh dari tempatnya bekerja. Jadi Nezz
zza mengajak berkenalan. Menyadari keterlambatan yang sama, si bapak d
an itu istri saya
n menyalami Bu Asri tetapi Bu Asri sudah
as wejangan istrinya untuk Nezza. Menjelang perpisahan, Pak Hasan dan Bu Asri berpesan supaya Nezza sering-sering mampir ke warungnya. Dapat Nezza rasakan betapa hanga