icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Asmara Mendendam

Asmara Mendendam

Penulis: E. Tiya
icon

Bab 1 Berteduh

Jumlah Kata:1130    |    Dirilis Pada: 31/12/2021

ri curah gerimis yang mulai membuat kepalanya pening. Lekas tangannya membebaskan punggungnya dari berat ransel besar. Ransel itu

g. Ia kemudian membeli sebotol minuman ringan untuk melegakan tenggorokan yang

" sapa bapak pemi

gah menyandang letih dan gudah. Nezza meneguk

yang kosong," jawab Nezza pasrah. Di kedalaman lubuk hatinya,

tebak," ce

yah sini. Selain strategis, wilayah sini terkenal dengan harga kulinernya yang beragam da

endasi kos yang masih koso

kecil di samping warungnya. Beliau kemudian

ke mana saja?" tanya si bapak ak

i sudah penuh," jawab Nezza berkeluh kesah. Entah, dalam waktu singkat, ia seolah memiliki kedekatan emos

andang mata kepada rintik hujan terakhir. Sembari memberi kesempa

ari depan ya?" si bapak bergumam lir

ungkinan besar istri dari si bapak-masuk ke warung lewat pi

kosong di mana ya?" tanya si

menghentikan aktivitas. Seki

anak yang cari tetapi sudah tidak dapat. Entah karena terdesak

i. Seakan-akan mereka tengah berbincang dengan kode atau isyarat rahasia. Nezza bis

di sana masih ada kamar kosong," ujar si bapak dengan wajah semringah. Seolah-olah bel

ih!" bentak si ibu

i-lagi mereka berdiskusi dengan bahasa isyarat ya

ra bapak dan ibu tersebut. Rona wajah si ibu seperti tengah menampakkan keengganan. Sedangkan mim

h baik Mbak cari kos yang di wilayah lain dulu. T

terang, saya sudah capek, Pak. Saya juga tidak punya banyak waktu lagi. Besok saya sudah m

wab. Nezza mengalihkan tatap matan

at itu, Pak, Bu?" kejar Nezza penasar

k pemilik warung masih bergelut dengan pikirannya sedangkan muka si ibu kian menegang. Lama keduanya terdiam dengan kecamu

. Sekarang yang menempati cuma pemilik rumah: Pak Ruslan dan ist

melihat wajah Nezza yang masih menyimpan banyak ta

kabar burung yang menyebut bahwa arwah mahasiswi yang bunuh diri itu gentayangan. Beberapa orang yang mengaku melih

Tengkuknya tib

teror. Ada satu penghuni yang bertahan di kos itu walaupun dia juga sering mengalami g

i mengekos di sana, sekarang

g bertahan di kos Pak Ruslan baik-baik saja sampai sekarang. Tiap mampir ke sini, ia sudah tidak pernah lagi bercerita tentang teror yang m

ah yang mendadak berubah menjadi pemukiman padat akan susah menemukan kos lain. Kos-kosan lain memang ada tetapi terlalu jauh dari tempatnya bekerja. Jadi Nezz

zza mengajak berkenalan. Menyadari keterlambatan yang sama, si bapak d

an itu istri saya

n menyalami Bu Asri tetapi Bu Asri sudah

as wejangan istrinya untuk Nezza. Menjelang perpisahan, Pak Hasan dan Bu Asri berpesan supaya Nezza sering-sering mampir ke warungnya. Dapat Nezza rasakan betapa hanga

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka