Asmara Mendendam
sama pria dingin bin aneh bin ajaib itu. Seberapa pun menyebalkannya Ari, di relung hati terdalam sebetulnya N
eh seorang security wanita ke ruang resepsionis. Nez
HRD, Mbak," ujar resepsi
Han Manajer HRD, Nezza diwawancara sejenak. Pertanyaan yang diajukan ringan-ringan saja. Bahkan diselingi
si. Menghadap Bu Nuni Supervisor Admin Produksi. Sebelumnya, Nezza
juga. Rania sudah lima tahun di sini. Kalau Dyah, ba
mperkenalkan diri. Usia Rania sepertinya di atas Nezza beberapa tahun sedangkan usia D
ania kalau dia sudah tidak begitu sibuk. Sekarang ka
u," samb
Nezza sudah plonga-plongo tanpa kerjaan. Jika sudah begitu, rasanya gerak jarum jam menjadi lambat sekali. Jenuh dan mengant
biar bisa melihat-lihat cara kamu input bagaimana? Ka
!" jawab Rania tanpa men
e sana Nez!" in
enonton sebuah film dengan bahasa asing yang tampak monoton dan membingungkan. Di mana Rania sama sekali tidak memb
ntang pekerjaan selama istirahat. Waktu istirahatnya ia khususkan untuk benar-benar istirahat. Sel
suatu yang belum pasti. Ia kemudian teringat bahwa sedari pagi, belum memberi kabar apa-apa kepada ayahnya. Semalam ia hendak menelepon tetapi tidak jadi karena ketiduran. N
a, Mbak? Pak Han atau Pak Umar?" tanya sebua
i aku tidak tahu pastinya," jawab sebuah su
udah tidak membutuhkan tenaga lagi, kenapa tiba-tiba dipaksakan ada penerimaan
gkhawatir
ni demi kebaikannya. Kelihatannya saja ak
h hati ke Nezza. Aku tahu betul watak
kontrak berapa
u. Kita lihat tiga bulan ke depan, apa yang terja
h kalau
ruang kerja. Sesampainya di mejanya, Nezza duduk sembari mengatur napasnya. Ia mesti bersikap biasa saja
Nuni dan sesosok berperawakan tinggi Rania muncul.
juga kursimu,"
ntungnya berdetak lebih cepat tet
" kata Ne
tu dua jam. Kalau ada yang belum kamu mengerti, tan
" jawab Ne
n menghadiri meeting dengan para manajerial perusahaan. Sebagai admin senior, Rania
belum dimengerti, ia mencatatnya di buku. Supaya ia bisa langsung menanyakannya kepada Bu Nuni nanti. Ia tengah asyik mem
n. Sekian detik berlalu, Nezza baru sadar bahwa ia tadi lupa men-silent ponselnya
ponselnya," ketus R
" ucap Nezz
sentrasi pada pekerjaannya. D
aku kena teguran. Lagian ada apa sih, pagi-pagi Anisa telepon.
kupingnya yang kepanasan. Entah bagaimana, Annisa mengaku kupingnya sangat peka. B
esai kamu pelajari, N
pir selesai, Mbak," ja
arik napas lega. Tanpa menunggu ditegur lagi oleh seniornya yang belum bisa ramah kepadanya itu, Nezza serius mempelajari laporan sampai selesai. Ia