icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jatuh Padamu

Bab 4 Pramoedya dan Sanjaya

Jumlah Kata:1927    |    Dirilis Pada: 23/12/2021

t sibuk berkumpul membentuk setengah lingkaran, mengerubungi meja kubikel seseorang yang sedang menampilkan portal berita di laman mesin penc

visi dengan kernyitan heran, tanpa menunggu lama pun segera beralih dari tempatnya, m

tu divisi kita udah dibuat seheboh i

ai setengah jam ia meninggalkan kursi kerjanya, tapi begitu kembali ke ruangan, orang-ora

mbahasnya. Aku sampai sekarang aja masih belum percaya padahal sudah melihat beritanya berkali-kali. Bahkan kabar i

n yang lagi hangat diperbincangkan oleh rekan-rekannya yang lain. Namun Mala sepertinya tak ingin melepaskan Rena begitu saja, sehing

tu senior copywriter di mana merupakan satu-satunya lelaki yang

ur lebur begitu pas nabrak pembatas tol. Kecepatannya sebelum tabrakan pasti di atas rata-rat

iri gitu?" tanya Mas T

ita yang beredar, masih ada aroma alkohol tercium jelas waktu p

yawanya sendiri. Maksud aku, selama ini kan dia selalu menampilkan citra perempuan baik-baik menurut kelasnya. Selain itu dia juga selalu berusaha

di layar depan. Meskipun terbilang jarang mengikuti perkembangan kabar tentang publik figur, selebgram, atau orang terke

bisik Rena terlebi

Rena. Perempuan itu pun mengangguk membenarkan. "Iya, Namira Sanjaya. Putri bungsu dari politikus terkenal Hendrawan S

Andreas Pramoedya? Anak dari

lihatan sejak tadi pagi. Kemungkinan dia sibuk mengurus kematian istrinya. Aku bahkan masih nggak percaya setelah dengar berita ini. Padahal aku juga cuk

a kematian mengejutkan ini. Nama Namira mungkin tidak terlalu akrab di telinga Rena, tapi jika sudah menyangkut nama besar seperti keluarga

engan para petinggi perusahaan, sosok Andreas Pramoedya sebagai Direktur Utama yang berpen

ya tarik di mata karyawan wanita, atau riwayat pendidikan bahkan latar belakang nama Pramoedya yang melekat di belakang namanya, hingga berujung pada kehidupan rumah tangga pria itu set

t Rena dapat menyaksikan langsung perjalanan Andreas Pramoedya dari awal pria itu memulai karir sebagai manajer

t ini, tak terkecuali bagi Rena sendiri. Melainkan bagaimana sikap penuh kontroversi yang selalu dilakoni

aan, membongkar habis produktivitas dan kinerja karyawan yang tercatat kurang berkompeten, sehingga mengakibatkan terjadinya PHK besar

an siapa saja yang mengenal pria itu, sekaligus menjadi mimp

ulit, ia tak ingin menambah drama baru jika suatu saat bersinggungan dengan manusia sejenis Andreas Pramoedya atau siapapun yang selevel dengannya

*

setahun sekali, masa kamu nggak tert

mengintilinya dari ruang divisi sampai ke kafetaria kantor dengan bujukan yang sama. Agar ia tu

k ada pengaruhnya juga. Jadi kamu ng

n juga kamu nggak bisa hadir. Apa susahnya ikut datang bersenang-senang menikmati acara, sih, Ren? Itu saat

sebesar perayaan ulang tahun perusahaan dengan niat sedangkal itu. Ibarat ada udang di balik bakwan, Rena bisa menduga bahwa ia justru punya

a divisi mereka berhasil mencapai target bulanan penjualan, dan memutuskan membuat perayaan kecil-kecilan dari keberhasilan itu, Rena lebih memili

a, punggungnya harus cukup kuat memikul tanggungjawab yang tak bisa terbilang ringan. Semua makin terasa rumit ketika lelaki satu-satunya di keluarga mereka, yang juga b

k dapat mengingat lagi kapan terakhir kali mempunyai waktu khusus bersantai untuk dirinya sendiri, karena di sepa

" Mala bersama sikap keras kepalanya ada

obusta yang harus dikerjakan. Jadi aku akan lebih memilih lembur di kontrakan da

ngkan Rena yang menyaksikan muka cemberut Mala, hanya mengulum se

njaman karyawan, Rena harus segera memutar otak mencari uang tambahan dalam membiayai prosedur cuci darah ibunya minggu ini.

si yang mewajibkan Direktur Utama membawakan sambutan." Mala kini sudah mengganti topik pembicaraan yang lebih menarik minatnya, yaitu dengan mengajak Rena bergosip ria

dari pria yang sedang berduka? Justru akan terlihat aneh kalau sampai dia

yang kelihatan tanpa empati kayak Pak Andreas memangnya bisa merasakan kehilangan? Setiap berpapasan di lobi k

ah satu anggota keluarga pasti akan mem

mang sih hubungan mereka terlihat aman-aman aja di depan umum, nggak ada gosip miring apapun

dreas momongan. Kebayang nggak? Gimana tertekannya perempuan itu di tengah tuntutan dua keluarga besar terpandang sekelas Pramoedya dan Sanjaya. Ap

t-rapat mulutnya usai mendapati tatapan setengah mematikan tersebut. Inilah salah satu hal yang tidak disukai Rena dari kegiatan men

pada sebuah fitnah. Sedangkan jika asumsi itu terbukti benar, justru hanya akan melahirkan ghibah. Sam

, lebih baik kamu fokus habiskan makan siang kamu yang masi tersisa se

Rena, Mala hanya bergumam mengiyakan seraya menyua

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Malam dan Luka2 Bab 2 Dua Kapal yang Karam3 Bab 3 Awal dari Perpisahan4 Bab 4 Pramoedya dan Sanjaya5 Bab 5 Duka Tanpa Air Mata6 Bab 6 Konfrontasi7 Bab 7 Kegilaan Tak Terduga8 Bab 8 Mereka yang Ditinggalkan9 Bab 9 Terjebak10 Bab 10 Pria Setengah Waras11 Bab 11 Sebelum Badai12 Bab 12 Perkara Baru13 Bab 13 Siapa yang Paling Hancur14 Bab 14 Empati yang Terkubur15 Bab 15 Ruang Pelik16 Bab 16 Bertemu Kembali17 Bab 17 Mimpi Terburuk18 Bab 18 Skandal19 Bab 19 Penghinaan20 Bab 20 Pilihan21 Bab 21 Sekali Lagi Terjebak22 Bab 22 Asumsi Negatif23 Bab 23 Awal dari Pelarian24 Bab 24 Hati Nurani25 Bab 25 Lawan yang Seimbang26 Bab 26 Membuat Keputusan27 Bab 27 Sebuah Janji28 Bab 28 Mulai Terbiasa29 Bab 29 Keindahan30 Bab 30 Sepotong Kisah31 Bab 31 Sebuah Kejutan32 Bab 32 Neraka Dunia33 Bab 33 Dosa Orang Nyinyir34 Bab 34 Alasan untuk Kembali35 Bab 35 Alarm Peringatan36 Bab 36 Kata Hati37 Bab 37 Tukang Cari Perhatian38 Bab 38 Tempat Bersandar39 Bab 39 Sisi Berbeda40 Bab 40 Memori Sembilu41 Bab 41 Untuk Sekali Saja42 Bab 42 Rasa Nyaman43 Bab 43 Maaf dan Terima Kasih44 Bab 44 Sepertinya Bahaya45 Bab 45 Tetap Menyebalkan46 Bab 46 Sama-Sama Buta47 Bab 47 Luka dalam Kata48 Bab 48 Penangkal Mimpi49 Bab 49 Dia yang Hancur50 Bab 50 Keputusan Tanpa Penyesalan51 Bab 51 Bandul Matahari52 Bab 52 Yang Dia Butuhkan53 Bab 53 Harga Kompensasi54 Bab 54 Tawaran Andreas55 Bab 55 Tak Bermaksud56 Bab 56 Tidak Seburuk Itu57 Bab 57 Tak Ingin Berpaling58 Bab 58 Bukan Orang Asing59 Bab 59 Pembuktian60 Bab 60 Menepati Janji61 Bab 61 Menjadi Egois62 Bab 62 Hantu Masa Lalu63 Bab 63 Kesalahan yang Sama