icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jatuh Padamu

Bab 2 Dua Kapal yang Karam

Jumlah Kata:1274    |    Dirilis Pada: 23/12/2021

h telanjangnya. Menghitung tiap ketukan jam dinding yang terasa nyata berirama di tengah kesenyap

nti. Membuat ia selalu kembali terjaga dengan hujaman rasa sakit yang sama. Rasa sakit yang t

begitu nyata bergaung di telinganya. Merasuk ke sudut terdalam untuk mengiris-ngiris hatinya hingga mati rasa. K

dalam tangisan frustasi. Bahu yang turun naik semakin cepat mau

rang dari balik punggungnya, mendarat untuk menghapus jejak aliran basah di sana. Cuk

untuk sekadar membuat ia merasa lebih baik. Namun entah kenapa, usapan telapak dingin

iri itu terlalu sering membangun benteng tinggi terhadap orang-orang di sekitarnya, benteng yang terlalu kokoh untuk bisa ditembus oleh siapapun, termasuk bagi seorang Namira Sanjaya sekalipun. Tak pe

ertahan tinggi tersebut, agar dirinya dapat menjadikan sosok itu sebagai tempat pelarian sementara da

pernikahan, tentu tak membuat mereka berdua memilih hidup selibat. Percikan gairah itu tetap ada, m

dalamnya. Sejak awal Namira tahu dengan pasti, hasil akhir seperti apa yang akan ia dapatkan jika ne

belah pihak keluarga mengusungkan niat perjodohan, tidak sulit bagi Namira untuk jatuh hati pada sosok mengagumkan seperti Andr

ia cari selama ini, tapi siapa sangka bahwa setelah mereka cukup saling mengenal dalam mahligai rumah tangga, Andreas ternyat

bih dulu pada hari pertama usai janji pernikahan mereka di atas altar,

butuhan hidup kamu, tidak ada hal lain yang bisa saya berikan, bahkan termasuk menjanjikan hati saya. K

u saat nanti kamu jatuh cinta dan menemukan seseorang yang tep

ang dipaksa berlayar di tengah-tengah laut lepas. Sudah rapuh dan tak tertolong lagi. Mu

besar hangat itu. Lalu membawanya ke dalam lingkupan hangat jari-jemarinya sendiri. Menggenggam erat di sana, seakan

terbaik yang bisa ia miliki. Meskipun hanya semu dan semen

*

ap kali datang menyapa di sela-sela tidur lelapnya. Kedua kaki kecil itu perlahan turun menapak ubin dingin

k lelaki itu seolah mempunyai kehendaknya sendiri. Memberi perintah bebas pada otak

kesenyapan ruang. Dari kamar kecil tempat tubuh mungil itu melongok keluar, tatapan lurusnya t

pa pendengarannya. Dari pencahayaan ruangan yang masih tampak terang-benderang,

am sebagai persembunyian ternyaman, pemilik kamar itu justru tak bisa m

m yang sudah-sudah. Suara piringan hitam yang begitu familiar dan s

tpun dari posisi tempat ia berdiri sekarang. Memberikan perlawanan sekuat

nuh atas kendali tubuhnya. Sekuat apapun ia melawan, langkah terseretny

up itu, tangannya kini juga ikut diarahkan terulur menyentuh tepian gagang. Hanya butuh satu tarikan ringan agar pin

peduli getar hebat yang melingkupi sekujur tubuh cekingnya, gerakan dari tangan ya

ur menghantam ubin, bersamaan dengar getar tubuh kian hebat yang menggiringnya dalam rasa sesak tak tert

kesekian kalinya. Tatapan yang sejak dulu tak pernah memandangnya penuh cinta dan

tu masih setia menatapnya dalam kebungkaman. Tergantung dengan gaun tidur menjuntai tanpa nyawa di atas lang

ng malang, benar-ben

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Malam dan Luka2 Bab 2 Dua Kapal yang Karam3 Bab 3 Awal dari Perpisahan4 Bab 4 Pramoedya dan Sanjaya5 Bab 5 Duka Tanpa Air Mata6 Bab 6 Konfrontasi7 Bab 7 Kegilaan Tak Terduga8 Bab 8 Mereka yang Ditinggalkan9 Bab 9 Terjebak10 Bab 10 Pria Setengah Waras11 Bab 11 Sebelum Badai12 Bab 12 Perkara Baru13 Bab 13 Siapa yang Paling Hancur14 Bab 14 Empati yang Terkubur15 Bab 15 Ruang Pelik16 Bab 16 Bertemu Kembali17 Bab 17 Mimpi Terburuk18 Bab 18 Skandal19 Bab 19 Penghinaan20 Bab 20 Pilihan21 Bab 21 Sekali Lagi Terjebak22 Bab 22 Asumsi Negatif23 Bab 23 Awal dari Pelarian24 Bab 24 Hati Nurani25 Bab 25 Lawan yang Seimbang26 Bab 26 Membuat Keputusan27 Bab 27 Sebuah Janji28 Bab 28 Mulai Terbiasa29 Bab 29 Keindahan30 Bab 30 Sepotong Kisah31 Bab 31 Sebuah Kejutan32 Bab 32 Neraka Dunia33 Bab 33 Dosa Orang Nyinyir34 Bab 34 Alasan untuk Kembali35 Bab 35 Alarm Peringatan36 Bab 36 Kata Hati37 Bab 37 Tukang Cari Perhatian38 Bab 38 Tempat Bersandar39 Bab 39 Sisi Berbeda40 Bab 40 Memori Sembilu41 Bab 41 Untuk Sekali Saja42 Bab 42 Rasa Nyaman43 Bab 43 Maaf dan Terima Kasih44 Bab 44 Sepertinya Bahaya45 Bab 45 Tetap Menyebalkan46 Bab 46 Sama-Sama Buta47 Bab 47 Luka dalam Kata48 Bab 48 Penangkal Mimpi49 Bab 49 Dia yang Hancur50 Bab 50 Keputusan Tanpa Penyesalan51 Bab 51 Bandul Matahari52 Bab 52 Yang Dia Butuhkan53 Bab 53 Harga Kompensasi54 Bab 54 Tawaran Andreas55 Bab 55 Tak Bermaksud56 Bab 56 Tidak Seburuk Itu57 Bab 57 Tak Ingin Berpaling58 Bab 58 Bukan Orang Asing59 Bab 59 Pembuktian60 Bab 60 Menepati Janji61 Bab 61 Menjadi Egois62 Bab 62 Hantu Masa Lalu63 Bab 63 Kesalahan yang Sama