icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jatuh Padamu

Bab 3 Awal dari Perpisahan

Jumlah Kata:1207    |    Dirilis Pada: 23/12/2021

kuti alurnya hingga usai. Kesakitan menyembilu tiap kali mimpi tersebut datang bertandang, selalu menyiksanya dengan rasa pedi

etap bertahan. Membiarkan rasa sakit turut puas menghantamnya dengan gamblang. Bahkan kedua matanya juga tak

roda kenangan ini akan segera memudar dengan sendirinya, kemudian p

mpi mengerikan tersebut. Meski belum tersadar seutuhnya karena masih didera rasa kantuk yang hebat, Andreas m

engernyit dan gel

mun kedua matanya terlampau berat untuk sekedar terbuka. Jadi ia ha

sa hampir sepanjang malam?" lirih suara itu lagi, diikuti sapuan jemari y

untuk kamu nikmati sendiri, Deas. Kamu bahk

berteriak meminta pertolongan, tapi di satu sisi jug

rti kita, Deas? Karena bertahan tanpa kepastian dengan jiwa

agian pelipisnya. Pertanda bahwa siapapun yang sedang bergu

na kita mendapatkan kelegaan yang kita cari, ba

an kita di altar? Agar aku tak mengharapkan apapun dari kamu, termasuk hati ka

Dan jika Tuhan cukup berbaik hati, aku berharap salah satu dari

g makin melingkup. Lalu sebuah kecupan ringan yang mendarat di sudut bibir pria itu,

ga dari rayuan lelap. Atau bagaimana ia cukup peka dan mau berempati sedik

t ia terbangun di atas ranjang dengan sisi kosong di sampingnya, atau saat panggilan masuk dari no

lobi rumah sakit dengan langkah panjangnya, namun begitu mendapati tubuh pucat wanita itu sudah terbaring kaku di atas

gan luka baru yang sama. An

*

an, Rena. Ada kebijakan yang harus dipatuhi. Apalagi jangka waktu pi

an untuk dimajukan? Tidak masalah kalau harus diberi bunga sediki

yaratan yang ditentukan oleh manajemen. Dalam hal ini tidak diperkenankan untuk karyawan yang masih terikat perjanjian h

ras ia mencoba memohon dan meminta pengertian, Rena memutuskan untuk meny

dari ruangan. "Saya minta maaf. Saya tahu kondisi kamu sedang sulit, tap

rti saya tetap tidak bisa berbuat ba

pan, Rena kembali meneruskan langkah mencapai pintu keluar ruangan manajemen personalia. Ini adalah kali kedua ia menyambangi divisi Human and Resources tersebut dengan alasan yang sama, yai

anjang yang tak dapat menyembunyikan kegusarannya. Bu Marisa adalah satu-satunya orang ya

ginjal kronis yang diderita ibunya, mengharuskan wanita itu rutin melakukan hemodialisis atau cuci darah berkala s

ha menolak, karena gadis itu bersikeras masih punya uang cukup dari sisa hasil beasiswa pemerintah yang rutin ia terima selama tiga bulan, d

ari cukup untuk membuat Kayla berhenti bekerja sampingan sepenuhnya, dan

lam mencari jalan keluarnya. Dan satu-satunya tempat tera

baya itu sudah sangat berjasa mengantarkan hidupnya hingga berada pada posisi lebih layak di perusahaan bonafide seperti

tau tetap menjadi kasir swalayan dengan gaji pas-pasan. Jadi jika kali ini Bu Marisa terpaksa menolak

siang datang, memilih melanjutkan sisa pekerjaan sebagai pelarian dari kekacauan pikiran yang ada. Nanti saja. Ia akan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Malam dan Luka2 Bab 2 Dua Kapal yang Karam3 Bab 3 Awal dari Perpisahan4 Bab 4 Pramoedya dan Sanjaya5 Bab 5 Duka Tanpa Air Mata6 Bab 6 Konfrontasi7 Bab 7 Kegilaan Tak Terduga8 Bab 8 Mereka yang Ditinggalkan9 Bab 9 Terjebak10 Bab 10 Pria Setengah Waras11 Bab 11 Sebelum Badai12 Bab 12 Perkara Baru13 Bab 13 Siapa yang Paling Hancur14 Bab 14 Empati yang Terkubur15 Bab 15 Ruang Pelik16 Bab 16 Bertemu Kembali17 Bab 17 Mimpi Terburuk18 Bab 18 Skandal19 Bab 19 Penghinaan20 Bab 20 Pilihan21 Bab 21 Sekali Lagi Terjebak22 Bab 22 Asumsi Negatif23 Bab 23 Awal dari Pelarian24 Bab 24 Hati Nurani25 Bab 25 Lawan yang Seimbang26 Bab 26 Membuat Keputusan27 Bab 27 Sebuah Janji28 Bab 28 Mulai Terbiasa29 Bab 29 Keindahan30 Bab 30 Sepotong Kisah31 Bab 31 Sebuah Kejutan32 Bab 32 Neraka Dunia33 Bab 33 Dosa Orang Nyinyir34 Bab 34 Alasan untuk Kembali35 Bab 35 Alarm Peringatan36 Bab 36 Kata Hati37 Bab 37 Tukang Cari Perhatian38 Bab 38 Tempat Bersandar39 Bab 39 Sisi Berbeda40 Bab 40 Memori Sembilu41 Bab 41 Untuk Sekali Saja42 Bab 42 Rasa Nyaman43 Bab 43 Maaf dan Terima Kasih44 Bab 44 Sepertinya Bahaya45 Bab 45 Tetap Menyebalkan46 Bab 46 Sama-Sama Buta47 Bab 47 Luka dalam Kata48 Bab 48 Penangkal Mimpi49 Bab 49 Dia yang Hancur50 Bab 50 Keputusan Tanpa Penyesalan51 Bab 51 Bandul Matahari52 Bab 52 Yang Dia Butuhkan53 Bab 53 Harga Kompensasi54 Bab 54 Tawaran Andreas55 Bab 55 Tak Bermaksud56 Bab 56 Tidak Seburuk Itu57 Bab 57 Tak Ingin Berpaling58 Bab 58 Bukan Orang Asing59 Bab 59 Pembuktian60 Bab 60 Menepati Janji61 Bab 61 Menjadi Egois62 Bab 62 Hantu Masa Lalu63 Bab 63 Kesalahan yang Sama