icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

30 Days With Mr. Vague

Bab 3 3. You Are So Mean

Jumlah Kata:1390    |    Dirilis Pada: 22/12/2021

at yang beterbangan di sekitarku. Rasanya tidak ingin berhenti. Kalau bisa, terus dalam keadaan seperti ini saja. Tidak perlu kelu

hukum

ema di rongga telingaku. Merusak

menghukumku? Dan ia akan membebaskanku di saat ia me

nis bar dan lounge miliknya, yang juga sama suksesnya dengan perusahaan induk milik keluarganya-tapi bukan berarti ia bisa seenaknya me

ku berdiam diri di dalam asrama saja. Tidak perlu ikut merayakan hari terakhir ujian akhir di semester musim gugur ini. Sialan juga teman-temanku yang memaksaku untuk meminum sampanye. Memang tidak banyak, sebab aku juga tid

mpun,

u untuk terakhir ka

sewaktu berada di bar? Mengingat penculikan ini sudah berjalan tiga hari, sepertinya nama beserta wajahku kini telah terpampang di berba

tubuhku. Miris melihat luka lebam yang menghiasi area bahu

as aku berjalan kel

duduk di atas tempat tidur. "Kau tidak bisa tiba-tiba ada di si

ak keluar masuk ruangan ini se

u mencoba menahan diri u

aimana kalau aku sedang berpak

kuk tubuhmu itu tidak akan mem

nya. Berganti dengan helaan napas. "Ters

ang disediakan didesain dengan kaca buram, sehingga Louton

ebab pakaian gantiku masih ada di dalam paper bag dan itu tergeletak di sebelah Louton. Mau tak mau

giku dimana kedua sikunya bertumpu pada tiap paha. Jemarinya terjalin. Wajah

cekatan menyambar paper bag, lalu kembali ke dalam shower box. Sayangnya di

an, kutemukan Louton mas

padamu," ujarnya tiba-tiba. Nada suarany

mengeringkan ram

itu?" tanyaku masih me

ncarimu di

-teman, ibu, atau mungkin para polis

on, tapi nyatanya aku tidak kembali ke dalam. Dan tentunya mereka juga tahu kalau ternyata aku juga belum kembali ke asrama. Beruntung ujian akhir sudah selesai, jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan mas

ketika aku menyebut 'Berkeley Police Department', berharap itu m

menemukanmu," katanya lebih terdengar tegas seray

kau begi

ntuk mencekikku. Namun, kedua tangannya justru dijejalkan ke dalam saku celana ketika ia berbali

kukan harus direncanakan dengan baik, Rose, da

benar-benar

an segala sesuatunya h

yang kupersiapkan,

ku tetap waspada. "Kalaupun kau memberitahuku, aku juga tidak bisa

lagi di sini yang bisa ia lihat. Kutebak ia tengah menimbang-nimbang apak

i rumahku,

rumah sang ahli waris Vogue Holding Group, aku yang merupakan orang biasa ini

mereka akan menemukanku di sini," balasku yan

ih baik dibanding dengan raut wajah yang ia munculkan tatkala ia menyerangku. Walau

u tersipu. Namun, dengan segera aku menepis pikiran itu. "Tapi percayalah, kau tidak a

santai. Ia seperti dirinya yang biasa tampil di

an kanan. Baru terasa pegal

itu tep

ika aku merasa cuku

osiku terpancar melalu

rti apa. Ia harus tahu bahwa ia memang jahat. Mungkin ia tidak sadar itu. Hingga harus orang lai

a yang untuk kali ini tidak mudah terpancing seperti yang sebelum-sebe

erti

enggeleng. "Aku menu

ngikat dan menarik mata

au pilih?" tanyaku bernada sarkastis seraya duduk di salah satu sisi t

rgerakannya. Sisanya mendadak kaku. Terlebih sewaktu kusadari tangan Louton menghampiri wajahku dan m

m. Mengusap pipiku dengan lembut. Menghadirkan rasa me

lasan apa pun. Louton seperti menguasai dan mengambil ali

ik tangannya dari pipiku. Bersikap seolah ada yang salah dengan apa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka