30 Days With Mr. Vague
dicu
rbeda dengan ukuran ruang kamarku, tapi meminum dua teguk sampanye untungnya tidak terlalu membuatku mabuk hingga lupa bagaimana rupa dari kamar
un yang mungkin saja mendengar
dak tahu apa yang akan penculik itu lakukan padaku jika aku hanya berdiam diri t
mengeluarkan bunyi desis. Bersamaan dengan itu pula pintu berg
roporsional, model rambut buzz cut, muncul dan berdiri di ambang pintu. Tangan kanannya menjinjing sebuah p
ang yang aku sendiri tidak menyangka b
bernada tak percaya
ing sedetik setelah
" ujarnya datar dan terk
"Maksudku, tidak terlalu kenal
na untuk mengekspos diriku send
a, tapi tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu yang ada pada salah satu sisi tembok dan pintu kembal
ka dengan senang hati membuatmu terekspos," jawabku tanpa s
iku?" tanya Mr. Vague sudah
au
pa l
t mata birunya yang jernih. Belum pernah aku melihatnya dal
imana caranya menatap m
dengan seorang pria sepertinya, "yang aku tah
ya i
ng tidak terlalu menyenangkan, kupikir ia akan merespons jawabanku, tapi ternyata ia hanya diam seo
Mr. Vagu
rpikir
urutku. Tolong jangan cabut beasiswaku
di UC Berkeley." Mr. Va
meneb
jelas Mr. Vague seraya menyodorkan tangannya yang sedari tadi memegang
g di tangannya. Menerima dengan ragu sambil m
dan air
yang ka
i makananku untuk sehari
erius dan jangan buatku h
menghabiskan dua sandwich sewaktu sarapan," ungkapku dan ia hanya bergeming mendengar pengak
makanan untukmu satu kali di pagi hari setiap harinya dan untuk hari ini hanya itu yang aku beri
irnya. Kemunculan Mr. Vague beberapa menit lalu nya
terhenti, lalu ia kemba
ku sama sekali tidak mengenalmu. Jika ada suatu kesalahan yang
kukan kesalahan
un. "Kau t
i tentangmu ada di dal
mana pun. "Lalu apa? Jika aku tidak melakukan kesalahan apa pun padamu, kenapa aku b
i wajahnya. Rahangnya mengatup kuat, kulit di area wajah dan lehernya tertarik, bibir tipisnya mengerut seakan t
ya," jelasnya dengan suara pe
ku tetap berusaha
lu tahu,
untuk s
idak bisa seenaknya melakukan ini pada-AH!" jeritku ketika Mr. Vague tiba-tiba menjambak rambutku begitu kuat hingga kepalaku ikut tertarik k
wajahnya pada wajahku. Ekspresi yang tadinya t
kan, dimana bibirnya nyaris mengenai daun telingaku. Menghadirkan ra
sakit," rintihku saat ia
u selama seharian ini dan kau tidak perlu bertanya kena
rti terserang oleh sengatan listrik ratusan volt. Terkesan berlebihan, tapi m
jika kau
mengang
uh suara
mengeluarkan suaraku di te
u men
is b
ian ia langsung pergi tanpa mengatakan apa pun. Betul-betul pergi menghilang di balik pintu yang kembali tertutup rapat. Mening