30 Days With Mr. Vague
erlahan meredup. Kelopak mataku mengerut ketika menghadapi transisi yang begitu me
u ini sungguh liar. Jangan biarkan dia kabur lagi.
ada yang perlu saya la
ra perabaku, aku merasakan permukaan yang lembut, empuk, dan dingin. Sepertinya aku telah kembali ke d
dariku dan Louton berdiri tak jauh dari pintu. Tangannya bersilang di dada. Setelahnya, aku memejamkan mataku lagi. B
kasih. Kau bisa
n yang khas bergaung
Mr. V
uton seorang diri bersamaku. Bersama
tadi sungguh luar biasa. Sekalinya telapak tangannya mendarat di pipiku, sensasi panas langsung menjalar hingga membuatku tak sadarkan diri. Aku tidak tahu apa
ya. Apa ia bekerja dengan Louton? Ia hanya berdiam diri ketika Louton memperlakukanku sebegitu buruk. Bahkan ia pun tahu tentang ruangan ini
hari yang kuhabiskan di sini, semakin b
bali jelas, perlahan aku men
ku ketika menc
p. Tubuhku tersentak, lalu dengan cepat bergerak menjauhinya. Meringkuk di pojok tempat tidur yang menempel pada t
tidak cukup membuat Louton mengurungkan niatnya untuk te
si wajahnya jelas masih sama dengan yang
ngku, sekarang kau berani membentak d
k langsung kau bunuh saja?" tanyaku tak mampu l
ah melakukannya, Rose, tapi saya
!" pekikku dan tangisku pun pecah. "Aku tidak bisa begini terus, Mr.
kukanmu dengan baik," ujarnya terdengar tertekan. Seperti me
memeluk di
sekali dalam sehari adalah bentuk perlakuan yang baik?" t
erima kasih meski hanya
kan jauh lebih membuatku kelaparan. Tapi masalahnya tidak ada yang ingin m
karena tersipu atau semacamnya, tapi karena m
ernah membalas dengan sikap yang serupa. Tidak.
hwa segala bentuk sikap baiknya tidak akan bisa terbay
a ada di sini, Rose. Kau
cukup menghukumku?
tahu
egera memeriksa kondisi psikologismu sebelum ji
ti hanya dengan kami berdua yang saling tatap. Kilau
s apa yang kau katakan,
ahu apa yang kukatakan barusan ada
jadi kau tidak bisa s
yang salah dengan dirimu juga hidupmu hingga kau terpaksa
mulutmu
ini, Mr. Vague? Apa yang membuatmu melampi
UK
pola aliran sungai yang memanjang hingga ke dalam lengan kaus oblong abu-abu yang dipakainya. Matanya
mandan
melakukan apa. Aku tidak peduli," tuturku begitu melihat
mu makanan untuk seharian ini!" balasnya ketus seraya berbalik pergi dengan be
atas kedua lutut yang tertekuk. Wajahku t
i sini terus tanpa berusaha melakukan apa pun di saat ibuku di luar sana begi
semacam ini mesti terja
ku sandwich dan satu botol air mineral, hari ini justru tidak ada makanan d
g harus kulakukan di saat kabur saja