30 Days With Mr. Vague
lembut. Meski di akhirnya ia terkesan seperti baru saja tersadar dari hipnotis, tapi tetap saja aku merasa ada perubahan yang signifikan di dirinya.
bisa seperti ini. Ia telah menculikku. Aku harus melawannya,
pergi dari
enculik dan ia juga telah berlaku kasar padaku. Sudah seharusnya rambutku yang dijambaknya serta tubuhku yang dilempar olehnya ini menjadi alasan kuat untuk
sambil melihat sekeliling ruangan. "Ia tidak m
tuk mengintai pergerakanku, padahal pintu ruangannya saja canggihnya bukan main
tivitas lain selain makan, tidur, ke toilet, juga berjalan ke sana kemari tanpa tujuan yang je
Bukan hanya kau yang mempersiapkan dengan
h pintu yang mulai terbuka. Tubuhku benar-benar menempel pada dinding seperti halnya seekor cecak. Bermodalkan kebe
am diri menunggu waktu yang tepat untuk beraksi. Dan, ketika Louton sudah benar-benar masuk ke dalam ruangan, secep
a? Tidak enak, kan? Tapi kau patut men
ngkah ke luar r
da diri sendiri usai meliha
bukan lagi sebuah ruangan berbentuk kotak, melainkan sebuah lorong panjang yang jika kulihat dengan lebih teliti, di
ia
rnya aku telah mencapai pintu yang dimaksud dan ternyata ini bukan hanya sekadar sebuah pintu, melainkan sebuah lif
u membantuku?!" tanyaku f
ra desis yang mengiringi pintu lift sewaktu terbuka. Aku pun bergegas masuk, kemudian berulang kali menekan tom
atau kau tidak ak
" jeritku panik, karena pin
bergerak mundur ke belakang sewaktu jarak Louton tinggal tersisa beberapa langkah lagi dariku. Mataku terpej
os
emekakkan telinga. Dan semakin lama, sekelilingku berubah menjadi hening. Satu-satunya suara ya
aku membu
sahku sedikit
sa langsung berpuas diri. Ketika aku keluar dari lift, lift ini tentu akan kembali ke bawah untuk membawa Lou
sungguh membuatku terharu. Hampir empat hari lamanya disekap di dalam ruangan yang ada di bawah tanah dan tidak mendapat
nya untuk melepas
kan kaki keluar dari lift, a
r dari tempat ini," ujarku
li tidak tahu di mana tepatnya letak pintu utama rumahnya. Aku pun juga tidak tahu apak
. Ini ...
ambil setengah lahan dari rumah seutuhnya. Sekeliling rumah ini terbuat dari kayu dan didominasi oleh kaca jendela dalam berbagai ukuran. Agak tercengang juga sewaktu pemandang
aku har
benar sepi. Bahkan perabot rumah yang ada, seperti tidak perna
u kel
a kutemukan pintu uta
il. "Ergh! Sial!" Pintunya jelas terk
ar hampir di sekeliling rumah. Sialnya kaca jendel
ng rupanya telah berhasi
akin menjadi-jadi. Segera aku kembali berlari meny
utemukan sebuah area terbuka yan
entang sepanjang halaman. Sontak ia berlari menyusul dengan kecepatan ekstra dan aku pun ikut berusaha menaikkan ritme langkah kakiku. Hingga akhirnya tanpa sengaja aku justru tersandung oleh kakiku sendiri,
kin berpacu di kala kulihat Louton semakin mendekat. "Lelaki itu menculikku! Tolong bawa aku pergi dari sini!" jer
ang masih terengah-engah, Louton semakin mendek
arus kulaku
it wajahnya mengerut. Menampakkan bentuk tulang rahangnya yang kokoh dan mengatup k
li pada p
angan pria berjas ini. "Aku tidak kenal lelaki ini. Sungguh
gan tenaga seadanya. Walau aku tahu, u
an suara berat. "Maaf telah membuat Anda ikut mencari. Apa
as. Saking lemasnya, aku bahkan tidak mampu untuk me
a, Vince, tapi sebelumnya aku
gga tanganku terlepas dari pria berjas tadi, membawaku mendekat padanya, dan