icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terbelenggu Obsesi Sang CEO

Bab 4 Apartemen Xavier

Jumlah Kata:974    |    Dirilis Pada: 25/12/2025

ngin daripada sebuah hunian. Dindingnya didominasi warna abu-abu gelap dan kaca besar yang menampilkan kerlap-kerlip lampu kota

merasa seperti penyusup di tempat yang sangat asing, padahal pria yang me

elayan di sebelah dapur," suara Xavier memecah keheningan. Ia sudah mele

lemari kayu sederhana. Sangat kontras dengan kamar utama yang pintunya terlihat megah di ujung lorong. Setelah melet

t bulu di dekat meja kopinya.

puh di atas karpet, sementara Xavier duduk dengan santai di sofa di atasnya, menyesap

tikan aku bisa tidur nyenyak. Aku punya masalah insomnia sejak lima tahun lalu. Dan karena kamu adalah

aku lakukan?" ta

nti sampai aku benar-benar terlelap. Kalau aku terbangun ka

r untuk menginjak-injak harga dirinya hingga tidak tersisa. Namun, bayangan wajah ayahnya yang pucat di rumah sak

n ini dengan penuh kasih sayang saat mereka kelelahan setelah seharian jalan-jalan. Dulu, Xavier akan menariknya ke dalam pelu

kamu merasa jijik menyentuh orang y

Aku terpaksa," gumam Valerie, matany

wanita itu mendongak menatapnya. "Terpaksa menerima cek dari ibuku? Terpaksa pergi dengan laki-laki itu

"Cek? Laki-laki? Apa ma

"Aku tidak butuh skenario barumu. Aku sudah melihat semuanya d

rgi. Ia ingin menjelaskan bahwa pria yang dilihat Xavier bersamanya adalah sepupunya yang menolongnya keluar dari kota karena ia tidak punya

asa, bahunya pegal luar biasa, dan matanya berkali-kali terpejam karena kantuk yang tak tertahankan. Namun,

ambutnya yang masih sama seperti dulu, dan sentuhan tangannya yang lembut justru membuat emosinya kacau. Ia ingin mengusir Valerie, tapi i

ihan ayahmu kalau kamu sangat membenciku?" tanya

saat aku memberikan posisi yang dulu sangat kamu inginkan kepada wanita lain yang le

alau itu yang membuatmu puas, lakukanlah. Aku sudah hancur sejak hari aku m

uat dalam dirinya untuk menarik wanita itu ke dalam pelukannya, untuk menghapus air matanya, dan b

sedikit bergetar meski ia berusaha keras menutupinya.

aku, hampir terjatuh jika ia tidak berpegangan pada pinggiran

mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga kukunya memutih. Ia menyam

a meter, namun dipisahkan oleh jurang kebencian yang sangat dalam. Valerie menangis hingga tertidur dalam posisi meringkuk, se

membakar Valerie, semakin ia menyadari bahwa dialah yang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka