Terbelenggu Obsesi Sang CEO
/0/31289/coverbig.jpg?v=6439699dde3ef1a60e36d5eeb48bea4f&imageMogr2/format/webp)
ng tidak berhenti menyisir setiap sudut ballroom hotel bintang lima itu. Baginya, acara gala seperti ini hanyal
le
ing yang tampak sedikit pudar jika dilihat dari dekat-sangat kontras dengan kemewahan yang dulu selalu melekat padanya. Wajahnya lebih tirus,
a mendidih seketika. Lima tahun. Lima tahun ia mencoba mengubur bayangan pengkhianatan wan
sambil terkekeh sinis. "Bukankah itu putri dari keluarga yang h
i meja kayu mahoni hingga beberapa orang menoleh. Dengan langkah tega
dongak, dan seketika tubuhnya membeku. Napasnya tercekat. Ia sudah membayangkan pertemuan ini ribua
i yang tertahan. "Dan kamu masih punya muka untuk datang ke temp
, tenggorokannya terasa kering
enyakitkan. "Bicara? Setelah apa yang kamu lakukan?
u ia menjadi tontonan, tapi ia tidak punya pilihan lain. Perusahaan ayahnya di ambang kehancuran, dan satu-satunya
g memegang surat utangnya sekarang. Aku cuma minta waktu sep
ngga Valerie bisa mencium aroma parfum maskulin yang dulu sanga
?" Xavier melirik gaun Valerie dengan hina. "Berapa harga harga diri
ahwa semua tidak seperti yang Xavier kira. Tapi kenyataannya, ia memang sedang me
ong, jangan hancurkan sisa hidup ayahku,"
atnya memberikan dunia. Sekarang, itu hanya terlihat seperti akting murahan baginya. Ia ingat
hanya wanita itu yang mendengar kalimat penghancurnya. "Kalau begitu, sujudlah. Minta maaf di depan semua orang ini
ari sisa-sisa pria hangat yang dulu ia kenal. T
jahat ini, Xavier?"
agar orang-orang di sekitar mereka mendengar. "Maaf, Nona Valerie. Aku tidak punya waktu untuk mengurusi orang-orang yang ha
mentara Xavier berbalik meninggalkannya tanpa menoleh sedikit pun. Tawa lir
an membuatnya merasa puas, tapi ada rasa sesak yang aneh di dadanya. Ia menuang wiski lagi, tangannyjunya. Permainan ini baru saja dimulai. Ia tidak akan membiarkan Valerie pergi semudah itu. Kebencian ini adalah satu-satunya hal yang
luruh. Ia tahu perjalanannya akan berat, tapi ia tidak menyangka Xavier akan menjadi monster sesadis ini. Namun, demi a
ar di lantai atas. Ia melihat sosok mungil i
rakhir, Val?" gumamnya p