Terbelenggu Obsesi Sang CEO
dung pencakar langit milik Xavier. Gedung itu menjulang angkuh, dilapisi kaca gelap yang memantulkan bayangan Valerie yang tampa
ndang dengan tatapan menilai. Mungkin karena penampilannya yang tidak lagi mencerminkan kelas sosial atas, a
h ada janji," ucap Valerie, berusaha
sekilas tanpa senyum. "Tunggu d
a tahu ini sengaja. Xavier ingin menunjukkan siapa yang memegang kendali sekarang. Ketika akhirny
dan sangat dingin. Xavier duduk di balik meja kerja besarnya, fokus
gkat. Suaranya datar, tanpa
ingan di antara mereka terasa mencekik. Hanya ada
erie akhirnya, memecah kesunyian. "Kamu bilang kamu m
n yang sulit dibaca. "Negosiasi hanya dilakukan oleh dua pihak yang setara, Val. Kamu tidak punya apa
"Apa yang kamu mau? Aku akan lakukan apa pun
pai ke mata. Ia menarik sebuah dokumen dari laci mej
. Judul di atasnya membuat napasnya
akan bekerja sebagai asisten pribadiku. Bukan asisten kantor biasa, tapi asisten yang harus siap sedia dua puluh empat jam. Kamu harus ada di
r dengan tidak percaya. "Xavier, itu keterlalua
"Besok pagi, tim hukumku akan mengeksekusi rumah ayahmu. Panti jompo tempat dia dirawat juga akan m
a titik lemahnya. Ayahnya adalah segalanya bagi Valerie, satu-satunya alasan kenap
berkaca-kaca. "Kenapa tidak biarkan aku pergi saja? K
eberapa senti dari wajah Valerie. Aroma tembakau dan kayu cendana dari tubuh pria itu me
ingin kamu melihat setiap harinya bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak punya piliha
nya karena uang!" seru Vale
natap mata gelap yang penuh amarah itu. "Jangan bohong lagi. Aku sudah muak d
san tinta di atas kertas itu terasa seperti ia sedang menyerahkan jiwatersenyum puas. "Bagus. Sekarang kamu milikku, Valerie. Mu
ua barang pribadi Nona Valerie yang tersisa di rumahnya. Bawa ke apartemenku.
melakukan itu!" protes
, buatkan aku kopi. Tanpa gula, sangat pahit. Seperti suasana hatiku sekar
ang keras, ia tahu bahwa ini hanyalah awal dari neraka panjang yang harus ia lalui. Ia berbalik menuju pan
sudut hatinya yang paling dalam, ada rasa nyeri yang tidak mau hilang. Ia membenci wanita itu, sangat
m Xavier pelan, hampir tidak terdengar, saat ia kemb
dan budak yang terikat oleh rantai dendam yang tak kunjung usai. Valerie tahu, mulai hari ini, ia bukan lagi pemilik