Karma Manis untuk Tuan yang Sombong
dap suara itu, hanya ada keheningan yang mencekam. Kinanti duduk menyamping, menempelkan keningnya di kaca jendela, menatap lampu-la
gannya saat terjebak macet, seolah sedang melampiaskan amarah yang nggak bisa dia suarakan. Dia nggak melirik K
ok mobil saya lagi," ucap Arjuna tanpa menoleh. Sua
pelan, meskipun Arjuna ng
anggil nama saja, atau jangan panggil sama sekali kalau nggak penting. Saya
kuat-kuat. "Terus... saya harus
Kamu cukup tutup mulut dan turuti semua yang saya s
ebat saat melihat bangunan megah itu kembali. Sebulan lalu dia lari dari sini denganuar tanpa menunggu Kinanti. Dia berjalan cepat masuk ke rumah, menin
ang. Saat melihat Kinanti masuk di belakang Arjuna dengan daster yang kotor
ik dalam kondisi begini?" tanya Tuan A
. "Dia hamil," ucapnya singkat, seolah baru
a Nyonya Adiwangsa mulai terisak. Kinanti hanya bisa menunduk, memandangi ujung kakinya ya
a. "Terus apa rencana kamu? Kamu nggak
di sini sampai bayi itu lahir," Arjuna menjelaskan rencananya dengan nada bicara seperti sedang membahas transaksi bi
nya berkaca-kaca. "Tapi
mu layak disebut ibu setelah menjebak ayahnya? Kamu itu cuma tempat titipan. Begitu tugas kamu se
lagi mengandung cucu Mama. Kinanti, kamu naik ke atas. Be
an dengan beberapa pelayan yang dulu sempat menjadi temannya mengobrol. Tapi sekarang, merek
hari esok, di mana dia akan mengucapkan janji suci di depan Tuhan dengan pria yang sangat membencinya. Harusnya p
nghilangkan rasa dingin di hatinya. Saat dia mengusap perutnya, dia berbisik pelan. "Maafin Ibu ya, Nak
berada di ujung lorong. Suara barang pecah dan teriakan frustrasi pria itu terdengar j
tengah dengan beberapa saksi dari orang kepercayaan Tuan Adiwangsa. Kinanti dipaksa memakai kebaya putih sederhana milik Nyon
ya digulung asal-asalan. Dia nggak menatap Kin
istri sah Arjuna Adiwangsa. Saat diminta mencium tangan suaminya, Kinanti ragu. Dia mengulurkan tangannya yangai, Arjuna langsung berdiri. Dia merogoh saku celan
ata Arjuna sambil melempar amplop itu ke
n gemetar. Di dalamnya ada draf perjanj
telah kelahiran. Pihak Kedua dilarang menuntut harta gono-gini dan wajib meninggalkan kediama
i. Jangan buang waktu
nggak boleh lihat anak ini
agiaan saya, sekarang saya ambil apa yang
njian itu, Kinanti membubuhkan tanda tangannya. Dia
. Kamu istri saya di atas kertas, tapi jangan harap bisa tidur di kamar saya. Kamu tetap di kamar baw
ikkan kata-kata yang me
yang kamu kandung itu sebagai berkat. Bagiku,
an yang sunyi. Nyonya Adiwangsa mendekat, mencoba memegang bahu Kinanti, tapi Kina
pergi entah ke mana, mungkin mencari pelarian atau mencoba menghubungi Valerie
napa-napa, atau kamu bakal makin disi
ri. Dia tahu, ini baru hari pertama. Masih ada ratusan hari lagi yang har
ti borgol yang mengikatnya dalam sangkar emas penuh duri. Kinanti menutup matanya, mencoba mencari kekuatan dari tendang