Karma Manis untuk Tuan yang Sombong
n ujung daster yang sudah kusam. Bau sisa sayuran busuk dan amis ikan jadi makanan sehari-harinya sekarang. Dia baru saja selesa
ak kertas putih, pucat banget," tegur Bu Siti sam
ba terlihat kuat. "Nggak apa-a
danmu itu bukan cuma buat kamu sendiri sekarang," b
i yang sudah seperti ibunya sendiri di perantauan ini. Dua garis merah itu benar-benar mengubah cara pandangnya te
menatap layar komputernya dengan tatapan kosong. Di depannya ada tumpukan laporan keuangan
anya Arjuna saat asisten prib
dia di daftar manifes. Tapi ada informasi dari salah satu sopir bus jurusan Jawa Barat. Dia bila
a berderit keras. "Kirim lokasinya
i ada rapat dengan
ni lebih penting,"
ir semua akses komunikasinya. Orang tuanya setiap hari menanyakan keberadaan Kinanti. Dan yang paling parah, Arjuna sering terbangun tengah ma
i dalam hati. Dia membayangkan akan menemukan Kinanti sedang hidup senang dengan uang hasil "menj
anan terlalu sempit dan becek. Sepatu pantofel mahalnya kini kotor terkena lumpur. Dia be
sini," bisik orang-orang,
akang warung dekat tempat cuci piring, dia melihat seorang gadis sedang jongkok. Gadis itu memakai da
Kina
erjalan mendekat dengan lang
ian kamu?" suara Arjuna menggel
ntai semen dengan suara klontang yang nyaring. Dia mendongak, matanya membelalak
na?" suara Kinan
elah bikin kekacauan di rumah saya," sindir Arjuna. D
.. sakit," r
u pikir hidup saya nggak hancur karena ulah kamu?
eluar dari dapur. "Eh, Mas siapa ya
nghina. "Ibu nggak usah ikut campur. Urusa
ak marah lagi," tangis Kinanti pecah. Dia mencoba melepask
semua orang mikir saya cowok brengsek yang buang kamu setelah pake kamu?"
ti merasa sangat malu. Dia diseret seperti binatang. Tenaga
aku dulu," pinta Kinant
balik ke Jakarta sekarang. Kamu harus jelasi
ebat. Perutnya terasa melilit, rasa mual yang tadi dia tahan kini memuncak. Dia melepaskan ta
an rasa jijik sekaligus bingung. "Nggak usah akti
emang kosong. Wajahnya yang semula pucat kini berubah jadi putih pasi, nyaris membi
r
inanti ambruk
epala Kinanti sebelum menghantam tanah. "K
is itu pendek-pendek. Orang-orang mulai mengerumuni mereka, bert
lam mobilnya. Dia tidak peduli lagi jok mobil mewahnya terkena noda dari daster koto
nnya kacau. Dia benci mengakui kalau dia merasa sedikit takut melihat Kinanti pings
ian, seorang dokter
ya?" tanya
aya... suaminya," bohongnya
nutrisi istrinya, Pak. Dia kelelahan fisik dan mental yang luar
una. Dia merasa seperti tersambar petir
um tahu? Istri Bapak sedang hamil. Usianya sekitar enam
up kencang, lebih kencang daripada saat dia hampir kecelakaan tadi. Kata-kata
adar, tapi matanya terlihat sangat kosong menatap langit-langit klinik. Begitu melih
ar, kali ini bukan karena marah,
njawab. Dia hany
anya naik satu oktav. "Jawab a
t menyedihkan. "Mas tanya anak siapa? Setelah apa yang Ma
nya dia yang menyentuh Kinanti malam itu. Skenario yang dia susun di kepalanya-bahwa Kinanti hany
encegah atau apa pun supaya ini terjadi?" tuduh Arj
obat kayak gitu!" teriak Kinanti dengan sisa tenaganya. "Kalau aku mau jebak Mas, kenapa aku harus lari?
benar. Kalau memang tujuannya harta, Kinanti tidak
an. Hidupnya benar-benar sudah berakhir. Rencananya dengan Valerie, kariernya,
di bubur," gum
n yang baru. "Oke. Kamu menang. Kita balik ke Jakarta sekarang juga. Kita bak
nggak minta dinikahi, Mas. Bi
atkan wajahnya ke Kinanti, memberikan ancaman yang akan mengubah hidup Kinanti selamanya. "Begitu anak itu lahir, kamu harus
membuangnya seperti sampah. Tapi dalam kondisinya yang lemah dan tidak punya siapa-siapa, Kinanti hanya bisa mengangguk pelan s