icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Benih Sang Kakak Ipar

Bab 2 menandakan Gavin sudah bangun

Jumlah Kata:1486    |    Dirilis Pada: 18/12/2025

n. Aura mengerjap, kepalanya terasa berat karena semalaman dia nyaris tidak tidur. Di sampingnya, kasur sudah

asih meninggalkan bekas panas yang menjalar. Dia mencoba meyakinkan diri bahwa itu mungkin cuma pengaruh alkohol yang diminum Adrian, atau mungkin dia sendiri y

i pinggangnya. Wajahnya segar, tampak sangat bersemangat. "Gila ya, air panas di sini

"Vin, kamu nggak merasa ad

imana? Dia emang begitu, Ra. Pendiam, serius. Tapi dia orang paling loyal yang aku kenal.

dutkan aku di dapur semalam dan bilang aku ini tanggung jawabnya'. Kalau dia bilang begitu, Gavin pasti bakal

i bawah. Mas Adrian nggak suka kalau ada orang yang telat k

air, dia mencoba membasuh rasa gelisahnya. Dia harus bersikap biasa saja.

bagai macam menu, dari nasi goreng sampai roti panggang. Adrian sudah duduk di kursi kebesarannya di ujung

tanpa mendongak. Suaranya

. Setiap kali dia mencoba menyuap makanannya, dia merasa mata Adrian sesekali melirik ke ar

ku buat nyiapin semua laporannya. Kamu mungkin bakal sering pulang telat, atau kalau perlu

adak banget? Aku kan baru aja pindah ke sin

ya bertemu dengan mata Aura. Ada kilatan provokasi di sana. "Lagian, kamu mau kan karir kamu naik

umnya pada Adrian mengalahkan segalanya. "Ya... kalau Ma

a. Dia sengaja menyingkirkan Gavin agar bisa bebas melakukan apa saja di ruma

yang lambat bakal ketinggalan," potong Adrian

mah menjadi sunyi yang mencekam. Aura berniat langsung masuk

mana bur

i sana, menyilangkan tangan di dada. "Ak

saya ke perpustakaan sebentar. Ada yan

ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi rak buku setinggi langit-langit. Bau kertas lama d

l

ar seperti suara vonis

mencoba tetap tenang, meski

ggak suka diganggu kalau lagi bicara serius. Kamu tahu, Aura... rumah ini punya aturan

a tidak menyentuh, tapi kehadirannya yang dom

u nggak nyaman di sini. Saya tahu kamu takut sama saya. Tapi jujur aja

rak rak buku. "Mas, tolong... hargai

cuma tahu cara main-main, tapi dia nggak tahu cara memuaskan ego perempuan," Adrian mengulurkan tangan, kal

hnya. "Mas gila! Aku

ap malam kamu bakal terus berpapasan sama saya di lorong gelap rumah ini. Kamu nggak bisa lari, Aura. Gerbang depan dij

rin yang dirancang khusus untuk menjeratnya. Dia ingin berteriak, tapi dia ta

meletakkannya di atas meja kerja. "Itu kunci kamar utama. Mulai sekarang, kamu nggak boleh kunci pintu kamar kamu

asuk akal!"

k ke kamar kamu. Siapkan mental kamu, karena Gavin nggak bakal pul

kamarnya, membanting pintu, dan langsung menangis di balik bantal. Dia mencoba me

ak besar berwarna hitam. Di dalamnya ada sebuah gaun sutra berwarna merah marun y

akan malam. Janga

Adrian pernah bilang kalau perusahaan ayah Aura sedang kesulitan dan dia adalah salah satu investor terbesarnya. Ancaman itu

at dia bercermin, dia tidak mengenali dirinya sendiri. Dia

yang kancing atasnya terbuka. Saat melihat Aura, mata Adrian menyipit,

. Dia berdiri dan mena

yang mencekam. Hanya ada suara denting sendo

akannya nggak enak?" tanya

k nafsu m

Kamu butuh tenaga

ang sedang diminumn

etakkan tangannya di bahu Aura, memijatnya pelan namun kuat. "Gavin baru aja telepon. Dia bakal nginep di Cikarang

mainkan tali gaunnya. "Tapi di sini kita berdua. Cu

mendominasi indra penciumannya terlalu nyata. Dia terjebak dalam obsesi kakak iparnya sendiri, di rumah yang seharusnya me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka