icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Benih Sang Kakak Ipar

Bab 4 sejak awal pernikahan

Jumlah Kata:1264    |    Dirilis Pada: 18/12/2025

i sempat dimasuki Adrian. Matanya perih karena terus-menerus menangis, tapi rasa takutnya jauh lebih besar daripada rasa kantuknya. S

ena mengira rumah mewah ini akan menjadi tempat perlindungan. Dan yang paling menyakitkan, dia merasa dik

iri di depan cermin besar, menatap bayangannya sendiri. Matanya sembab, rambutnya berantakan, dan wajahnya pucat pasi. Dia

tangan pria itu. Aura tahu Adrian bukan tipe orang yang menggertak sambal. Kalau dia tidak tur

nya, dia merasa seperti sedang mengenakan seragam tawanan. Gaun itu memiliki belahan yang tinggi di samping d

jejak air mata. Dia menarik napas panjang, mencoba mene

n menata vas bunga. Namun, begitu mereka melihat Aura lewat, mereka semua menunduk. Tidak

tertata rapi, Adrian sudah duduk menunggunya. Dia sedang membaca koran sambil menyesap kopi. Pakaiannya har

pak berbatu, Adrian menurunkan korannya. Matanya perlahan m

terangkat membentuk senyuman tipis yang menyebalkan. "Duduk, Aura. Saya sudah s

tersedia roti panggang, buah-buahan segar, dan omelet yang aromanya se

mu butuh energi untuk menghadap

a Aura dengan suara serak. Dia tida

u menyadari posisi kamu. Di rumah ini, kamu aman selama kamu mengikuti kemauan saya. Kamu ingin Gavin sukses? Saya bis

" Aura menatapnya dengan

a anak kecil yang kebetulan beruntung mendapatkan kamu. Tapi dia nggak akan pernah bisa melindun

ini soal uang? Soal rumah mewah? Aku nikah sama Gavin karena

memutar meja, lalu berdiri tepat di belakang kursi Aura. Dia membungkuk, tangan

ganya. Tangannya bergerak perlahan menyentuh rambut Aura yang terurai, menghirup aroma sampo dari helai rambutnya. "Mulai hari ini, setiap kali Gavin ng

arga dirinya diinjak-injak. Dia ingin sekali berteriak minta tolong, tapi kepada

etegangan. Itu ponsel Aura yang dia letakka

Aura dan melihat layarnya dengan tatapan dingin. Dia kemudian menggeser tombol hijau dan

depan bibir, menyuruh Aura untuk dia

terdengar sangat ceria di seberang sana, k

ang membelai pundaknya yang terbu

esai meeting pagi. Mas Adrian bener-bener kasih aku tanggung jawab gede

jari telunjuknya ke bahu Aura, memberi

Kami lagi sarapan di taman," jawa

in kamu sarapan biar kamu nggak kesepian. Titip salam

tusuk sembilu. Suaminya menitipkan salam pada p

ampaikan," Aura menutu

kin dua hari lagi aku baru bisa balik. K

too," bisik

mbungan

angat bahagia. Dia merasa sukses. Dan itu semua karena saya. Jadi, kalau kamu mau ke

pa urusan bisnis dan saya mau kamu ada di samping saya sebagai sekretaris pribadi sementara. Jangan memb

untuk melawan. Dia berdiri dan berjalan perlahan menuju rumah, mening

n, di tengah keputusasaannya, muncul sebuah pemikiran kecil. Jika Adrian ingin bermain, dia harus mencari cara untuk

idak akan membiarkan Adrian menghancurkan hidupnya sepenuhnya. Jika dia harus terjebak d

dar kekuasaan. Adrian tidak hanya ingin tubuhnya, dia ingin menghanc

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka