icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Benih Sang Kakak Ipar

Bab 5 Gavin semakin jarang pulang

Jumlah Kata:1499    |    Dirilis Pada: 18/12/2025

erjalan di atas pecahan kaca. Gavin semakin jarang pulang. Suaminya itu seolah-olah ditelan oleh proyek Cikarang yang diberikan Adrian. Dan setiap kali Gavin

a-tiba masuk. Dia tidak tahu kalau setiap kali mereka makan malam bersama tanpa kehadiran Gavin, tangan Adrian seringkali seng

seperti ada yang mengawasinya. Bukan cuma perasaan diawasi oleh pela

sangat luas, dengan marmer putih yang dingin dan cermin besar yang memenuhi satu sisi dinding. Saat dia sedang mengeringka

idak diperhatikan dengan teliti. Di balik lubang kecil

hat lebih dekat. Benar saja. Di sana, tersembunyi dengan sangat rapi di balik celah dekora

ut lain dengan panik. Di balik vas bunga, di sela-sela buku yang tertata di rak dekat televisi, dan yang paling membuat dia ingin berte

an bener-bener gila," bisi

ton oleh pria itu. Bayangan Adrian duduk di ruang kerjanya yang gelap, menatap layar monitor y

arus menelepon Gavin. Dia harus menyuruh Gavin pulang se

ang sekarang," Aura berbicara dengan suara

ar bingung di seberang sana. Suaranya bising, seolah

ruh kamera di kamar kita! Dia ngawasin aku bahkan di k

. Aura bisa mendengar suara mesin

u pendeteksi asap? Kamu jangan terlalu paranoid gitu lah,"

era. Ini beneran kamera! Aku lihat sendiri lensanya

ang sangat protektif soal keamanan. Rumah ini isinya barang mahal semua. Mungkin dia emang pasang sistem keamanan canggih di setiap sudut buat j

a itu terobsesi sama aku, Vin! Kamu nggak sadar selama ini gimana di

g milyaran itu, mana sempat dia mikirin hal-hal kayak gitu. Mungkin kamu cuma lagi stres karena terlalu lama di rumah sendi

ngan telep

in sudah mematikan

dak mempercayainya. Gavin sudah benar-benar dicuci otaknya oleh pengaruh Adria

ukan di pintu kamar. Bukan ketukan pelayan yang lembut,

an berdiri di sana, masih mengenakan jas kerjanya. Wajahn

l melangkah masuk ke dalam kamar tanpa izin. Dia me

a langkah. "Keluar

h saya. Setiap inci dari rumah ini adalah mili

ujung jarinya. "Gavin bilang kamu ketakutan karena melihat sensor keamanan di rumah ini. Kenapa kamu nggak

ngintipin aku, kan? Mas sakit!" Aura berteri

menyebut perhatian saya sebagai sesuatu yang sakit? Saya melakukan ini untuk melindungi kamu

fsu bejat Mas dengan ngeliat aku tanpa

ura. Kamu tinggal di bawah atap saya, makan dari uang saya, dan suami kamu bisa sukses karena saya. Anggap saja kamera itu adalah biaya sewa yang harus kam

Aura mencoba meronta, tapi ke

tahu kenapa Gavin nggak percaya sama kamu? Karena dia terlalu memuja saya. Dan saya bisa dengan mudah membuat dia percaya kalau kamu

rian memegang semua kartu as. Dia bisa menghanc

sannya barusan. "Jadilah anak baik, Aura. Jangan coba-coba mencari kamera itu lagi, atau mencoba menutupinya. Biarkan say

n satu lagi... jangan pernah mencoba kabur. Semua gerbang di sini menggunaka

rah kamera yang tersembunyi di jam dinding itu. Dia tahu, di suatu tempat di

waktu untuk dimangsa. Rasa jijik dan takut bercampur menjadi satu. Dia ingin sekali merusa

i janin, mencoba menghilang dari pandangan mata-mata elektronik yang mengelilinginya. Dia menyadari satu hal yang mengerikan: d

rigala berbulu domba? Malam itu, di bawah selimut yang gelap, Aura berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan Adrian menang

ap wiskinya sambil menatap layar monitor yang menampilkan gundukan selimut di atas tempat tidur Aura. P

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka