icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Benih Sang Kakak Ipar

Benih Sang Kakak Ipar

Penulis: Reno Badini
icon

Bab 1 Perasaannya tidak keruan

Jumlah Kata:971    |    Dirilis Pada: 18/12/2025

yala. Aura menggenggam erat tali tas tangannya di pangkuan. Perasaannya tidak keruan. Di sampingnya, Gavin me

tapi dia baik banget. Dia nggak mau kita kesusahan di awal pernikahan kayak gini," suar

anya macam-macam. "Tapi, Vin... apa nggak sebaiknya kita mandiri dulu? Aku nggak

Mas Adrian sendiri yang minta. Lagian, rumah sebesar itu cuma diisi dia sama pelayan, apa nggak sepi? Dia

nikahan mereka. Pria itu berdiri tegak dengan setelan jas mahal yang tampak sangat pas di tubuh tegapnya. Matanya tajam, hitam pekat, dan saat mereka bersalaman, Adrian tidak melepaskan genggamannya sediki

. Sebuah rumah mewah bergaya modern minimalis berdiri angkuh di hadapan mereka. Dinding-dinding kaca setinggi plafon m

ut, mengambil alih koper-koper mereka dengan cekatan. Di tengah lobi y

ainnya. Ia hanya mengenakan kemeja hitam dengan lengan yang dig

a Adrian berat dan berwibawa, m

an memeluknya singkat. "Mas! Makasih

nya tidak menatap Gavin. Matanya tertuju lurus pada Aura yang masih

dikit lemas. "Halo, Mas Adrian. Terima kas

kulin yang tajam dan mahal-campuran antara kayu cendana dan tembakau. Adrian mengulurkan tangan, men

bilang sama saya. Jangan sungkan," ucap Adrian dengan nada yan

ik itu, Gavin langsung tertidur pulas karena kelelahan pindahan. Namun Aura tidak bisa memejamkan m

an sarafnya yang tegang. Ia berjalan berjinjit, tidak ingin membangunkan siapap

Seseorang sedang duduk di sana, di balik meja bar yang

ng menyesap sesuatu

ian tanpa menoleh, seolah dia

ser, mengisi gelasnya dengan air. Saat ia hendak berbalik untuk kembali ke

bidang pria itu. Bau alkohol

nya lagi gelisah, ya?" Adrian menunduk, wajahnya begitu de

Ia mencoba melangkah ke samping, tapi Adrian meletakkan kedua t

ian yang gelap dan intens. Tidak ada keramahan

Aura. Gavin mungkin nggak tahu cara

belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tangan Adrian terangkat, jemarinya ya

i adik kamu," bisik Aura

lapan malam. "Justru karena kamu istri adik saya, kamu jadi tanggung

rjadi. "Tidur lah. Besok hari yang panjang. Dan satu lagi, Aura... jangan pernah berpikir untuk menga

sentuhan tangannya di leher Aura seolah menempel permanen. Aura sadar, kepindahan ini bukan awal dari hidup baru yang bahagia, melainkan awal dari p

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka