Terlambat Menyesal: Mantan Istriku Bersinar Terang
ia
asa perlu mengetuk p
ruangan berlapis kayu ek itu adalah hak
risi kopi di tanganku terasa semakin berat, sea
ja besarnya, tenggelam
el duduk di l
di kur
ran Don, tempat yang sakral
a milik John terselip santai di
ngan bau tembakau yang maskulin, bercamp
rlihat
lu ny
, suaraku nyaris hilang
idak mengangk
buah isyarat pengusiran yang hal
beralih dari kertas di hadapannya. "Angel seda
an asap rokok membentuk awan tipi
tahu kan, hal-hal yang rumit dan memb
tu dengan bunyi 'klak' yang sedikit terlalu k
tidak
makan terasa seperti
pala meja, sang
di kan
i kir
anya seperti kursi penonton
ngan gerakan anggun yang dibuat-buat. "Aku rasa warnanya terlalu
mengunyah, men
u bukan ke
k yang menilai asetnya yang mulai
ong dagingku dengan presisi bedah untuk menyembunyikan getaran di tanganku.
erdengar seperti pecahan kaca, lal
Lukisan abstrak yang kau beli itu
tertawa
takan dinding kasat mata
pintu kamar
n m
ang ke kamarku
mejanya, tajam dan menyengat, sep
negang sec
gian yang bodoh dan lama,
n, rasa mual
jik mental sema
hebat, menolak arom
aku p
engan tangan, menahan
pasti pu
ngkah maju, ada kilatan emosi
awab, ponselnya berge
r me
l' terpamp
ohn beruba
di fokus penuh pada telepon i
alik, berjalan keluar kama
e sana. Tu
tert
ian dengan rasa mual ya
Luca, teknisi IT kepercayaan keluarga, sedang me
pit menatap l
mbunyi yang kuenkripsi den
n Seni -
a berkerut dalam, tapi
saat sarapan, Joh
r jaringan keluarga?" tanyanya tiba-t
erhenti ber
melapor, atau J
kkan garpu
awabku, menatap matanya tanpa kedip, menolak untuk
dara bisa dipot
mulut untuk membantah, Ange
engiriman di dermaga 4. Pol
hn beral
mbar jasnya, dan p
ngan, pasangan yang se
kosong, menikmati keheningan yan
studio, menya
af rencanaku
tiap kata "Kelua
dengan jari yangandi
el
ta-kata itu be
lagi sek
alan keluar sebelum aku m