Amelia Bangkit, Balas Dendam Dimulai
/0/30751/coverbig.jpg?v=02b7b7ed3fe9d740b9007ba86196483d&imageMogr2/format/webp)
hati lewat siksaan IVF, akh
miku, Aditya, sedang tertawa bahagia memilih baju
jelasan, wanita itu b
ongku hingga tersungkur d
anakku!" bentaknya, lalu pergi meninggalkan
an anak dari selingkuhannya dengan sukaci
ng kunanti untuk pergi selamanya, k
i sebagai wanita sukses yang b
rus, dan penuh penyesalan, datang meng
menatap matanya yang sembab
ang mencintaimu sudah
a
LIA
dan Aditya dengan lembut memilih-milih perlengkapan bayi bersamanya. Dunia yang baru saja kuisi denga
uat. Napas tercekat di ten
u, berbisik bahwa aku adalah separuh jiwanya. Dia bilang
seharian menjalani pemeriksaan terakhir di kl
an posesif. Dia membungkuk, berbisik sesuatu ke telinga wanita itu, dan wanita itu tersipu
l USG yang menunjukkan titik kecil harapan di dalam diriku, seo
enatap tepat ke arahku. Senyum di waja
takutan yang jelas tercetak di wajahnya. Dia mencengker
lam. Dia menuntun wanit
h istirahat," suaranya terd
ku. Langkahnya berat. Mat
?" tanyanya, suaranya mencoba terden
selangkah saat dia mencoba meraih tan
tidak m
salah paham, bahwa wanita itu hanya klien atau kolega. Bahwa perutnya ya
diri untuk tidak membiarkannya jatuh. Sua
Aku menunjuk Nasywa. Dia mendekatiku lag
arakan ini di
gan sentuh aku! K
ah. Badanku lemas. Hatik
tanpa suara. Me
nghindari mataku. "Anak
ak bisa menopang tubuhku. Rasanya sepert
egangiku. Wajahnya
minta ma
ngannya, jijik. "Bagaimana bisa? Bagaimana
ai memperhatikan. Bisikan-bisik
i ke arah Aditya. Dia me
pa-apa!" Nasywa menatapku dengan mata ber
balas pelukan Nasy
odoh. Aku yang disakiti, t
marah membakar seluruh tubuhku. "Kau mere
bergetar. Dia semakin me
up!" Aditya
gan kasar. Aku kehi
i perutku. Rasa sakit menjalar dari telapak tanganku yang t
n dan penyesalan di matanya. Dia mencob
a mengerang kesakitan.
perutku
Dia mengangkat Nasywa dalam p
k keramaian, dia menoleh padak
jelaskan n
ggalkanku sendirian,
an air mata akhirnya tumpah ruah. Tidak
ya ber