icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dipaksa Menjadi Boneka di Hadapan Istri Palsu

Bab 4 pernikahan yang sempurna

Jumlah Kata:1565    |    Dirilis Pada: 28/11/2025

menjuntai dari langit-langit, karpet merah terhampar, dan gemerlap kristal memantul di setiap sudut. Ini adalah pernikahan yang se

ting-para konglomerat, pejabat tinggi, dan seluruh wajah yang berarti dalam peta kekuasaan Jakarta. Ha

ke dua hari lalu, ke rumah kayu sederhana di Bogor, ke cincin perak yang kini disimpan Anjani. Dia membayangk

ijik dan kasihan. Rio tahu yang sebenarnya, dan itu adalah satu-satunya pelipur lara Sakti: s

nnya mewah, warisan dari ibunya, dan dia berjalan didampingi Tuan Dharma. Namun, di balik senyum tipisnya, ada sorot mata kosong

la terasa dingin. Sakti menggenggamnya, mencoba menyampai

ngkan, dan ciuman formal di kening yang terasa dingin. Sakti melakukan semuanya seperti robot. Dia nggak bisa merasakan apa-apa, k

berdiri selama berjam-jam, menyambut ucapan selamat, menerima pujian, dan

Begitu Kakekmu siuman besok, aku akan pastikan dia tahu betapa berkorbannya kamu demi dia. Dan ingat, mulai m

um palsu. "Jangan khawatir

ng disiapkan Hardian untuk mereka. Kamar itu besar, dengan peman

indah. Dia nggak menangis, tapi tatapannya jauh, seperti boneka yang

"Aku sudah bilang, Mala, pernikahan ini adalah perjanjian.

Sakti. Nggak perlu diulang. Aku nggak menuntut apa-apa dar

h bisa melupakan dia. Dia... adalah istriku yang sah di mata agama," kata Sakti

ap, suatu hari nanti, kamu bisa menemukan jalan keluar dari semu

h dengan orang yang hatinya sudah dimiliki ora

emberiku keamanan itu. Jadi, kita berdua melakukan pengorbanan ini. Sekarang, mar

i suami istri, tapi sebagai dua rekan bisn

an M

reka adalah pasan

arus memperlakukan Mala de

ia ke siapa pun (Anjani) yang d

an S

h (atau Sakti akan s

yang dia mau selama nggak mem

berakhir begitu Ka

ur terpisah, dengan jurang yang begitu da

udah berdetak di tubuh Kakek, dan beliau dinyatakan stabil. Beban di pundak Sakti

mengunjungi Kakek di rumah sakit (Kakek Mala, Tuan Wijaya, sudah tiada, tapi Mala ing

at di perusahaan ayahnya, menemani Mala di acara sosial, dan pura-pura bahagia. Malam hari, dia menghabiska

sang mata-mata. Sakti tahu, setiap gerakannya diawa

bisa mengh

tanya Sakti, suara

ir kamu benar-benar meninggalkannya. Dia dengar berita pernikahan kamu denga

g sebenarnya. Dia harus aman," Sakti menghela napas berat. "Kak

an. Dan ingat, Hardian mengancam keselamatan Anjani, bukan cuma soal K

iku!" raung Sa

sabar, Sakti. Teruslah mainkan peranmu. Begitu Kakek pulih, kita cari cara untuk mem

hanya sedikit m

k. Dia nggak pernah melihat berita, nggak pernah mau tahu tentang dunia Sakti, tapi

an Mala, dengan judul bombastis: "Pernikahan Ki

i Agung. Bukan Tifany, tapi Mala. Dan yang paling menyakitkan, berita itu menyebutk

ata-kata Sakti: Kalau kamu dengar rumor apa pun tentang aku, ang

k Papanya? Atau Sakti benar-ben

dia nggak punya apa-apa lagi. Dia hanya menyimpan cincin perak mereka di kotak kecil

g yang parkir di kejauhan. Ada beberapa panggilan telepon aneh ke pengurus panti yang menanyakan tentang Anjani. Itu membuat Anjani

nisnya. Dia seorang wanita yang cerdas, baik, dan nggak menuntut. Dia berusaha keras membuat Sakti nyaman, menyiapkan teh di pagi hari

eka sedang makan mala

ingin kamu tahu, aku nggak akan pernah mengadu ke Ayahmu atau siapa pun. Aku

kan sendoknya

hu kamu nggak cinta aku. Tapi kenapa kamu nggak bilang saja kamu sudah pun

nya: Aku berbohong, karena istriku terancam oleh Ayah

percayalah, ini bukan tentang kamu, Mala. Ini tentang dia, Anjani. Aku harus melindunginy

ti sedang menanggung beban yang sangat berat. Dia nggak tahu

ai dan korbankan keselamatannya dengan kebohongan; dan Mala, ya

ingan kebohongan ini terlalu rapuh, dan setiap hari yan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka