Dipaksa Menjadi Boneka di Hadapan Istri Palsu
k setahun. Dua bulan dia hidup di penthouse mewah bersama Mala, dua bulan dia tidur d
barunya berdetak kuat, dan semangat hidupnya kembali. Ini adalah satu-sa
o-tempat yang sudah lama nggak Sakti injak sejak dia diusir. Hardian memanfaatkan momen ini untuk me
nyiapkan makanan sehat, dan bicara dengan Kakek dengan penuh kasih sayang. Melihat Kakek tersenyum tulus pad
ti ke ruang kerjanya. Bau cerutu dan
dup. Aku sudah memenuhi janjiku," ka
aranya dingin. "Kakek sudah pulih. Sekarang, saatnya aku m
Kamu pikir kamu menikah dengan anak tukang kebun? Ini adalah keluarga Wijaya, Sakti! Pernikahan ini
han," bantah Sakti. "Perjanjian kita selesai
ini butuh penerus. Kamu sudah menikah dua bulan, tapi belum ada tanda-tanda kalian akan punya anak. Aku mau kamu dan Mala berbul
nggak akan tidur dengan Mala! Aku n
kat? Istri yang akan aku jadikan jaminan hidupmu? Kamu lupa, Sakti? Aku tahu di mana dia. Aku tahu setiap langkahnya. Sekali kamu menco
ala aman di bawah perlindungan kita. Sekarang, giliran kamu menjalankan peranmu. Mainkan
erniat melepaskannya. Perjanjian itu hanya jebakan. Sela
ali ke penthouse-nya, yang terasa seperti penjara berla
g selalu dia simpan di balik dompetnya. Dia harus melihat Anjani. Dia
agi. Aku harus ketemu Anjani. Papaku menjeb
seberang telepon, suaranya terdengar lelah. "Aku sudah mencoba mengatur pertemuan. Tapi Hardian pun
mana? Terus pura-pura
dah melupakan Anjani. Itu satu-satunya cara untuk mengendurkan pengawasannya. Sampai ka
si. Harus pura-pura melupakan
ngkir teh hangat. Dia duduk di kursi tunggal d
Rio? Tentang perusahaa
hku. Dia nggak mau melepaskanku. Dia ing
empati. "Aku dengar dari Kakek, Hardian menunt
akan melakukan itu, Mala. Aku sudah bilang
menurut," saran Mala. "Aku punya ide. Bagaimana kalau kita pura-pura berbulan madu, tapi tujuannya adalah tem
Gadis ini benar-benar mau memban
ini. Aku nggak mau kamu terli
. Aku cuma butuh janji kamu. Kalau aku bisa bantu kamu bebas, aku juga bebas dari sandiwara ini. Kita bisa perg
atunya kesempatan. Dia bisa menggunakan 'bulan madu' itu sebaga
. Kamu urus ke Hardian. Aku akan pastikan d
an, Anjani perlahan-lahan mu
ghilang. Semua yang Anjani dengar datang dari bisik-bisik yang nggak dis
ya, Nyonya Mala, datang ke pesta amal lho. Mereka mesra
ia mencari nama Sakti di internet secara sembunyi-sembunyi. Foto-foto itu menamparnya. S
foto mereka berdua terlihat tertawa di bandara. Dan ada artikel yang m
an Sakti, ulang Anjani pada dirinya sendiri.
pernah mengiriminya pesan kode rahasia? Kenapa Rio, yan
emegang cincin perak di telapak tangannya.
tanya menetes. "Tapi kalau kamu datang dan bilang k
am sebulan ke depan, dia nggak akan bi
. Dia memasukkan semua yang dia butuhkan, termasuk ponsel rahasia yang baru dia
"Kamu terlihat lebih tenang, Sakti.
cuma berharap bisa menemukan cara unt
ekali. Dia pikir kamu sudah melupakan... masa
h tunduk. Tapi Sakti punya rencana lain. Begitu mereka tiba di Sumba, di
hasianya ke dalam tas, Mala berbicara
satu hal lagi. Ini mungkin nggak adil
mena
menahan diri di depan Ayahmu, dan bagaimana kamu menghormati aku. Kamu pria yang baik, Sakti. Dan aku... aku m
bak besar. Dia nggak menyangka. Dia pikir Ma
amu. Aku minta maaf, aku nggak bisa membalas perasaan itu. Hatiku... hat
Sakti. Tapi cinta itu nggak memilih. Aku hanya ingin kamu tahu. Aku nggak akan menuntut. Tapi tolong, kalau nanti kamu sudah bebas, j
erasaan. Kalau dia menceraikan Mala sekarang, dia nggak hanya akan menghadapi am
guk. "Aku janji, Mala.
arus menemukan cara untuk menghubungi Anjani, menenangkan Mal
agal total. Sekarang, dia punya dua istri yang mencintainya-satu yang dia cintai dan yang satu yang mulai mencintainya-dan