Suami pura-pura
palagi oleh pasangan yang sengaja datang hanya untuk makan siang. Memang tidak bisa dipungkiri jika makanan di sana terasa menggoyang li
enjual sambil meletakkan minuma
a kasi
Oiya, pacarnya
da terasa pusing, dan menjadi beban tersendiri. Tetapi Adinda tidak terlalu menonjolkan, umurnya mem
Bu." Adinda m
a? Kenapa tid
jalan
" Ibu Penjual
n keka
g sambil menggaruk kepalanya walau tidak
u lagi dijagain sam
ang bertanya seperti itu. Karena banyak pengujung membuat Ibu Penjual harus segera kembali ke pekerjaannya. Sementara Adinda kembali melahap sisa ma
duduk di tempat Adinda berada. Awalnya ia tidak menanggapi, t
otor tolong disingkirka
duduk di tempat l
tap intens, "Terserah say
n baju biasa berwarna abu-abu. Memang Alan lebih nyaman berpenampilan s
ekali," ge
ja tidak men
nyidik berusaha untuk mengingat kejadian yang telah ia lewati. Tampilan yang tidak masuk dalam kriteria pria yang diinginkan oleh Adinda, jauh dari standar yang telah ia
ampir menabrak mobil saya."
a anda yang akan m
t Adinda gemas serta kesal, "Ya, kau itu
dah melajukan mobi
anggap kalau Alan itu salah, begitupun dengan Alan yang tak berhenti membela dirinya. Dan beranggapan kalau
ak malu dilihat oleh o
nar apa yang dikatakan oleh Ibu Penjual. Semua p
af malah menyalahkan
saling diam. Adinda pergi dengan hati yang kesal, ia tidak berhenti bergerut
, dan lembut." Ibu Penjual merasa tidak enak hati, karena i
, Bu. Dia saja
a maaf, tapi dia selalu
tup pintu mobil dengan sangat kencang. Perasaannya hancur seketika hanya karena berdebat dengan p
g ke rumah. Karena sebentar lagi, Adinda akan dijodohkan den
tidak ada pria yang ingin menjadi pa
eluar. Namun, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk mencari pacar sewaan.
erti itu di zaman sekarang
anti di kantor. Jika ingat akan pekerjaannya, ingin rasanya Adinda tenggelam dari d
selalu dinantikan oleh banyak orang sebagai obyek foto selfie. Adinda mengendarai motornya menuju rumah Chika. Sampainy
ka sambil mengeringkan rambut
menumpuk, karena tidak mau lem
u berkerja di perusahaan ayahmu, p
amu sudah tau bukan, apa tujuan
at Adinda yang keras kepala dan tidak bisa diubah
lengket sekali tubuhku ini." Adinda meleng
ermarket. Tak berapa lama, Adinda keluar dengan pakaian yang sudah berganti. Ia menghempas
an," oce
. Lagian berbagi dengan
malas. Kalau bukan Adinda,
uman, sinetron, pakaian, bahkan sampai make up. Maka tidak jarang jika mereka sering dijuluki kembar sejak masih duduk di bangku kuliah. Adinda dan Chika
mpai tidak sadar kalau sudah habis. Adinda merogoh bung
jar Adinda memas
lagi. Tapi paka
belum gajian. Kamu saja yang
sam