Suami pura-pura
unyai kekasih? Kenapa tidak cer
ih? Aku? Kamu tahu sendiri
m menemukan tambatan hati. Alih-alih tidak mau mendapat pertanyaan lebih, akhirnya Adinda memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Dan mengatakan kalau dirinya m
am
mempunyai banyak makanan ringan, sehingga bisa ia gunakan untuk mengganjal perut. Tidak lama kemudian, ponsel Adinda berdering. Ia meraihnya, dan melihat siap
k diangkat?"
tidak mau berdeb
, angkat saja. Atau
an meminta agar anaknya cepat pulang. tetapi Adinda menolaknya, dengan alasan tidak ingin dijodohkan. Cukup lama mereka berdebat, Adinda menutup sambu
pa la
u saja meminta aku untuk menerima perjodoh
a dengan lembut, "Ayah kamu itu cuma ingin yang terbaik. Ja
elepaskan hanya karena menikah dengan pria yang dipilihkan kedua orang tuanya. Chika terus berusaha untuk membuat Adinda sedikit l
dan jelaskan baik-baik kepada kedua orang
ok aku pulang ke rumah. Dan memi
as dengan an
n mereka berdua memutuskan untuk mengakhiri pekerjaan malam dan beranjak untuk tidur. Rasa lelah mereka
har
mengajak Chika, tetapi sahabatnya itu sedang ada urusan dengan keluarganya. Terpaksa Adinda pulang sendiri, dengan menge
bergelut dengan jalanan, akhirnya ia pun sampai di pekarangan rumahnya. Tampak masih sepi sekali, kare
Tok
ntik. Rupanya Hana yang membukakan pintu tersebut. Hana terkejut karena tiba
enganmu, Sayang," ujar Hana sam
sekali. Bunda
u, Hana mengajak Adinda untuk segera masuk agar bertemu dengan sang ayah. Lukman sedang duduk santai sambil menikmati kopi hitam,
membulatkan bola
eh sang ayah. Lukman gembira sekali karena puteri sat
unda." Adinda menundukkan kepalanya. Karena hal sep
g penting sekarang adalah, kamu pula
uanya untuk makan bersama. Adinda bersemangat, karena memang sudah lama sekali ia tidak makan masakan bundanya. Mere
?" tanya Lukman disela
car,
sama perjodohan y
, kenapa itu harus dibahas lagi? Dinda 'kan s
kalau pria ini
etakkan sendok dan garpu di atas piring miliknya. Mereka berdua berdebat
yang terbaik untuk
rut Ayah, bukan berarti
saja nurut dengan
"Ayah, pokoknya Adind
ang terjadi. Lukman sesak nafas, dan ia me
Lukman sambil terus
kakkan matanya menyaksikan ayahnya
panik mendapati ayahnya y
rumah sakit,
ahu suaminya itu dan membisikkan supaya ia bertahan. Adinda melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, ia tidak p
ruang UGD. Sementara Adinda dan Hana diminta agar tetap menunggu di luar selama p
melakukan yang terbaik untuk Ayah,"
saja. Semoga Aya
ntuk duduk di kursi yang berada tidak jauh dari sana. Ia terus memberik
sam