Pelabuhan Terakhir
..
a baju sedangkan Hasan tengah m
MIPA sedangkan yang satu aktivis Pramuka sejati
kamu. Dia sepertinya serius pen
na ap
a apa
mu, aku har
suka
gga
Aku juga
krab. Kok gak suka
ang sok akrab. Cih ... Gayaknya sok politiku
yang dia ajak ngobrol mantan politi
luarga besar Lik Mirna yang tahu bahwa kami adalah s
lau biasa nonton drama di TV, karakter Lik Mirna sama kedua anak
a kamu, kita kan c
ngon sapi
elak sedikit meng
*
tanya Lik Marwan saat Awan data
erlu sama P
apa
.. Saya suka sama Caca, P
ngrum dan Lik Mi
suka sama Caca. Jadi
ikir, kemudian berkata, "Kamu yak
an mereka. Tapi sebelumnya saya mau tahu bagaima
an, "Kamu tanyakan dulu kepada orang t
ek karena aku pun tak ada rasa sama dia. Aku cuma penasaran s
ng Putih yang menderita. Weee ... Tapi bohong. Walau aku selalu menuruti seti
*
akang. Hari ini Eyang Putri nampak sehat, w
luar kamu!" teriak
iapa yang berteriak mencariku. Sebelum aku masuk ke dala
rja jadi kaur keuangan desa, lulusan S1. Kamu sih apa? Jauhi Awan! Awan itu pantesnya dapat sarjana dan
sapi. Cih ... Gak mutu. Awas kalian!" Bu Laras segera masuk kembali kedalam rumah. Walau aku tahu kalau reaksi keluarga Awan akan seperti ini. Tapi
e
terluka dari sorot matanya. Wajah yang sangat mirip dengan almarhum Bapak. Sayangnya hanya wajua omongan Bu Laras yang m
engar bunyi o
rsentak
ang
bo
**
an dulu berinisiatif membuatkan BPJS walau hanya bisa kelas tiga. Aku dan
an Nenek saya, D
ini kita hanya bisa pasrah. Kita
uh rentanya. Ya Allah, aku tahu aku harus ikhlas dengan
unya hipertensi. Gak boleh capek. Biar aku
ya
g Putri secara bergantian. Saat aku t
*
" Hasan memu
hari dua malam Eyang dirawat. Kami selalu setia menunggu. Jangan t
pagi," kulirik jam di tan
Ca. Aku biasanya cuma lihat di foto. Tapi tadi
u Bapak Ibuku. Mereka juga tersenyum ke
buah suara memangg
*
usna katanya Ibu melabrak kamu. Gara-gara I
dah takdirnya Eyang
bersalah Ca, gara
Wan. Janga
ni
ha meyakinkan kedua ora
anmu setelah aku tahu tanggapan Ibumu. Dan sekarang aku akan m
..
Kedua orangtuamu tidak
u kita berusaha merek
kesopanan memakiku. Untung hanya di rumah lilikku. Kalau
kawin
erbeda denganku. Kalau kamu lakukan itu kamu akan menjerumuskan dirimu sendiri dan aku ke neraka. Maaf aku
..
.. hentikan
an Eyang. Tak kupedulikan Awan yang
*
apa hatiku tak tenang. Walau kondisi Eyang terlihat bugar dan wajahnya tampak cerah sekali. Bahkan senyum ta
rwa
a M
rus kamu anter ke Kebum
Sudah disini saja
alah rumahnya reot tapi itu rumahnya Simbok. Inget ya Wan
khirnya Lik M
maka kalian berdua terbanglah. Kepakkan sayap kalian yang sudah lama terikat. Jadilah seperti merpati yang bisa terban
sadar ini bukanlah sekedar ucapan tapi wa
*
ah dirawat. Kami sudah rembugan. Eyang Putri langsung dimandikan ole
Eyang Putri juga. Lik Mirna dan kedua anaknya tak mau ikut dengan alasan jauh dan