Pelabuhan Terakhir
hun. Kedua orangtuaku tewas karena kecelakaan mobil saat akan mengunjungi nenek ka
uh oleh adik ayahku. Aku
dari mendiang istri pertamanya. Sedang anak keduanya berumur 20 tahun. N
al bersama keluarga besar istri kedua Lik Marwan yaitu Mirna. Meski Eyang Sosro, Ibu dari Bapak dan
easiswa. Untung otak kami agak encer. Tapi selalu, aku yang juara. Hasan se
angkan dia pendidikan Matematika. Kami sekolah di Univers
mereka tak seperti kami. Mereka adalah dua anak manja penuh
ng tapi ngelunjak. Dasar. Sana cari kerja biar gak selalu nunut
ri duit sok-sokan mau kul
keluarga ini hanya diam tak mau menj
**
rbelanja ke pasar. Awan mengulas senyum leba
pul
ya
ant
k u
Aku bawa
angkot aja
mbawa belanjaanku menuju motornya. Terpaksa aku iku
*
n," sapa Ni
, kamu gak
berangk
O
in yuk
harus ke Kecamatan. Ada
in." Ningrum pergi deng
kok kesini?"
Caca. Kasihan bawa
bilang supaya kamu bawa motor, t
in kok Bu, sa
anku ke dalam rumah. Sengaja berlama-lama di
opo? Bukan siapa-siapa. Awan itu anak orang terpandang disi
a diam m
ri ...." Lik Mirna masih n
ukan semena-mena olehnya. Selama ini kami diam karena
Eyangku, usianya sudah 70 tahun. Sudah sangat sepuh. Hanya beliau yang masih
dian mengelus pelan pipinya.
uk
m, Ey
saba
ro tangga perek mesti pada eman karo Eyang." (Eyang juga kepingin pulang ke Kebumen. Disini Eya
kulo kalih Hasan." (Yang saba
*
mbangan bagus gak
laysia. Kayaknya gak bakalan keterima la
ada yang bakalan mengomeli kami. Lah wong yang ada cuma ayam, paling
? Bukannya ma
setuju aku ambil S2 tapi gara-gara Ibu M
kalau gak keterima
on s
arjana tapi sengaja aku dijadikan sebagai ART dan Hasan tukang angon sapi peliharaan keluarganya. Sedangkan kedua anaknya dilimpahi kasih say
*
ada kakaknya sesuai dengan catatan kecil yang sudah dia buat. Mau tak mau
gan tingkahnya pun Ningrum si gadis manja. A
ras, mau
juga. Duh Ningrum rajin ya
adi calon istri yang baik gak kaya tu
aja tentangku. Bahkan tanggapan Bu Laras pun tak akan kupedulikan karena bagiku mereka sama saja. Bu
ng dimilikinya. Dia termasuk guru sombong dan arogan.
g mampu membayar dengan uang receh logam dan dibungkus plastik bening. Dengan sombongnya beliau tak mau menerima uang tersebut. Beliau tak tah
sepuluh ribu ditambah dalam plastik Husna ada uang lim
mantan lurah itu. Walaupun orang bilang Awan itu tid
tak mau mati muda dengan bermertuakan orang seperti Bu Laras. No. No. No. Walau aku yatim piatu tapi aku