Ketika Rencana Jahatmu Kembali Kepadamu
angat ke lantai kayu yang mengilap. Namun, ketenangan pagi yang seharusnya menenangkan justru membuat hatinya sema
rasa ingin tahu, komentar samar, bahkan bisik-bisik yang terdengar di pasar atau di warung kecil mulai membuatnya sulit ber
seolah membaca kegelisahan yang tersembunyi. "Maura
ba tersenyum. "Tidak, N
perasaan, sayang? Kau harus belajar membedakanny
asa takut, pada ketidakpastian, dan pada gosip yang bertebaran, sehingga sering men
diperlukan untuk kehamilannya dan persiapan menjadi ibu tunggal lengkap. Jalan menuju kantor tidak jauh, tapi
ahu yang sulit disembunyikan. Maura menahan diri, menyapa dengan sopan, dan berusaha fokus pada urusannya. Namun di s
k menenangkan diri. Aroma kopi yang kuat dan suasana yang hangat memberikan rasa nyaman sementa
Pesan masuk dari Ravel membua
ni penting. Bisa kit
ban atau setidaknya memastikan posisinya. Ia menulis balasan singkat, menyetujui pertemuan, ta
jalan, ia merasakan tatapan yang tidak nyaman dari bebe
sendiri lagi. Masi
ar nikah. Bisa dibayangkan a
pi mereka hanya dengan senyum atau diam tidak cukup. Ia harus lebih pintar,
ya khawatir. "Maura, kau tampak sangat
ebentar. "Hanya pandangan mereka, N
n sederhana tapi rapi, menata rambutnya agar tidak terlalu mencolok, dan memasti
ang memungkinkan pandangan penuh ke pintu masuk. Tidak lama, Ravel muncul, wajahnya tampak lebih serius dari s
uk di seberang Maura. "Aku ingin berb
na harus. Bukan karena ingin. Jangan membu
ta-kata saja tidak cukup. Aku a
bagaimana ia ingin memastikan Maura dan anaknya aman. Maura mendengarkan dengan seksama, mencatat setiap kata, setiap nada, dan setiap geraka
ehadiranku," kata Ravel akhirnya. "Aku tida
damu. Tapi aku tidak bisa menolak bantuan jika itu ny
aku inginkan juga. Keselamatanmu,
an. Ia tahu, membuka pintu untuk Ravel berarti menghadapi risiko emosional yang besar. Ia harus tet
, dan beberapa tetangga mulai menatapnya dengan campuran rasa ingin tahu dan penilaian. Maura belajar menahan diri, tetap ten
etahui kejadian yang menimpa Maura dan mulai menyebarkan berita. Maura duduk terdiam, membaca surat itu berulang kali
merasa sedikit lega. Ia menyadari, satu-satunya yang bisa ia kendalikan adalah dirinya sendiri.
kemungkinan bantuan dari Ravel, dan langkah-langkah untuk menjaga keamanan diri. Ia sadar, meskipun pria itu
tidak akan mudah percaya. Setiap kata yang ia ucapkan harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Ia tahu, pe
takut, rasa marah, dan rasa ingin melindungi dirinya sendiri serta anaknya. Pagi yang biasanya tenang di rumah kakek dan n
menyentuh kulitnya, namun tidak mampu menenangkan pikirannya yang berputar. Setiap detik terasa se
letakkannya di samping Maura. "Maura, kau ter
an gemetar. "Nek... aku... takut dengan apa yang aka
tidak bisa mengubah orang lain. Tapi kau bisa mengubah cara kau mengh
di hatinya. Ia tahu, ancaman tidak akan berhenti, gosip tidak akan berhenti, dan bahkan kelua
rabat yang biasa mengabarkan hal-hal tentang kelu
tentang keadaanmu. Mereka bicara dengan beberapa orang di ling
a ketegangan emosional, tetapi juga membawa risiko nyata. Keluarga Santoso terkenal be
uara tenang meskipun hatinya berdeba
tahu langkah selanjutnya harus dipikirkan matang-matang. Ia harus melindungi dirin
at yang terbuka dan aman, mengamati setiap sudut dan setiap orang yang lewat. Rave
a-basi. "Maura, aku ingin kau tahu, aku tidak bisa sepenuhnya menjamin mereka
kau hanya bicara. Aku ingin kau menunju
aura. Tapi kau juga harus siap menghadapi kenyataan. Ini tidak akan mudah.
a: takut, marah, tapi juga tekad yang semakin kuat. Ia tahu, ia tidak bisa mundur. An
Lampu kota yang berkedip seolah mencerminkan kecemasan yang bergejolak di hatinya. Ia tahu, tekanan dari keluarga Santoso
acara, mewakili keluarga Santoso. Isi suratnya formal dan tegas, meminta Maura untuk tidak membuat "keput
rahan yang hampir meledak. Ia tahu, surat itu adalah bentuk tekanan untuk menakut-
r, keputusan untuk menghadapi tekanan ini tidak bisa sembarangan. Ia harus menyiapka
hwa tetangga atau orang luar tidak bisa mencampuri kehidupannya. Ia belajar membaca situasi, menil
ingin bertanggung jawab, tapi juga sebagai representasi dari ancaman yang lebih besar: keluarganya. Mau
nata perlengkapan bayi, ponselnya
. Ini penting. Bisa ke
awa risiko. Namun ia juga sadar, untuk memahami posisi Ravel dan memas
, tapi kali ini lebih berat. Ravel mulai menjelaskan tekanan yang ia rasakan dari keluarganya, bagaiman
nya. Setiap kata yang diucapkan harus dipikirkan, setiap langkah yang diambil bisa memicu konflik b
a-kata kosong. Ravel menjelaskan bagaimana ia ingin memastikan keamanan Maura, bagaimana ia ingin membantu dalam b
, ia tidak bisa sepenuhnya mengandalkan Ravel, tapi ia juga tidak bisa mengabaikan bantuannya. Ia harus
, kemarahan, dan tekad. Ia tahu, perjalanan hidupnya kini semakin kompleks. Gosip, tekanan sosial, dan ancaman keluarga
kata yang diucapkan akan diuji. Ia harus berhati-hati, karena Maura tidak akan mudah percaya. Perjalanan mereka baru saja