Ketika Rencana Jahatmu Kembali Kepadamu
kini hidup dalam lingkaran ketakutan yang tak kunjung reda. Ia mencoba tetap beraktivitas seperti biasa - menyapu halaman, menyiapkan sarapan untuk kakek
pun, meninggalkan hanya secarik pesan singkat di meja makan: "
kan semuanya? Kalimat itu terlalu luas, terlalu berbahaya. Ia tahu Ravel bukan tipe pria yang
enayangkan berita soal "skandal internal perusahaan besar" yang merugikan banyak investor. Foto Surya Sant
ang tamu, menatap layar televisi. "Apa yang dilakukan Rave
ngan wajah pucat. "Mereka
aku jadi mereka, aku akan mulai menargetkan
buat Maura tak bisa m
eluarga Santoso. Hujan semalam masih meninggalkan embun di batu nisan yang mulai
elakukan sesuatu yang benar... meski s
kang agar tidak dimarahi sang paman. Ravel tumbuh dengan ketakutan yang sama setiap hari: takut membuat kesalahan, takut menjadi lemah. Tap
memegang gagang pistol di balik jaket kulitnya. Tapi yang muncul bukan musuh, m
lan. "Sudah lama saya tak
n. "Aku datang untuk
Ke man
mulai mendung. "Ke tempat
shdisk cadangan-file-file berisi dokumen rahasia, rekaman suara rapat, dan daftar transaksi ilegal ya
n seperti yang diberitakan, melainkan rencana pengambilalihan lahan besar di pinggiran kota untuk penimbunan
an tangis. "Ya Tuhan... ini
asuk tanpa pengirim jelas: "Kami tahu kau melihatnya. Jika kau menyeba
sama kakek di dinding. Tubuhnya gemetar hebat. Ia ingin
atinya langsung berhenti berdetak. Sebuah mobil hitam parkir tak jauh dari pagar. Dua pri
gunan tua di pinggiran kota, bekas pabrik yang dulu menjadi tempat mereka menyimp
obil terdengar. Empat orang pria berseragam hitam keluar dari kendaraan, diik
an nada mengejek. "Aku harus akui, kau punya nyali. Tap
us. "Aku tidak datang untuk berdeba
geluarkan tumpukan dokumen. "Kau lihat ini? Semua bukti yang kau sebar sudah kami ubah. Media? Sudah
ngin mengalir di pelipisnya. "Kebenar
ebenaran tak berguna kal
gga tiba-tiba, suara langkah lain terdengar dari arah pintu samping. Semua m
semua data itu ke beberapa media luar negeri. Kalau aku tidak memberi
negang. "Kau p
kan kehilangan segalanya. Nama baikmu, p
alu beralih ke Ravel. "Ka
tang karena keberanian ya
m pelatuk sempat ditarik, Ravel bergerak cepat, menendang tangan pria itu hingga pistol te
it, memukul sekuat tenaga, hingga tasnya terjatuh dan file berserakan di lantai. Ravel menghantam
au pikir kau bisa menghancurkan
kehilangan segalanya, Paman. Tapi setidak
ta benci. "Kau memang anak
rjang maju, merebut pistol dari tangan Sur
ya ber
rduduk, napasnya tersengal. Maura berlari mendekat, m
rah menetes di sisi perutn
teriak histeris. "K
r. "Aku janji... kali ini aku tak a
nya dengan tangan gemetar. "Jangan
le itu... pastikan semuanya sampai ke media luar nege
u Maura, sua
lu berbisik, "Kau satu-satunya ha
mah sakit dalam kondisi kritis, sementara Surya diamankan aparat setelah peny
nia di sekitarnya terasa kabur. Wartawan berdatangan, petugas lalu
puk bahunya pelan. "Nak... kau
a. "Benar? Kalau yang benar berarti kehilangan dia... aku
ng antara hidup dan mati. Dan di luar sana, hujan kembali turun, membas
ini pasti: tak a
aran yang mereka buka telah menyalakan perang yan
mencekam merayap pelan di dalam rumah yang mulai retak karena konflik tak berujung. Di ruang makan, meja panjang dari mar
usir oleh Niko Santoso, adik Ravel, yang menuduhnya sebagai penyebab perpecahan keluarga.nya diam, seolah tengah menimbang: apakah Ma
ng sudah dingin. "Semakin lama aku di sini, semak
Ravel muncul, mengenakan kemeja hitam yang masih basah se
ara denganmu,"
ncoba tenang meski jantungnya
njuk sekeliling rumah, "keluarga ini, dan ancam
eberapa foto, dan satu amplop besar berisi dokume
ma membuat
ekolah tempat ia dulu bekerja. Di belakangnya tamp
engambil ini?
ggu terakhir," jawab Ravel dengan suara ren
lekat-lekat. "K
aman Rendra. Dia menganggapmu ancaman kare
nusuk keras ke dalam dadanya. "Aku t
dia ingin memastikan kau tidak
enyambar langit. Maura menggenggam map itu erat, mer
kan kita lakukan
dulu dari sini. Unt
tak percaya. "Kau
ika kau tetap di sini, kau akan menjadi target. Paman Rendra buka
Ravel. Aku kehilangan pekerjaanku, namaku dicemarkan, dan satu-satunya alasan aku
uhmu pergi agar kau tetap hidup, Maura. Aku
n Maura menggeleng. "Aku tidak akan lari. Aku tidak ingin hidup dalam ketakut
angnya, seolah ia berjuang menahan sesuatu.
ang di rumah ini setiap hari. Ketakutan, kebencian, dan rahasia
agi perempuan yang dulu ia kenal. Ia kini lebih berani, leb
dijaga dua orang asing berseragam hitam. Sejak semalam, penjagaan di rumah meningkat drastis. S
ar diketu
atanya tan
pelan. Bukan R
engan nada datar,
Kalau untuk menuduhku lag
Aku hanya ingin tahu, apa yang seb
tidak mencari apa pun. Aku
ada yang bisa hidup tenang setelah bersentu
lamanya? Dia mungkin mencintaimu, tapi cinta tidak pernah cukup di ke
Maura menatap Niko tajam.
antoso," balas Niko. "Kami semua dibe
an aroma parfum tajam dan
emukan di brankas. Ada laporan keuangan yang disembunyikan, dan beberapa surat perintah transfer ke re
mpukan itu, ada
n di pojok kanan bawah, ada perempuan berw
Ia mengambil kaca pembe
k mu
wajah perempuan itu benar-benar mirip Maura, ha
nya, Maura?" gumam
kerja terb
Maura berdiri di ambang pintu, mengenakan pakaian
embunyikan foto itu.
iga. "Kau menyembuny
"Tidak ada yang per
tap tumpukan dokumen. Ia meraih salah satu
an, M
nap
tidak siap
u hanya boneka yang harus diam ketika kau terluka? Tidak, Ravel. Jika aku har
ku bilang aku menemukan sesuatu tentang
beku. "Ma
nganmu, yang pernah bekerja untuk ke
memucat. "Ap
benar itu ibumu, maka semuanya akan berubah. Term
nding, hampir kehi
un
karena hanya menyisakan bayangan samar da
hatnya," bisik
itu. Saat Maura melihatnya, matanylirih. "Tapi kenapa dia di foto
dalam. "Itulah yang
auhan, dua pria berpakaian gelap memantau melalui kamera
reka menemukan foto lama. H
menjawab d
lebih dalam. Saat mereka tahu
yala perlahan,
Ia menatap langit melalui jendela k
n ayahnya-bahwa ibunya dulu bekerja di rumah kel
ni ada hubungan
uk di tepi ranjang. Ia tamp
ta pergi,
man
r kali terlihat. Aku sud
ran takut dan harap. "Dan kal
"aku akan melindungimu dari siapa
tuk pertama kalinya dalam waktu lama, ia merasa sedikit aman-
semuanya. Lampu kecil merah menyala di balik patung marmer, meng
aja dimulai," bis