icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Rencana Jahatmu Kembali Kepadamu

Bab 4 Awalnya ia pikir itu hanya candaan

Jumlah Kata:1553    |    Dirilis Pada: 01/11/2025

kini jadi tempat tinggal Maura. Hembusan angin malam membawa aroma tanah basah, berpadu den

apas berat, kadang ancaman halus yang membuat darahnya dingin. Awalnya ia pikir itu hanya candaan orang tak bertanggung jawab. Tapi ketika sebuah surat berisi potongan

iran. "Kau harus berhati-hati, Maura. Ini sudah bukan sekadar gosip. Keluarga Santoso tak akan tinggal d

bicara yang sebenarnya, Kek. Aku tak mau jadi bagian dari kebohonga

ih cepat daripada kebohongan," jawab sang kakek

an keluarganya. Tapi siapa sangka, pria itu kini justru menjadi sosok paling me

kenal: "Datang ke taman belakang jam tujuh malam

alam dirinya menolak untuk terus bersembunyi. Ia menggenggam ponsel erat, menatap

ter di tangan. Angin menusuk kulit, ranting pohon berderak, dan aroma lembab tanah menambah

suarany

l hitam. Sorot matanya tajam namun penuh kesedihan. "Aku tak sehar

elangkah sedikit lebih

Mereka marah karena kau membuka data interna

ari, Ravel. Aku

ka peduli siapa benar atau salah? Dunia yang mereka jalani hanya mengenal d

a jiwa yang saling terluka. Ravel menatap Maura lama, seolah m

"Dan aku pantas dibenci. Tapi biarkan aku me

aku butuh perlindunganmu? Se

tru kare

perang dengan dirinya sendiri. "Aku pernah diam saat mereka menghancurkan

unduk, jantung berdegup kencang. Dari balik pagar, dua mobil hitam berhen

ik tangan Maura. "Ce

luru melesat melewati pundak Ravel, mengenai dinding rumah bagian luar. Ia me

k melihat darah mengalir dari

s. "Dengar, mereka tak akan berhenti malam i

kau tahu semua ini? Apa

gus sakit hati. "Aku pernah jadi bagian dari mer

erangi oleh cahaya lilin di ruang tamu. Maura duduk di lantai, menatap Ravel yang tengah mensterilkan luka

engan suara parau. "Kau tahu keberadaanmu

u tahu, dulu aku pernah melihat bagaimana mereka menyingkirkan seseorang han

r bisa menebus semua dos

enahan emosi. "Tidak. Tapi setidakny

aman. Ravel berdiri cepat, memberi isyarat agar Maura tetap diam. Ia merai

kaca. Seseorang mencoba membuka pintu belakang, tapi te

e arah dapur. "Lewat pi

lang, tapi rasa takut membuat adrenalin Maura memuncak. Begitu mereka t

ubuhnya gemetar. "Ravel, sa

di sampingnya. "Sampai aku bisa me

etelah

, aku akan pergi. Karena aku tahu, keberadaanku hanya

ingin marah, tapi juga ingin berterima kasi

ius di salah satu gudang milik Santoso Group. Beberapa orang dila

uara, pikirannya kosong. Ia

pelan. "Apa yang s

gan pakaian baru dan ekspresi d

ak percaya. "Kau m

n sorot mata yang sama seperti semalam-gelap,

" katanya akhirnya. "Dan mereka harus tahu kalau menyent

dan terenyuh. "Kau pikir membalas denga

Tapi setidaknya api itu membua

n dikirim ke ponsel Maura berisi foto rumah Kakek Bram dengan k

enelpon Ravel, tapi suaranya tercekat

sana. Tapi mereka mulai berani menyerang w

kukan? Aku tak bisa terus

akhir kalinya," ucap Ravel tegas. "

gan air mata berlina

a perlahan. "Mungkin. Tapi kalau aku tak mela

tegang terasa kental. Ravel melangkah masuk ke ruang rapat utama ta

n senyum dingin. "Jadi akhirnya kau memutuskan menunjukkan waja

kan tangan. "J

lawan sekarang? Setelah m

dengan kerakusan dan kebohongan. Aku hanya menghentikan

r dunia peduli? Selama kami punya

atap taja

rkan flashdisk kecil dan melemparkannya ke meja. "Semua data kebusukan kalian ada di situ. Suda

erubah. "Kau benar

in. Tapi kali ini, aku anak b

tapi luka jiwa. Ia tahu langkahnya tak bisa diundur. I

enuh kecemasan. Saat Ravel membuka pintu,

kau bisa terb

itu dengan tenang. "Kalau itu harga yang

kan karena ketakutan, tapi karena rasa lega yang aneh-seolah badai mula

menatap mereka dari balik kaca mobil, sambil berkata dingin ke telepon, "Ki

aru pun ber

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka