Bayangan Mafia Mengintai Setiap Nafasku
ndela kamar kosnya, memperhatikan embun yang menetes di kaca. Namun pikirannya tak lagi mampu menikmati ketenan
mata tak bisa disembunyikan meski sudah ia tutupi dengan bedak t
gan 'aturan dunia Kael
Sebuah pesan baru
ika ada orang asing mendekat, jangan berbicara. Dunia
ama. Dunia kita? Sejak k
ke kampus. Seminar nasional tinggal dua hari lagi, dan tanggung
ipasang, wartawan kampus mondar-mandir, dan panitia sibuk mengat
ggak bakal datang lagi. Kamu keli
"Cuma kurang tidur. Bany
butuh istirahat, bilang aja. Aku bisa
sa kok. Aku cum
nita berpakaian rapi berjalan ke arah mereka. Ia mengenakan jas abu-a
i." Suaranya tegas, seperti seseor
ut. "Saya Nina. Ada
a Sama Antar Institusi. Kami mendapat kabar bahwa ada seseorang yang menggunakan
ggak mungkin. Saya cuma paniti
nemukan berkas yang mencantumkan nama Anda dan s
rdetak lebih cepat. "Ya... tapi-
ati. Beberapa orang melaporkan bahwa pria itu muncul di beberapa kegiatan kampus di
sudah melangkah pergi, meninggalkan hawa dingin
ya, pikirannya selalu kembali pada kata-kata Lia. Bukan orang biasa. Ia tahu
lebih dulu, sementara Nina masih di ruang dokumentasi, merap
coba menekan tombol, tapi tampilan berubah menjad
dak menolak pangg
iri dan menjauh dari
leh, tapi tak ada siapa pun. Lampu mulai berkelap-kelip. Udara di
ar seperti gelombang air. Dari dalamnya, muncul
h, tapi rasa ingin tahu men
terdengar suara berat
g biasa ia dengar lewat ponsel atau percakapan langs
runya pelan.
tak," jawab suara itu. "Aku butuh waktu. Tapi mereka aka
a mer
i udara. Layar laptopnya kembali normal, tapi ada satu foto baru yang sebelumnya ta
irian. Tapi baru saja ia tiba di depan pintu rumah, suasana terasa aneh. Lam
nggilnya pelan sa
r dari dalam. "Nina? Akh
dengan wajah tegang. "Ada seseora
han napas
at Kaelion. Tapi caranya bicara... aku nggak suk
enjalar di seluruh tubuhnya
manusia akan menerima akibatnya'. Lalu dia pe
u sebenarnya dekat dengan orang macam apa, Nina? J
ante," jawabnya lirih. "Ta
di pinggir kota-tempat yang dulu sering ia datangi bersama ayahnya sebelum beliau
amah, lalu mengarahkan ke ruang arsip ba
an nama Kaelion. Setelah hampir satu jam, ia menemukan sebuah buku tua t
dalam bahasa kuno, tapi ada bagian y
tuh cinta pada manusia, keseimbangan akan runtuh
a menutup buku itu pepenjaga d
a. Seorang pria berdiri di ambang pintu. Wajahnya pucat, matanya be
membuat Kaelion melangga
dur. "Ka
"Dan aku datang bukan untuk m
lindungimu. Tapi setiap detik yang dia habiskan di duniamu, menur
nya bergetar. "Aku...
sebabnya kau akan jadi
utih meledak di ruangan itu, membuat segalanya membeku. Saat kilatan itu
p, Ar
gin. "Kau bodoh, Kaelion. Cinta pad
yang menanggu
Arven. "Apakah kau piki
ul di udara, menembus dinding ruang arsip. Dari celah itu
ariknya ke dalam pelukannya. "Jangan lihat," katanya pel
alu menghilang bersama cahaya
di pelukan Kaelion. Ia bisa merasakan jantung pria itu berdetak ceplion, "kita sudah
an mata berair. "K
embus dunia manusia. Dan satu-
m ke matanya. "...adalah dengan m
Nina, keindahan itu tidak lagi berarti. Dunia di sekelilingnya sedang berubah-perlahan, tapi pa
terjawab. Sejak saat itu, kota menjadi aneh. Lampu-lampu jalan terkadang berkedip seolah menyesuaikan dengan detak jantungnya. Orang-oran
pi malam demi malam, dunia
dengan baik, namun ada hal-hal kecil yang membuatnya merinding-beberapa peserta berbicara dalam bahas
. Namun pikirannya tak tenang. Kaelion pergi tanpa kata, dan Dr. Arven... menghi
a tempat itu penuh tawa anak-anak dan pasangan muda. Kini
au memang dua dunia sedang menyatu, kenapa aku masih
belakang, "Karena kamu ad
an jaket hitam panjang dan syal kelabu. Wajahnya teduh, tapi matanya b
pa k
tu Penjaga Gerbang. Kami datang karena batas a
ada. "Kaelion? Kau
unia ini. Energinya mulai melemah. Ia masih berjuang, t
. "Dia tidak boleh mati! D
an nada datar. "Cinta seorang penjaga kepada manusia a
ak peduli dengan aturan dunia kal
idak seperti dunia manusia. Kami hidup dari keseimbangan. Saat s
m-dalam. "Lalu apa y
i. Ada jalan menuju dunianya, tapi berbahaya. Jik
s. Ia tahu itu gila, tapi diam bukan pilihan. Jika Kaelion
rja Kaelion. Di salah satu sudut bawahnya ada tulisan kec
ak jauh dari tempat tinggalnya-sebuah pelabuhan tua yang sud
dam, hanya sisa cahaya dari menara mercusuar yang berputar l
in bercampur logam memenuhi udara. Ia bisa mendengar gemuruh
karan aneh terukir di tanah. Simbol-simbol bercahaya
.." bisik
rputar, angin berdesing, dan gelombang besar menghantam dinding dermaga
api bayangan itu melangkah maju
el
ya bersinar keemasan menyilaukan, dan kulitn
t tapi lelah. "Kau seh
! Kau tidak bisa mendekat. Dunia di sekitarku sudah tidak s
mata berair. "Aku tidak bisa hanya menunggu
m getir. "Kau ma
emutuskan segalanya sendiri,"
hanya suara omba
lagi. "Ada cara untuk menyelamatkanku,
idak p
erius. "Hanya ada satu jalan-ritual penyatuan. Kau harus mengikat
ening. "Menyatukan
gian dari duniaku selamanya. Tidak lagi sepenuhnya manu
n hati, Nina. Dunia manusia membutuh
peduli dunia mana yang kubutuhkan. Aku
ya makin kuat. "Kalau begitu... bersiapla
waktu membeku. Tubuh Nina terangkat, matanya terbuka lebar saat ia melihat dunia di bawahnya berubah menjadi dua lap
," bisik suara di kepalanya. "Da
lain, Kaelion tampak seperti raja di tempatnya sendi
ak lagi bisa mundur. Kau bagian dari keseimbang
angunan berkilau seperti cermin, dan sungai yang mengalir deng
g kelam-suara bisikan halus yang memanggil dari jauh,
a. "Mereka datang lebih
dengan cemas.
Mereka yang ingin menghancurkan dua d
rgemuruh di la
t dalam permainan para dewa. Ia adalah bagian dari peperangan dua dunia-dan entah suka atau ti