Ketika Dokter Menentang Perwira
/0/29378/coverbig.jpg?v=31a7338747329bae08f0246735a67950&imageMogr2/format/webp)
monitor be
a... detak j
ggelam dalam kabut putih. Semua cahaya lampu operasi yang sebel
k bisa ia rasakan. Ia mencoba berbicara, tapi lidahnya kelu. Hanya satu pikiran yang
n. Tapi keringat-tebal dan asin, mengalir dari pelipis ke leher. Ia membuka mata, tapi yang terlihat bukan
ni?" guma
ra perempuan menjerit dari luar, "Ratri! Bangun! S
jap. Ratri?
erti karung beras. Kakinya terasa kaku, dan
tnya tampak kusam. Ia memandangi dirinya di cermin kecil yang tergantung di dinding kamar. Waj
anya tercekat.
ingin menyapa wajahnya, disertai bau arang dan sabun cuci. Di luar, ia melihat rumah-rumah kayu ber
9
r keras. Tidak mun
t, sambil membawa ember berisi cucian. "Ratri, kau sakit apa? Mukamu pucat s
at. Ia memutar nama itu di kepalany
tanyan
sekarang kau panggil ibumu pakai 'Bu' segala? B
h. "Aku... hanya s
makin besar saja. Nanti Kapten Ardan makin muak. Sudah seminggu
u-Kapte
h laki-laki tegap berseragam, dengan rahang keras dan tat
u lagi. "Nanti ikut aku ke arisan
bu-abu dan hanya memiliki ember besar penuh air. Ia menatap
nya b
empatan kedua?" katanya lirih. "Member
sasi dingin membuatnya yakin-ini nyata. Ia benar-benar hidup ke
daster longgar dan baju dengan motif ramai. Ia menemukan satu rok panjang da
dan belikan dulu waktu kalian masih baru menika
kecil. "Sekarang
annya kancingny
pa-apa lagi. Mereka berjalan bersama menuj
Nayra merasa semu
rempuan ber
anya makan uang suami t
asar karena harga telur naik. M
a menghadapi tatapan orang di ruang operasi
rbicara tentang ransum, pesta dinas, dan kabar terbaru tentang latihan militer di
aya dengar kemarin Kapten Ardan tidak pulang karena sedang tuga
"Kalau iya, kenapa? Beliau punya tanggung jawab besar. Lebih b
an itu terbatuk kecil, lalu pura-
bangga. Karena biasanya, Ratri hanya
au mereka ingin melihatku sebagai lel
yang ia temukan di meja rias. Di dalamnya, tertulis tulisan tangan R
masa ini, keinginan perempuan u
yang jarang pulang. Semakin dibaca, semakin ia mengerti mengapa pernikahan mereka dingin. Ratri
kan hidupkan mimpi yang kau tulis di sin
i meja kecil ketika pintu depan berderit. Seorang pria tinggi bers
en A
i lelah. Ia melepas topi dan sarung tangannya, l
r. Suaranya berat, rendah, menga
. "Selamat ma
n kau memanggilku Kapten? Biasanya kau teriak mema
. "Mungkin aku
ja. "Berubah? Besok kau akan
enusuk, tapi Na
ra sebentar?" t
nya curiga. "
cera
seketika
apnya tajam. "
ku tidak akan memaksa bertahan. Aku hanya ingin hi
tanda-tanda bahwa ini lelucon. Namun tatapan m
Aku tidak akan melarang. Tapi jangan bawa nama Wicaks
ngguk. "Aku
pi sebelum pintu tertutup, ia sempat menoleh sekilas.
melengking, matany
keliling kompleks selama tiga puluh menit, lalu membantu ibunya di dapur. Ia mengatur porsi makan,
ini kenapa sih, Ratri?
a sambil tersenyum. "
kurus nanti Arda
menyukaiku hanya karena bentuk badan, berar
tidak terbiasa mendengar an
uku-buku lama tentang biologi dan kedokteran yang disimpan d
i. Meski waktuku bergeser,
etangga mulai memperh
a sekarang raj
beda, ya. Kay
n dia mau car
rlatih menulis esai untuk ujian masuk uni
a ia langsung masuk kamar. Tapi kali ini, langkahnya berhenti. Matanya menatap
eringat begitu?"
sore,
uk a
bih lama," jawa
u berjalan masuk tanpa berkata apa-apa lagi. T
entuk aslinya. Ia juga mulai menjahit baju sendiri dari kain bekas agar lebih pantas di
pan tak sert
a menghampiri. "Bu Ratri, kami dengar kau mau ikut ujian universitas? Ka
ilmu tidak punya jenis kelamin, Bu. Kalau Tuhan membe
mbuat seisi ru
unya pelan setelahnya. "Kau ini
dur ketika mendengar suara pintu dibuka pelan. Ia berpura-pura t
in-lebih kepada heran. Ia lalu berjalan pelan, menaruh sesuatu di meja kecil d
emukannya. Sebuah kertas ke
nnya s
ng membuatmu berubah,
Di dada, sesuatu
terbangun di dunia baru in
hati, ia
mu akan kutulis ulang. Ka