Ketika Dokter Menentang Perwira
terasa lebih segar dari biasanya. Nayra bangun lebih awal daripada biasanya, namun kali ini bukan untuk mempersiapkan rutinitas medis semata. Ia berdiri di d
nakutkan. Ada rona sehat di pipi, dan matanya mulai bersinar. Perubahan kecil dalam tubuh Ratri, yang dulunya gemu
sakit. Ia ingin keluar dari zona nyaman, menguji batas diri, dan membuktikan pada semua orang-te
ar, dan sepatu bot karet yang kuat. Ia berjalan menyusuri jalan setapak di kompleks militer, setiap langkah terasa berat tapi sekal
i menghampirinya sambil membawa sepeda kay
k, tersenyum.
awa anak itu terdengar riang, dan sesuatu di dada Nayra terasa hangat. Untuk per
t. Kapten Ardan muncul, mata tajamnya mengamati Nayra dan anak kecil itu. Ia berhenti beberap
noleh. "
"Kau mulai melakukan hal-hal aneh lagi. Olahraga pagi, bermain dengan
ngan gosip, Kapten. Aku hanya ingin menja
ir. Kau berubah terlalu cepat. Orang-orang
tegas. "Kalau aku tidak mencoba, aku tidak akan pernah tahu
ela napas. "Baik. Tapi jangan me
ak yang sudah lama ia rencanakan. Jalanan becek dan ramai, aroma rempah, sayur, dan buah segar memenuhi udar
enyum ramah. "Ibu Ratri,
. "Aku ingin be
a orang lain. Kau harus bisa berdiri sendi
ar. Ia merasa seperti anak yang belajar berjalan untuk
ter menghampirinya. "Bu Ratri, Kapten Ardan meminta
akan menulisnya nanti. Terim
umunan orang-orang yang berlalu-lalang, sadar bahw
mulai turun tipis, dan langkahnya tergesa-gesa. Begitu memasuki halaman, i
anyak barang,"
emasak lebih banyak," jawab
tan kau belajar. Tapi jangan lupa, setiap gerak
k. "Aku menge
Untuk pertama kalinya, Nayra merasa kata-kata pria itu bukan sekad
a tangani di rumah sakit militer. Ia mencatat teknik terapi fisik sederhana yang bisa d
natap Nayra yang tenggelam dalam catatan. "Aku melihat kau s
um tipis. "Aku hanya i
pakan dirimu sendiri. Jangan sampai kau
bahan bukan hanya tentang menebus kesalahan masa
ia bertemu dengan murid-murid muda dan guru yang penuh semangat. Ia mulai menulis catatan
tu cepat menguasai kosakata baru?" t
an terus, dan jangan ta
a penuh kagum. "Kau mengajar dengan tenang, tapi pe
ah sakit modern, sekarang menemukan kebahagiaan di hal-hal sederh
eras dengan dua cangkir teh hangat. Kali ini ia duduk
" kata Ardan pelan. "Aku tidak menyangka p
u hanya ingin menjadi lebih baik. Kalau it
t. "Aku mulai mengerti... kadang or
g, dan angin senja meniup lembut. Nayra menyesap te
di luar. Ia menatap bulan yang tergantung rendah di langit
i bahwa hidup bisa diubah jika kita berani memulai. Dan untuk pertama
berjanji lagi pa
tan. Ini adalah panggilan untuk benar
an yang tumbuh di antara mereka kini mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa masa
atri. Ia berdiri di balkon rumah, menatap jalan setapak yang basah oleh embun, dan menarik napas panjang. Hari ini ia bertekad untuk melakukan sesuatu yang berbeda-menga
i tamu, tapi ingin membangun hubungan yang lebih profesional dengan staf rumah sakit. Sambil menata roti dan telur rebus dalam tas, pikirannya melayang pada Kapten Ardan. Hub
memandangnya dengan rasa hormat, bukan ejekan. Seorang pemuda yang biasanya menggodanya tersenyum gugup ketika
engan lembut. "Selamat pagi
persepsi orang lain secara signifikan. Ia mulai menyadari bahwa Ratri yang malas dan ceroboh
iliar yang aneh-mengingatkannya pada kehidupan modern yang ia tinggalkan, tapi juga memberi r
Bu Ratri," kata Hendra sambil mem
k pasien cedera latihan. Beberapa metode sederhana yang bisa dilakuka
ri Ratri yang ia kenal sebelumnya. "Baiklah. Tunjukkan pada staf d
tan otot. Para perawat dan dokter muda mencatat setiap gerakan, mencoba mengikutinya. Awalnya beberapa prajurit ragu, t
rawat muda sambil tersenyum. "Aku merasa le
penting daripada kecepatan. Jika kalian melakukan ini dengan
menyapa dengan hormat di lorong, dan beberapa perawat muda terlihat kagum, bertanya-tanya dari mana keahlian itu berasal. Nayra tersenyum
tapi kali ini bukan karena takut. Ia tahu pria itu tidak akan marah seperti sebelumnya. Saat i
gan nada pelan. "Tidak semua orang bis
anyak belajar, Kapten. Tapi ak
di markas hari ini, dan aku ingin kau ikut. Bukan karena aku menuntut, tapi
diri pertemuan di markas militer bukanlah hal mudah bagi seorang istri perwira, apalagi bagi sosok yang sebelumn
r dipenuhi perwira dan staf, banyak di antaranya yang memandangnya dengan skeptis. Ia duduk di kursi pojo
erbisik, "Siapa wanita
Dulu dia terkenal hanya bisa tidur dan makan. Tida
a tidak lagi Ratri yang lemah. Ia Nayra, dokter yang memahami tubuh manusia, strategi rehabilitasi, dan di
usi untuk prajurit yang sering cedera lutut saat latihan berat. Nayra
t quadriceps dan hamstring bisa mengurangi cedera. Selain itu, latihan
ndang. "Ini... masuk akal," kata salah satu perwira senior,
pasien cedera tulang dan otot selama bebera
isiatif di tengah situasi yang rumit. Ia merasa bangga, tetapi juga sedikit khawatir: dunia
i itu, Nayra menghabiskan lebih dari tiga jam menjelaskan teknik peregangan, penguatan otot, dan latihan keseimbangan. S
ya putus asa-melainkan lelah yang menandakan perjuangan dan pencapaian. Ia tersenyum tipis, menat
umah. Ia menatapnya dengan mata penuh perhatian.
pi ini lelah yang memuaskan. Aku
t itu. Dan aku mulai memahami... bahwa
enjadi lebih baik. Bukan untuk orang lain, tapi untuk
akan terjadi di masa depan, tapi aku mulai menghargai
isik, respon pasien, ide untuk perbaikan, dan pengamatan tentang kompleks militer. Di luar, hujan tipis mu
uncul di antara awan. D
iakan. Aku akan terus belajar, terus berubah, dan menunjukka
gat. Ia duduk di kursi teras, menatap Nayra dengan nada
alir, tidak hanya dari teh, tapi dari perhatian yang tulus. Ia tersenyum tipis, menatap pria itu
bukan sekadar tentang bertahan. Ini tentang menjadi kuat, berguna, dan akhirny