Ketika Dokter Menentang Perwira
militer menembus hidungnya. Ia menatap langit yang cerah, tetapi hatinya sedikit gelisah. Hari ini bukan hanya soal rutinitas rumah sakit, latihan fisik, atau menata kehi
kirannya melayang. Ia tahu kabar dari markas hari ini akan menjadi titik awal tantangan baru. Gosip tentang Ratri yang tiba
an. Mereka berhenti ketika melihatnya, tapi tatapan sinis masih jelas tersirat di mata salah satu dari mereka. "Bu
an langkah mantap, ia menyapa, "Selamat pagi. Semoga latihan hari ini berjalan lancar." Suaranya tenang, tetapi ada ketegasan ya
mendengar kabar baik tentang pasien cedera ringan yang ikut latihan di ruma
ku hanya ingin membantu,
setiap langkah yang ia ambil di rumah sakit akan menjadi
gan ekspresi sinis. "Bu Ratri," katanya dengan nada mengejek, "kau pikir bisa mengajari kami hal-ha
teraan pasien, maka aku akan melakukannya. Bukan untuk
gan tegas. Beberapa perawat muda menatap kagum, sementara yang lain h
alaman. Ia menaruh tasnya dan melangkah keluar. Ardan duduk di bangku t
an, suaranya rendah tapi tegas. "Orang-orang mulai b
aku tidak bisa berhenti. Jika aku ingin
eras bagi seorang wanita yang tampil berbeda dari reputasinya sebelumnya.
Aku tidak lagi Ratri yang dulu takut dan menghindar. Aku N
m yang tak bisa disembunyikan. "Kau
staf rumah sakit, pasien, dan perwira yang muncul dengan sikap berbeda. Namun pikirannya tidak bisa lepas dari
ngkir teh hangat. Ia duduk di kursi dekat Nayra tanpa berkata
ar kau tidak terlalu le
bentar dengan tangan Ardan. Ada kehangatan aneh yang menembus hati
anya lembut. "Hari ini bera
menyadari sesuatu: kau bukan Ratri yang dulu. Kau Nayra, wani
pa perwira mencoba merendahkan prestasinya, menebar kabar bahwa Ratri hanya memanfaatkan posisi sebagai istri un
an semua orang. Ia hanya bisa bekerja dengan ketekunan, menunjukkan ha
di lorong. "Kau dengar tentang Ratri? Katanya dia m
tersenyum tipis, menatap mata mereka dengan dingin namun tenang. "Jika kalian in
alan pergi. Beberapa staf rumah sakit yang m
apinya. Ia menyadari satu hal: perubahan bukan hanya tentang fisik atau kemampuan medis. Perubahan sejati juga t
ari ini. Kau menghadapi banyak tekanan, tapi kau tetap berdir
wa hidup ini bukan hanya tentang bertahan. Aku harus bisa be
uar. "Aku mulai memahami satu hal: kau bukan hanya istri perwira yang berubah.
i yang ia harapkan. Ini bukan sekadar pujian biasa, tapi
akan terus datang. Tapi ia tidak akan mundur. Ia Nayra Adeline-dokter yang pernah bekerja tanpa
um. Benih keberanian, ketekunan, dan perhatian yang ia tanamkan mulai tumbuh. Dunia mungkin tidak selalu mendukung,
tentang hidup. Ini tentang menciptakan jejak, membangun reputasi bar
dapi apapun yang m
ng Nayra begitu ia melangkah keluar rumah. Ia memegang payung tipis, tetapi langkahnya mantap. Hati Nayra berdebar, bukan karena takut, melainkan karena h
muda dan staf rumah sakit kagum, tetapi beberapa senior merasa tidak nyaman. Mereka menganggap wanita yang dulunya
mbut dr. Hendra dengan ekspresi serius
kan alis. "Ten
Mereka ingin menilai metode terapi fisik yang kau terapkan
erti. Aku siap, Dok. Aku akan tunjukka
sudah tepat. Ingat, kau tidak hanya membela
Nayra memeriksa setiap alat sederhana yang digunakan: papan keseimbangan, tali elastis,
, ini wanita yang dulunya hanya tidur dan makan di rumah, sekarang mengajarka
n-beberapa prajurit yang sudah rutin menjalani latihan. Ia mulai menunjukkan
enatap Nayra. "Kau yakin ini efektif? Metode sederh
gahan cedera ringan dan mempercepat pemulihan, metode ini terbukti efektif. Aku juga menyiapk
t respons prajurit yang melakukannya. Beberapa perwira muda tampak terkesima den
andiwara. Tidak mungkin seorang istri perwira yang dulu ter
asien. Ia sadar bahwa skeptisisme itu wajar, dan yang b
gkatkan stabilitas lutut, peregangan punggung, dan latihan penguatan otot inti. S
beberapa menit, ekspresinya berubah. "Hm... ini terasa berbeda," katanya. "Gera
sinis lagi, hanya evaluasi profesional. Nayra tersenyum tipis. Ini langkah pe
an, menimbulkan suara ritmis yang menenangkan. Ia menatap luar jendela, memikirkan tantangan berikutnya: mempert
meneteskan air. Ia menatap Nayra dengan mata tajam. "Aku melihat sesi tadi. Kau men
"Aku hanya ingin menunjukkan hasil
nia kompleks militer tidak selalu ramah bagi perempuan. Orang-oran
i. Jika aku ingin berubah, aku harus bertahan dan membuktika
satu dalam pandangannya. "Aku mengerti. Aku... mulai menghargai
ya skeptis mulai mengikuti arahan Nayra, tetapi beberapa senior tetap waspada. Gosip tersebar leb
uda bernama Letnan Dimas mendekat dengan nada mengejek. "Bu Ratri... kau pikir dengan sedikit te
n cedera ringan. Jika kau ingin membuktikan, lakukan
ihat kagum, sementara beberapa lainnya tampak canggung. Nayra tahu, ini bukan ha
rwira, dan pengamatan tentang perubahan persepsi terhadapnya. Hujan turun deras, menimbulkan suara ritmis
Ia duduk di samping Nayra tanpa kata, hanya
hirnya, suaranya lembut. "Tapi aku melihat sesuatu d
r bahwa hidup kedua ini bukan sekadar bertahan, tapi tentang memb
u bukan hanya mengubah Ratri yang dulu malas dan ceroboh. Kau membentuk seseo
cangkir kopi yang sama dengan tangan Ardan. Ada rasa tenang, kehangatan, dan sedikit ket
kan. Tapi ia Nayra Adeline, seorang wanita yang diberi kesempatan kedua. Ia tidak akan mundur. Ia akan terus b
sempatan kedua bukan hanya tentang hidup. Ini tentang menemukan kekuatan dalam diri sendiri, m