Ketika Dokter Menentang Perwira
tangga menguar lembut. Ratri-atau Nayra yang kini mengisi tubuh itu-bangun lebih awal dari siapa pun. Ia duduk di tepi ranjang, menatap kedua tangannya
kit," gumamnya pel
, Ratri akan memanggil pembantu atau sekadar menyuruh ibunya mengirim makanan dari rumah orang tuanya yang jara
r sederhana. Saat sendoknya beradu dengan panci, aroma harum mu
?" suara seorang perempua
gan rambut disanggul rapi. Namanya Ibu Ratih, istri Letnan San
ayra sopan. "Cuma bubur
au bangun sepagi ini. Biasanya baru keliha
Mulai hari ini, saya be
nya. Kapten Ardan pasti bangga," sah
atri, dan selama itu pula suaminya tidak pernah pulang. Hanya pesan singkat dari ajudan yang mengatakan K
rdan berhak kecewa pada perempuan yang dulunya benar-benar bur
duk di meja makan kecil dan mulai
na Mi
liling komple
nasi dua send
lis ulang an
kursus bahasa I
ari uang k
Hidup yang dulu terlalu sibuk kini j
antu tua yang sudah lama mengabdi pada keluarga Ratri. Sejak
a saja malas, cuma duduk di rumah nonton sandiwara
tersenyum. "Kalau terus malas,
nya sekarang kelihatannya lebih cerah
ok bisa
tumpukan meja kayu. Bau khas tanah basah bercampur dengan aroma daun pisang segar. Ia teringat bagaimana di kehidupan sebelumnya, semua ini jaran
r harga, seorang pemuda berseragam militer muda lewat. Beberapa pe
?" bisik Mbok Minah. "Dulu dia sering
pak dan wajah jujur, menatapnya sebentar lalu cepat-
ramah. "Kau kenal
latihan di Cimahi. Mungkin dua
u apa yang akan terjadi ketika pria itu kembali. Akankah Ard
uduk di teras dengan secangkir teh hangat. Langit berwarna jingga keemasan, bu
da bunyi monitor pasien, tidak ada alarm ruang operasi, tidak ad
n itu tidak b
u sepatu bot yang beradu dengan tanah. Saat ia menoleh
en A
ngan mata tajam yang menyorot penuh kewaspadaan. Sera
tan. Ia tidak tahu
g, Kapten," uc
gga. Pandangannya menusuk t
rut. "Kau... ke
lan ludah.
pnya datar. "Kau men
dik
agi, tatapannya beralih ke dapur
. Ke
Tapi kemudian, dengan nada dingin, ia berkata, "Jangan berharap pe
uaminya di depan istri-istri perwira, bahkan pernah membuat kegaduhan di acara resm
atanya lembut. "Aku hanya ingin
ata pun, ia berjalan masuk ke rumah, membuka
marah. Tidak sedih. Ia hanya mengert
catatan anatomi yang ia tulis ulang dari ingatan. Ardan keluar dari kamar, masih dengan
ar kursus bahasa di kot
ingin belajar hal baru. Si
Lakukan apa pun yang kau mau.
ten," jawa
stru tenang. Karena setidaknya, kali ini
sus bahasa Inggris di Balai Kota setiap Senin dan Rabu, dan membantu anak-anak k
beda sekali," kata
ar ngajarin anak-anak? Dulu sa
ngar bisik-bisik itu. Ia tidak perlu me
ruf alfabet di teras, Ardan datang lebih awal dari biasanya. Ia be
ekatinya. "Om Ardan! Tante Ratri a
h Nayra yang sedang tertawa lepas-senyum yang hang
ak lama, sesuatu di dada Kapt
pandangan itu menempel di ben
meja belajar, pintu kamar diket
as
hanya mengenakan kaus abu-abu dan celana panj
icara," kata
akkan pena.
i padamu, tapi... apa pun itu, teruska
erjap. "Te
u belum bisa melupakan semua yang terjadi. Tapi mun
ngan. Angin malam meni
minta apa-apa, Kapten. Aku hanya ingin menjalani hidup yang
lan, lalu berbalik
menjauh, Nayra menat
bukan sekadar penghuni tubuh orang lain
hujan yang siap turun kapan saja. Angin dingin berhembus lembut di a
in, menyisir rambutnya yang mulai ia potong lebih pendek, sebahu, agar lebih mudah dirawat. Dalam pantulan kaca, ia bi
tan kursus tersusun rapi. Ia menulis s
rumah sakit militer dan menawarkan bantuanku. Aku bukan lagi dokter di r
at ia melangkah keluar rumah. Tanpa payung, hanya mengenakan mantel tipis,
hon-pohon besar dan pagar besi tinggi. Bangunannya bergaya kolonial - d
rbol langsung menyeruak. Para perawat berlar
menunggu dengan sabar. Petugas wanita b
apa?" tanya pet
erawat atau dokter yang bertugas. Say
ederhana - bukan pakaian seseorang yang terlihat seperti dokter. Tapi sebelu
a ini, Sint
tanya mau bicara
ersenyum tipis. "Saya dr. Hendra, kepa
u tua dan rak penuh berkas. Hendra duduk dan me
a pengalaman di
knya. "Saya dulu... bel
"Bidang itu belum terlalu banyak di
2023'. Maka, ia tersenyum lembut. "Saya membaca banyak literatur medis asin
iklah, saya mengerti. Jadi,
a tidak mengharap bayaran
ara wanita ini yang tenang dan meyakinkan. Tidak seperti istri
gani pasien cedera ringan dari latihan militer. Kalau Anda sungg
h di wajah Nayra. "
hidupnya berub
ja. Luka lecet, pergelangan terkilir, dan punggung pegal akibat latihan menj
ya heran, tapi setelah beberapa
cepat juga
urat, ya? Pas diraba l
dia yang pasang p
ang ternyata bisa mengobati" menyeb
embersihkan meja kerja, seorang
dan minta Ibu
rkejut.
u, Bu. Katanya
lang. Sepanjang jalan, pikirannya ber
ia terdengar dari dalam. Ardan sedang b
? Orang-orang mulai membi
k perlahan
pa yang kau lakukan di rum
inya yang tajam. "Aku hanya ingin mem
erwira, Ratri. Setiap langkahmu diperhatikan orang. Ka
iknya ada sesuatu yang lain - ra
ng emosi. "Aku mengerti posisimu, Kapten. Tapi a
u bahkan tidak tahu bagaimana kerasnya dunia luar i
a lirih. "Aku ingin menebus semua yang pernah R
"Aku tidak melarangmu membantu. Tapi mulai sekarang, setiap kali kau pergi,
ngguk. "Bai
becek, udara lembap menusuk tulang. Nayra duduk di teras, membungkus p
laki-laki berlari kecil ke arah r
! Ini dari r
n dari dr. Hendra - permintaan resmi agar ia
engembang t
rdan muncul, wajahnya tampak lelah setelah pulang dari markas. I
u a
ka ingin aku membantu t
ngguk pelan. Tidak ada kemarahan kali ini. Justru, un
u, lakukan d
oleh nada suara yang lembut
atan dengan perempuan y
tu menancap
di antara keduanya. Ardan mulai menyapa dengan nada biasa, kadang menanyakan kabar hari Nayra di rumah s
dang menulis catatan kecil tentang pasien yang ia tang
" katanya
r itu, jemarinya bersentuhan singkat dengan tan
it?" tanya Ardan, du
enang. Setidaknya,
berwarna oranye. "Kau tahu, dulu aku pikir aku ti
ut. "Aku juga tidak pernah m
lan, "Aku mulai menyadari, kadang oran
getar. Ia hanya tersenyum, memili
uk ke kamar, Nayra masih duduk di luar, mena
alanan ini m
jak terjebak di tubuh ini, ia
ba-tiba, tapi rasa hormat, pengertian, dan benih kecil dari se
Nayra berjanji pa
maka ia akan memanfaatkannya, bukan hanya