PERTAMA UNTUK NAIMA
kembali ke kampung Almarhum orang tuanya jika belum sukses. Sebelum berangkat, Naima menyempatkan diri berziarah, meminta r
t. Apalagi pamannya hanya sebagai buruh tani. Rumah peninggalan orang tuanya masi
tujuan, di zaman canggih seperti ini Naima bisa menemukan kost murah dengan cepat. Dengan s
tidak kesulitan. Naima duduk di trotoar sambil menunggu ojek yang dia pesan datang. Apakah takut sendirian? Naima terbiasa berdikari, mengikuti banyak kegiatan di sekolah. Takut bukan menjadi bagian dari diri Naima.
an menabrak trotoar tidak jauh dari tempatnya berdiri. Rasa terkejut sempat mengguncang kesadaran Naima, tapi dengan cepat ia tersadar. Asap mengepul dari bagian depan mobil, Naima berlari kearah mobil dan menemukan
ima jengah orang yang seharusnya ditolong malah di videokan. Naima memberikan ongkos kepada ojek yang sudah ia pesan. Me
ang datang dengan sigap mengeluarkan k
tapi rasa iba membuatnya mengalahkan ego. Seorang yang membantu menyerahkan handphone kunci mobil dan dompet korban, sem
nan ojek onlinenya. Beruntung Nai
wajahnya. Mengamati lelaki dengan rambut sedikit gondro
sang perawat memecah keangke
nya itu nabrak trotoar di dekat saya berdiri. Untu
ini?" tanya perawat di sampin
anggil ambulan mas," uc
ira mbak pacarnya." Ma
a ikhlas nolongin." N
et korban kecelakaan tadi, Alberico Steinson. KTPnya juga KITAS
ico?" petugas administra
pir di tabrak oleh pak Alberico."
erharga di laci samping tempat tidur. Naima menaruh tas cariernya di lantai, mendudukan dirinya pada kursi di samping brangkar. Mengamati pria
ya?" tanya Naima pada perawat y
m sadarkan diri, semoga saja secepatnya ya mbak." jawab per
erdekat membelikan air mineral dan roti. Naima tidak tahu itu akan berguna atau tidak. Naima ingin segera sampai kost.
rangnya ada di dalam nakas," ucap Naima berpamitan, walau seben
awat tau Naima yang mengantar sa
honenya di kunci." jelas Naima, menyampirka
Perawat itu tersenyu
rmisi," Naima segera meninggalkan rumah sakit. Segera
di transfer. Setelah mendapat kunci Naima segera menuju ke lantai dua di ujung sebelah tangga. Kamar kost no. 7, Kamarnya luas dengan kamar mandi d
u-ibu di depan kost. Setelah sarapan, Naima merbahkan tubuh lela
*
yang sangat hebat. Meneliti setiap sudut kamar yang dia tempati. R
sabar memencet tombol darurat, per
a keadaan anda?" tanya perawat me
Albe masih tidak ta
ami trauma ringan dan sedikit luka." Albe teringat detik-detik kecelakaan, dia me
Albe penasaran, bisa panjang urusannya kalau berhu
bapak, tapi semua barang pribadi bapak diletakkan di dalam naka
uat perawat tertegun, karena lupa menany
ak bisa menanyakan di bagian administrasi pendaftar
akas, beserta kunci mobil dan dompet. Albe memeriksa dompet, dan tidak
lia? Oh ya, sekalian cari tahu mobil saya bagimana." kata A
nakas, ada juga piring berisi nasi, sayuran dan lauk. Namun itu tak menggugah seleranya. Dia sangat haus dan lapa
ial, beruntung polisi datang setelah ambulan membawanya. Siapa wanita yang menolongnya? Albe
ok teman seperjuangannya di negara ini da
abrak trotoar. Lo ngantuk?" Jaka teman sekaligus sahab
elah saya berada di kamar ini." Albe hanya mengendikka
bentar aku tanya ke suster." Ja
e berharap bisa pulang secepatnya karena dia merasa baik-baik
uk ga usah dipaksa, kenapa ga nginep di Bandung aja?" omel Ja
an? Saya ingin semua rampung dan beres sebelum saya pula
Mana sanggup gue nguru
aybe. Orang tuaku ingin
aset lo," Jaka tertawa menggoda. Mereka sudah berteman sejak
okter memperbolehkan Albe pulang karena memang tidak ada yang perlu di khawatirkan, beruntung ABS mengembang dan Albe
ya. Perawat memeriksa dan menemukan nama Naima, hanya Naima yang tertera disana. Tidak ada alamat ataupun k
a Jaka melihat sahab
rempuan, tapi saya tidak tahu siapa? Karena saat saya b
k Albe, menuntun h
... " Jaka menenangkan Albe, benar juga. Apalagi di Jakarta, pasti banyak yang pamrih. Namun prinsi
viral di media sosial, mungkin wanita itu ada