PERTAMA UNTUK NAIMA
dan Albe tak dapat dijabarkan dengan kata. Entah apa, seperti dua insan yang menanti begitu lama untuk sebuah
ling canggung, melepask
gat shock dengan kebetulan yang dia alami. Menggigit bibir sambil berp
n belum sadar," kata Naima tak tahu harus bersikap bagaimana. Biasanya dia akan santai, namun le
alau kita ke suatu tempat, izinkan saya menjamu anda sebagai ucapan terima kasih saya," tawar Albe kepada wanita yang ternyata sangat rupawan di mata
kok," tukas Naima, menatap pada sorot
kin lain kali jika anda keberatan pergi dengan saya untuk saat ini," bujuk Albe ta
lbe membukakan pitu penumpang untuk Naima. S
kan tujuan mereka. Naima menggeser badannya menyamankan diri.
mendadak. Informasi yang bapak ojek berikan benar. Suara klakson bersahut sa
k?" tanya Naima keheranan dengan
lu." timpal Albe, Naima hanya mengangguk-anggukkan ke
ya seperti kelu, otaknya mengosong tak ada apapun yang bisa dia temukan di sana. Berduaan dengan seorang perempuan sudah biasanya baginya, tapi dengan perempuan ayu dan rupawan di sampingnya ini. Seolah dunianya berhenti. Dengan cepol k
menunjuk rumah yang sempat beberapa kali Albe dan Viran l
a Albe memberhentikan mobil
kost putri," Naima memb
Aku tidak dapat membalasnya walau dengan hidupku," ucap aA
k menabrakku," beber Naima sambil melepaskan sabuk yang melilit tubuhnya.
melihat tangan dengan jari lentik di depannya, sambil tersenyum penuh arti Albe membalas uluran ta
tikan hingga sosok Naima menghilang di balik pintu pagar yang menjulang. Memerosotkan diri, Albe me
ndapat shift sore. Hari liburnya jatuh pada hari Jum'at untuk ming
ng entahlah Naima tidak begitu paha
a mengakrabkan diri dengan Naima. Dengan pegawai lain Jaka bisa la
pa ada kesulitan?" tanya J
nya," ucap tulus Naima membuat Jaka hanya menghela napas gugup.' Kamarana wae abdi ieu aya awew
ma memperhatikan Jaka yang berkali k
" tutup Jaka berlari menuju tangga ke ruangannya. Naima memperhatikan sikap abs
api yang di lihat dari mata Albe, para pengunjung cafe terlihat lebih nyaman di beri layanan oleh Naima. Albe mengamati dari dalam ruangannya yang sedikit agak jauh, tapi tetap dapat memantau suasana ca
saat Albe bersusah payah mencari ke catatan sipil padahal di kantornya ada data lengkap tentang Naima. Albe tidak mengerti de
ebelum tanda tutup di pasang. Setelah membersihkan dan merapikan Cafe semua pegawai be
likkan badan. Naima celingukan mencari sosok yang meman
ematung. Hampir tengah malam, meilih menerima atau tidak. Naima di ambang kebimbangan. Albe turun dari mobil, dia sen
n lewat ya?" Na
dak baik pulang sendirian. Ayo aku antar, aku pastikan ka
kanmu terus." Naima mengut
ang diutarakannya. Ada makna tersirat dari kata kata Albe bahwa dia senang
lagi kan?" tanya Naima me
sih berhutang padamu," pinta Albe memberanikan diri, Naima menimbang menggigit bibir bagian d
Meminta Naima mengetikkan nomor gadis itu. Naima memencet tombol telpon dan mendial nomo
lbe memberikan sebuah senyuman tulus untuk Naima. Naima te
dan sopan, Albe rupawan tipe wajah yang mudah di ingat walau kemarin Naima sempat melupakan sejenak. Namun sejak pertemuan kedua d
h ia jat