PERTAMA UNTUK NAIMA
ulai membuka dua kelopak mata dengan netra coklat gelap. Suara keramaian pagi menyadarkan dari tidurnya,
i temani segelas teh hangat. Naima bersyukur untuk nikmat yang Tuhan beri, tidak perlu mewah tapi mengenyangkan
g melingkar di pergelangan tangannya setengah delapan sudah terlewati. Naima berdoa dalam hati pekerjaan ini masih menjadi rezekinya. Menggigit kukunya sedikit panik, Naima tak henti melihat ke arah depan. Busway yan
ni pengalaman baru, dan hal yang baru. Mendekati meja resepsio
si daftar hadir, nanti akan ada training." Naima belum berkata kata, Tapi sang rese
di terima?" Naima menco
jeng mengulurkan tangannya, ga
rsenyu
ran tangan Ajeng dan mnyamb
u 20 tahun," Ajeng memberik
hun," jawab Naim
nama aja ya?" kata Ajeng menc
b Naima menyetujui. Peserta lain berdatangan,
gai seorang waitress, tapi ia senang. Akhirnya Naima mendapatkan pekerjaan pertamanya. mereka akan di training sebelum cafe mulai beroperasi. Yang memberikan pembekalan bukan bapa
ng. Mereka sudah di bekali dengan kiat-kiat menerima tamu dan melayani tamu. Cafe disini sangat moder
opening. Menu yang akan disajikan tertata dengan rapi di atas meja panjang. Albe a
Jaka mencicipi salah satu menu anda
bakat, tapi masakannya fant
sa sesukses yang di Bandung,"
ncari penolong lo?" Jaka mengal
ang tertutup tas, jadi sepertinya akan susah," keluh Albe melet
lum ada 2 minggu lho!"
udah tau Nama panjangnya," kata Albe sem
ahahaha" ucap jaka asal. Tapi Jaka tertawa, membayangkan Albe m
mempunyai nama seperti perempuan itu." pikirn
daripada main cewek a
terakhir dia mengerjaiku memberikan kartu pass kosong," s
dengan tingkah ajaibnya." keluh Albe hanya menggelen
ng langsung di sanggupinya. Albe mengedarkan pandangan ke penjuru meja. Sebagai penggagas dan pemilik modal terbesa
jah ayu yang menjadi perhatian utamanya. Jaka menyapa semua pegawai dengan ramah. Masing masing sudah memakai seragam, fa
ai atas, Albe memperhatikan sekilas kegiatan para pegawainya. Saat melihat Naima, Albe seperti terseret ke masa 3 hari yang lalu, saat gadis tak dikenal menolong membayar
*
akhirnya merek bekerja 1 hari penuh. Naima merebahkan badannya di kasur kamarnya, tak menyangka melayani orang sangat menyita tenaga. K
i tapi tidak seperti saat grand opening. Saat di ujung lorong Jaka melintas membawa secangkir kopi. Naima tersenyum meny
upiah. Albe berhasil mendapatkan data nama perempuan dengan nama depan Naima dari seluruh Indonesia. Padahal Albe hanya meminta dari wilayah Jakarta, mungkin karena Albe salah c
mempersiapkan keberangkatannya ke Amerika. Saat keluar dari cafe Albe menemukan perem
alanya sedikit terkejut, seperti mengenali, tapi cahay
sekilas. Ia memasang kuda
doh tidak menanyakanmu saat itu,"tutur Albe langsung
enyum sekilas. Lega karena ternyata mere
e mengulurkan tangannya. Nai
n atau kamu mau aku mengembalikan uangmu?" ujar Albe memb
anti apapun," kata Naima mencoba bersikap sopan. Sebenarnya tidak
ngulurkan tangannya. Naima akhirny
ama yang sama dengan penolongnya saat kecelakaan? Juga menolongnya membelikan tik
Naima tertegun, seperti mengenali wajah lelaki asing di hadapannya. Naima me
man merekah di wajah Albe, bidadari tak bersayap, malaikat