Ketika Istri Sah Hanya Dijadikan Pengasuh Anakmu
/0/29057/coverbig.jpg?v=fb2b6fb57b02bcb8c4d7569a9227d493&imageMogr2/format/webp)
aju pelan di jalanan basah. Dari balik kemudi, Reno Adiprana menatap lurus ke depan, sesekali menghela napas panjang
erutama kepada dirinya sendiri. Ia masih mengingat jelas pagi itu, saat Rhea pamit dengan tawa kecil karena terlamba
pat. Begi
ang, makan seadanya, lalu tidur di ranjang yang terasa terlalu luas dan dingin. Tidak ada lagi su
tur," ujar rekan kerjanya suatu siang. "Mulai bula
, pindah kota berarti meninggalkan semua bayangan masa lalu di Jakarta,
ap foto Rhea di meja kerja, akhirnya ia sadar: diam di t
n panjang menuju Yogyakarta dengan perasaan campur adu
ok kuru
terbuka lebar. Perempuan itu memeluk Reno erat-erat, seo
"Biasa, Bude. Makan di
udah masak sayur lodeh kesukaanmu," ujarnya
aroma rumput dan tanah yang khas. Dari halaman belakang, gunung menjulang megah dengan kabut tipis yang menutupi punca
s dalam-dalam. "Te
tinggi. Tapi juga nggak ada kesepian kalau kamu mau b
. "Saya belum tahu, Bude...
a tahu, luka Reno masih dala
empat Reno bekerja jauh lebih kecil, suasananya santai, tap
arak. Setiap sore ia pulang ke desa, menembus jala
pagi, rutinit
rna. Penjual sayur duduk bersila di atas tikar, aroma tempe goreng dan daun pisang bercampur di udara.
g sederhana, pipinya sedikit merah karena pa
matang," katanya rama
yang tertulis 'Bubur Sehat Mira
a perempuan itu sambil m
tu tiba-tiba menohok. Ia menunduk, lalu ters
enunduk. "Maaf, Mas. Saya kira-ya, soal
," jawab R
alam wadah kertas, Reno sempat melirik papan kecil d
kalimat itu membuatnya berh
ke kota, ia selalu mampir membeli semangkuk bubur. Kadang rasa labu, kadan
radipta, nama perempuan itu, suatu pag
di kota," jawab Reno sambil menunggu bu
anget, ya. N
g," ujarnya sambil menatap wajah Mira. Ia tidak tahu kenapa, t
lama tak ada yang mem
jualan bubur bayi? Latar belakang
n gizi, Mas. Tapi setelah lulus, Bapak saya sakit. Demensia. Kadang lupa wak
, diam. "Maaf,
gung gimana tetap bisa dapat penghasilan tanpa ninggalin rumah. Akhir
no tulus. "Bisa
adang harus kuat karena
ingatan. Karena entah kenapa, ia merasa
kan. Kadang mereka berbincang sebentar soal cuaca, kadang tentang bahan makanan, kadang sekadar sal
tentu men
nyum sendiri, lho," ujarnya suatu ma
masa,
makan aja diam. Sekarang tiap mal
ba mengalihkan. "Namanya
ya curiga. "Adaptas
rsenyum malu. Ia tahu Bude Ratn
icin, kabut turun cepat. Di tikungan dekat pasar, ia melihat gerobak bubur M
ra tengah memindahkan bahan-bahan dari gerobak
ggil Reno dari d
t kaget. "Mas Reno?
sih di luar, saya k
elam dalam hujan. "Masih sempat aj
iapa tahu Mbak Mira
" jawabnya sambil menunjukkan payung
. Hujan makin deras, tapi entah kenapa suasana itu terasa hangat. Set
au nggak dibantu, bubur
ul tipis. "Sama-sama. Saya juga butu
ar. "Berhenti kerj
k merasa kosong. Tapi kalau berhe
awah gemericik hujan dan aroma teh, dua orang i
dur. Ia memandangi foto Rhea di meja ke
k tahu apakah ini salah, tapi aku m
bukan karena kehilangan. Melainkan karena ia tahu, mu
n gerobak bubur Mira kosong. Hanya tertulis p
npa berpikir, ia mencari alamat yang tertera di papan itu, men
di teras, menenangkan seorang pria tua
k," ucapnya lembut. Tapi pria
i masuk. Tapi Mira melihatnya, l
cuma mau l
lagi lupa lagi. Tadi sempat marah-m
ang lelah. "Kalau butuh
a kasih. Tapi ini cuma sement
ingkali berarti "selamanya". Tapi i
o sering membantu mengantar bahan ke pasar, kadang
ara uap panci dan tawa keci
balik kabut Merapi, Mira berkata, "Mas ta
um. "Sudah,
rena saya ingin belajar sabar. Bubur itu butuh wa
a cahaya lembut di mata Mira, yan
ngkin, saya juga sedang
yang dipenuhi bintang. Suara serangga bersahutan. Dari j
ya?" kata
e. Tenang
nggak kasih kita orang yang kita mau, tapi ora
utar seperti napas hangat kehidupan. "Mu
a dari dapur rumah
tersenyum bukan karena kenangan masa lalu-melain