Ketika Istri Sah Hanya Dijadikan Pengasuh Anakmu
api di dapur rumah Bude Ratna, aroma kopi hitam dan gorengan membuat suasana hangat. Re
rasa jauh berbeda. Ia mulai bangun pagi tanpa rasa berat di dada. Mulai menikmati perjalanan ke kantor,
bak bubur itu tidak
sa yang lewat membawa keranjang sayur. Papan kecil bertuliskan "Bubur Sehat Mira" mas
ehilangan yang aneh, meski ia tahu itu konyol unt
ra, ya?" tanya seorang
Iya, Bu. Biasanya
Katanya Bapaknya Mbak Mira dibawa k
gin. Tanpa pikir panjang, ia menstarter mobi
ampur di udara. Di pojok ruang tunggu, ia melihat Mira duduk sendirian, menunduk d
.." panggil
t. "Mas Reno? Kok bis
dari warga. G
tiba-tiba panik, nyari jalan pulang ke kampung lamanya di Klaten.
a bicara. Kadang diam lebih b
erlalu sebelum M
Bapak nggak ingat saya lagi...
apak lupa, kamu tetap anaknya, Mir. K
li menggenang. "Kata-kata Mas Reno terlalu
ru yang paling sering j
i bubur, tapi sekadar memastikan semuanya baik-baik saja. Kadang ia datang
ama ia menyerah. "Kalau Mas Reno terus datang
ini saya bayar bubur yang
"Mas Reno itu
tawa kecil, aroma bubur labu yang mengepul, dan obrolan ringan tentang hidup. Tap
i. Tapi karena perempuan itu satu-satunya
, masa lalu datan
a bergetar. Nama yang muncul di layar membua
o, D
di Jogja.
a napas. "Ad
i Rhea. Aku nemuin jurnalnya wa
aja sudah cukup membuat kenangan lama b
ketemu di
tika Rhea meninggal, kini sudah jadi perempuan dewasa. Se
u catatan lusuh berwarna cokelat. "Rhea nu
ngan gemetar. Helaan napasnya te
as mulai hidup lagi. Tapi aku cuma mau bilan
ri mata adik iparnya. "Kamu nggak tahu
as. Dia nulis sendiri di
sanggup b
u perlahan. Tulisan tangan Rhea masih sam
ia lagi. Aku tahu dia keras kepala, tapi aku cu
mbuat dadanya
mar. Air matanya jatuh pelan tanpa suara. Ia sadar
. Tapi kali ini bukan sekadar ingin tahu kabar. Ia ingin bicara
laki-laki dari dalam rumah. Reno berhenti di
gini. Aku tahu kamu masih bisa k
u membantu memperbaiki gerobak. Dari sela pintu yang terbuka, Re
, aku nggak bisa ninggalin
erhenti di sini, Mir. Aku cum
erlihat. Tapi sebelum ia pergi, Mira berkata lirih
meninggalkan halam
a tetap mampir sesekali, tapi tidak seperti dulu. M
gu mobil putih itu lewat seperti biasa. Tapi mobil
g selalu peka,
ajahmu kayak orang k
k tahu, Bude. Mungkin saya taku
lahan
api nggak bis
en, cinta bukan tentang menyela
giang di kepala Re
pikirannya jadi kacau. Ia mulai bertanya-tanya, apakah benar keputusannya untuk
eras sambil menatap langit. Angin gunung berembus
menyala. Reno berdiri di s
uduk?" tanyan
angguk. "
ra cukup lama. Hanya su
sudah agak membaik,"
... tiap hari kayak lotre.
u suatu hari kamu bisa ningg
oleh. "M
up di kota, kerja di
pi sekarang... aku merasa, mungkin Tuhan naruh aku di
ggak merasa
ihat Bapak bisa makan bubur den
aku kehilangan seseorang karena terlalu sibuk mene
nya. "Mas Reno masih menci
membuat waktu s
ggak tahu. Tapi aku tahu, aku ngga
u, berhentilah menyamakan s
Tapi hening yang aneh-men
knya mulai menurun. Mira jarang ke pasar, dan Reno semakin jarang bertemu dengannya. Namun setiap kali ia
re, ia menerima
ya mau ketemu. Kata
sampai, pria tua itu duduk di kursi, wajahnya pucat
a,
k saya keras kepala, tapi hatinya b
matanya mulai berkaca-
il itu ikut berduka. Reno ikut membantu pemakaman, diam-diam, tak banyak bicara. Tapi setiap ka
ra datang ke rumah Bude Ratna
anya lirih pada Reno. "Katanya, kasih ke o
Di dalamnya ada sapu tangan putih b
aku. "I
angan ini dikasih Rhea waktu mereka sama-sama jadi relawa
ak. Reno menggenggam sapu t
.. tempat
gkin bukan kebetulan
ng kini tampak lebih tenang
ilangan. Tapi mungkin juga, kita disatukan bukan buat me
ipis tapi hangat. "Kalau begi
h dalam cahaya senja. Angin berembus memb
esuatu yang baru-bukan cinta yang berapi-api, tap
lahan dari arah gunung, menyelimuti atap rumah dan sawah yang menguning di kejauhan. Suar
h langit, membiarkan udara dingin menusuk kulit. Setiap pagi di sini seperti pengingat kecil bahwa hidup masih
nggil dari dapur. "Kalau mau
ecil. "Iya, Bude. Saya cu
erlu karbohidrat juga. Sudah kur
ecil. "Bude in
nuh dengan hidangan: sayur lodeh, tempe goreng, dan sambal bawang. Aroma masakann
ya dengan sorot mata hangat. "Aku dengar dari Pa
ok nasi. "Cuma bantu sedikit,
berbaur juga. Waktu pertama datang, mukamu kaya
s-terusan hidup di masa lalu, Bude. Saya pikir, mun
angguk pelan. "Mungkin juga karena ada
nasi. "Bude...
u mampir ke pasar pagi-pagi sekali, padahal kamu bisa sarapan di kantor. Kalau buk
nya memanas. "Cuma.
i, kenapa kamu bantu dia an
ging di wajahnya. "Sudah kubilang, Reno. Hati yang hancur bukan berarti
itu berputar-putar di kepalany
uk di kantin sambil menatap layar p
yang pesan. Bapak saya senang banget,
tanpa sadar. Ia
ir. Bapakmu s
bingung siapa saya. Tapi s
a sendirian. Ia pernah melihat langsung bagaimana lelaki tua itu duduk termenung
uan, kabari aja y
sore ini,
t, Mas. Saya
cuma pengen lihat k
yang tak kunjung datang. Mungkin Mira merasa canggung. Mungkin juga ia takut salah menafsi
ikan motornya di depan rumah kecil Mira. Gerobak bubur sudah di
butnya diikat asal, wajahnya masih basah ker
antai, menurunkan helm. "Tapi kelih
u. "Baru kelar. Ta
. Usahamu m
pat berpindah ke dalam rumah. "Bapa
edikit. "Boleh
olong duduk sebentar? Kadang Bapak suka bangun kaget kalau dengar sua
ursi bambu, memandangi pekarangan kecil yang di
ka melati?"
paya rumah ini tetap wangi. Katanya, kalau melati
ebiasaan begitu," katanya pelan. "Dulu setiap pagi aku nyalain lilin di kamar istriku. Tap
gkin bukan tersesat, Mas. Mungkin
angkrik yang mulai muncul, dan bun
ahu banyak soal kehilangan. Tapi aku tahu rasanya takut setia
oleh. "B
, Nak?' Aku cuma bisa senyum dan jawab, 'Saya Mira, Pak. Ana
empati, mungkin karena sesuatu yang lebih dari itu.
gak banyak orang yang mau denger c
no jujur. "Aku cuma kagu
au aku nggak kuat, siapa l
Reno pamit pulang, Mira memberinya sebungkus kecil b
g terasa manis bukan buburnya-melainkan c
mampir ke rumah Mira setelah pulang kerja, kadang hanya untuk membawa bah
kan. Ada bisik-bisik kecil
?" tanya seorang ibu m
strinya meningg
et ke rumah Mira.
butuh teman juga. Lagi
Saat makan malam, beliau berdeham pelan. "Reno,
sendok. "Bude
"Aku nggak larang kamu dekat sama Mira. Tapi hati-hat
pas. "Saya cuma.
an sampai berubah jadi janji
Ia menatap foto lama istrinya, Aila, yang masih tersim
"Kalau aku belajar menci
awab dengan ding
ih pagi dari biasanya. Tapi kali ini suasananya berbe
anggilny
da ja
terdengar langkah pelan dari dalam. Pintu terbuka
uh?" tanya
am beliau keluar rumah. Aku nemuin dia pagi-pagi
uang tengah, lelaki tua itu duduk di kursi ba
no pelan. "Saya
menggenggam tangannya erat. "Aila..." su
ra menutup mulutn
ila, ini Mas Reno
matanya mulai basah. "Aku kangen kamu, La..
ila, seperti menghantam sisi hatinya y
a tenang. "Biar aku jagain Bapak
gangguk, menun
. Di dadanya, ada perasaan campur aduk: iba, haru, tapi juga ketakutan. Ketakutan bahwa ia mula
an rumah Mira. Bulan separuh tergantung di la
u hari kamu butuh tempat bersandar
nya serak. "Aku nggak mau jadi seseorang
a dalam. "Aku datang karena kam
h di punggung tangan Reno. "Aku takut, M
ada yang tahu sampai kapan sesuatu bertahan. Tapi
"Bapak mungkin nggak akan ingat si
emerbak, dua hati yang terluka perlahan menemukan cara baru untuk