icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Istri Sah Hanya Dijadikan Pengasuh Anakmu

Bab 2 menikmati perjalanan

Jumlah Kata:3226    |    Dirilis Pada: 28/10/2025

api di dapur rumah Bude Ratna, aroma kopi hitam dan gorengan membuat suasana hangat. Re

rasa jauh berbeda. Ia mulai bangun pagi tanpa rasa berat di dada. Mulai menikmati perjalanan ke kantor,

bak bubur itu tidak

sa yang lewat membawa keranjang sayur. Papan kecil bertuliskan "Bubur Sehat Mira" mas

ehilangan yang aneh, meski ia tahu itu konyol unt

ra, ya?" tanya seorang

Iya, Bu. Biasanya

Katanya Bapaknya Mbak Mira dibawa k

gin. Tanpa pikir panjang, ia menstarter mobi

ampur di udara. Di pojok ruang tunggu, ia melihat Mira duduk sendirian, menunduk d

.." panggil

t. "Mas Reno? Kok bis

dari warga. G

tiba-tiba panik, nyari jalan pulang ke kampung lamanya di Klaten.

a bicara. Kadang diam lebih b

erlalu sebelum M

Bapak nggak ingat saya lagi...

apak lupa, kamu tetap anaknya, Mir. K

li menggenang. "Kata-kata Mas Reno terlalu

ru yang paling sering j

i bubur, tapi sekadar memastikan semuanya baik-baik saja. Kadang ia datang

ama ia menyerah. "Kalau Mas Reno terus datang

ini saya bayar bubur yang

"Mas Reno itu

tawa kecil, aroma bubur labu yang mengepul, dan obrolan ringan tentang hidup. Tap

i. Tapi karena perempuan itu satu-satunya

, masa lalu datan

a bergetar. Nama yang muncul di layar membua

o, D

di Jogja.

a napas. "Ad

i Rhea. Aku nemuin jurnalnya wa

aja sudah cukup membuat kenangan lama b

ketemu di

tika Rhea meninggal, kini sudah jadi perempuan dewasa. Se

u catatan lusuh berwarna cokelat. "Rhea nu

ngan gemetar. Helaan napasnya te

as mulai hidup lagi. Tapi aku cuma mau bilan

ri mata adik iparnya. "Kamu nggak tahu

as. Dia nulis sendiri di

sanggup b

u perlahan. Tulisan tangan Rhea masih sam

ia lagi. Aku tahu dia keras kepala, tapi aku cu

mbuat dadanya

mar. Air matanya jatuh pelan tanpa suara. Ia sadar

. Tapi kali ini bukan sekadar ingin tahu kabar. Ia ingin bicara

laki-laki dari dalam rumah. Reno berhenti di

gini. Aku tahu kamu masih bisa k

u membantu memperbaiki gerobak. Dari sela pintu yang terbuka, Re

, aku nggak bisa ninggalin

erhenti di sini, Mir. Aku cum

erlihat. Tapi sebelum ia pergi, Mira berkata lirih

meninggalkan halam

a tetap mampir sesekali, tapi tidak seperti dulu. M

gu mobil putih itu lewat seperti biasa. Tapi mobil

g selalu peka,

ajahmu kayak orang k

k tahu, Bude. Mungkin saya taku

lahan

api nggak bis

en, cinta bukan tentang menyela

giang di kepala Re

pikirannya jadi kacau. Ia mulai bertanya-tanya, apakah benar keputusannya untuk

eras sambil menatap langit. Angin gunung berembus

menyala. Reno berdiri di s

uduk?" tanyan

angguk. "

ra cukup lama. Hanya su

sudah agak membaik,"

... tiap hari kayak lotre.

u suatu hari kamu bisa ningg

oleh. "M

up di kota, kerja di

pi sekarang... aku merasa, mungkin Tuhan naruh aku di

ggak merasa

ihat Bapak bisa makan bubur den

aku kehilangan seseorang karena terlalu sibuk mene

nya. "Mas Reno masih menci

membuat waktu s

ggak tahu. Tapi aku tahu, aku ngga

u, berhentilah menyamakan s

Tapi hening yang aneh-men

knya mulai menurun. Mira jarang ke pasar, dan Reno semakin jarang bertemu dengannya. Namun setiap kali ia

re, ia menerima

ya mau ketemu. Kata

sampai, pria tua itu duduk di kursi, wajahnya pucat

a,

k saya keras kepala, tapi hatinya b

matanya mulai berkaca-

il itu ikut berduka. Reno ikut membantu pemakaman, diam-diam, tak banyak bicara. Tapi setiap ka

ra datang ke rumah Bude Ratna

anya lirih pada Reno. "Katanya, kasih ke o

Di dalamnya ada sapu tangan putih b

aku. "I

angan ini dikasih Rhea waktu mereka sama-sama jadi relawa

ak. Reno menggenggam sapu t

.. tempat

gkin bukan kebetulan

ng kini tampak lebih tenang

ilangan. Tapi mungkin juga, kita disatukan bukan buat me

ipis tapi hangat. "Kalau begi

h dalam cahaya senja. Angin berembus memb

esuatu yang baru-bukan cinta yang berapi-api, tap

lahan dari arah gunung, menyelimuti atap rumah dan sawah yang menguning di kejauhan. Suar

h langit, membiarkan udara dingin menusuk kulit. Setiap pagi di sini seperti pengingat kecil bahwa hidup masih

nggil dari dapur. "Kalau mau

ecil. "Iya, Bude. Saya cu

erlu karbohidrat juga. Sudah kur

ecil. "Bude in

nuh dengan hidangan: sayur lodeh, tempe goreng, dan sambal bawang. Aroma masakann

ya dengan sorot mata hangat. "Aku dengar dari Pa

ok nasi. "Cuma bantu sedikit,

berbaur juga. Waktu pertama datang, mukamu kaya

s-terusan hidup di masa lalu, Bude. Saya pikir, mun

angguk pelan. "Mungkin juga karena ada

nasi. "Bude...

u mampir ke pasar pagi-pagi sekali, padahal kamu bisa sarapan di kantor. Kalau buk

nya memanas. "Cuma.

i, kenapa kamu bantu dia an

ging di wajahnya. "Sudah kubilang, Reno. Hati yang hancur bukan berarti

itu berputar-putar di kepalany

uk di kantin sambil menatap layar p

yang pesan. Bapak saya senang banget,

tanpa sadar. Ia

ir. Bapakmu s

bingung siapa saya. Tapi s

a sendirian. Ia pernah melihat langsung bagaimana lelaki tua itu duduk termenung

uan, kabari aja y

sore ini,

t, Mas. Saya

cuma pengen lihat k

yang tak kunjung datang. Mungkin Mira merasa canggung. Mungkin juga ia takut salah menafsi

ikan motornya di depan rumah kecil Mira. Gerobak bubur sudah di

butnya diikat asal, wajahnya masih basah ker

antai, menurunkan helm. "Tapi kelih

u. "Baru kelar. Ta

. Usahamu m

pat berpindah ke dalam rumah. "Bapa

edikit. "Boleh

olong duduk sebentar? Kadang Bapak suka bangun kaget kalau dengar sua

ursi bambu, memandangi pekarangan kecil yang di

ka melati?"

paya rumah ini tetap wangi. Katanya, kalau melati

ebiasaan begitu," katanya pelan. "Dulu setiap pagi aku nyalain lilin di kamar istriku. Tap

gkin bukan tersesat, Mas. Mungkin

angkrik yang mulai muncul, dan bun

ahu banyak soal kehilangan. Tapi aku tahu rasanya takut setia

oleh. "B

, Nak?' Aku cuma bisa senyum dan jawab, 'Saya Mira, Pak. Ana

empati, mungkin karena sesuatu yang lebih dari itu.

gak banyak orang yang mau denger c

no jujur. "Aku cuma kagu

au aku nggak kuat, siapa l

Reno pamit pulang, Mira memberinya sebungkus kecil b

g terasa manis bukan buburnya-melainkan c

mampir ke rumah Mira setelah pulang kerja, kadang hanya untuk membawa bah

kan. Ada bisik-bisik kecil

?" tanya seorang ibu m

strinya meningg

et ke rumah Mira.

butuh teman juga. Lagi

Saat makan malam, beliau berdeham pelan. "Reno,

sendok. "Bude

"Aku nggak larang kamu dekat sama Mira. Tapi hati-hat

pas. "Saya cuma.

an sampai berubah jadi janji

Ia menatap foto lama istrinya, Aila, yang masih tersim

"Kalau aku belajar menci

awab dengan ding

ih pagi dari biasanya. Tapi kali ini suasananya berbe

anggilny

da ja

terdengar langkah pelan dari dalam. Pintu terbuka

uh?" tanya

am beliau keluar rumah. Aku nemuin dia pagi-pagi

uang tengah, lelaki tua itu duduk di kursi ba

no pelan. "Saya

menggenggam tangannya erat. "Aila..." su

ra menutup mulutn

ila, ini Mas Reno

matanya mulai basah. "Aku kangen kamu, La..

ila, seperti menghantam sisi hatinya y

a tenang. "Biar aku jagain Bapak

gangguk, menun

. Di dadanya, ada perasaan campur aduk: iba, haru, tapi juga ketakutan. Ketakutan bahwa ia mula

an rumah Mira. Bulan separuh tergantung di la

u hari kamu butuh tempat bersandar

nya serak. "Aku nggak mau jadi seseorang

a dalam. "Aku datang karena kam

h di punggung tangan Reno. "Aku takut, M

ada yang tahu sampai kapan sesuatu bertahan. Tapi

"Bapak mungkin nggak akan ingat si

emerbak, dua hati yang terluka perlahan menemukan cara baru untuk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka